Jumat, 30 November 2012

Lo Kheng Hong : menjadi kaya sambil tidur

Sembari ongkang-ongkang kaki, lenggang kangkung, dan tidur pulas, Lo Kheng Hong bisa menjadi miliarder di pasar saham dan mengeduk gain hingga 150.000%. Itukah buah filosofi ‘menjadi kaya sambil tidur’?

Asetnya di pasar saham disebut-sebut bernilai triliunan rupiah. Ia mengoleksi sejumlah saham yang mampu mencetak keuntungan investasi (capital gain) hingga ratusan, ribuan, bahkan ratusan ribu persen. Tapi, jangan bayangkan pria berusia 52 tahun ini punya karakter dan penampilan glamour, agresif, dinamis, meledak- ledak, atau beradrenalin tinggi.

Lo Kheng Hong adalah pribadi yang bersahaja, sabar, rendah hati, kalem, bahkan terkesan dingin. Boleh jadi, pembawaannya inilah yang menjadikan Kheng Hong sukses sebagai investor di pasar saham.

Yang pasti, Kheng Hong tak hanya lihai memilih saham-saham yang mampu menghasilkan gain besar. Ia juga mahir memosisikan diri di lantai bursa, baik saat pasar bearish maupun bullish. Tapi Kheng Hong bukan tipe investor yang sepanjang hari memelototi pergerakan harga saham atau setiap saat mencermati perkembangan isu, rumor, dan berita di lantai bursa, dengan kewaspadaan ekstra tinggi. Ia juga tidak melengkapi diri dengan handphone canggih, laptop terkini, notebook, iPad, atau perangkat paling mutakhir sejenisnya.

Kheng Hong memang lebih memosisikan diri sebagai investor jangka panjang ketimbang investor jangka pendek atau trader. Mungkin, itulah sebabnya, kalangan praktisi pasar saham menjulukinya sebagai ‘Warren Buffett Indonesia’.

“Investor di pasar saham kebanyakan ikut-ikutan dan tidak mengerti saham apa yang dibeli. Kebanyakan orang panik karena mereka tidak tahu apa yang mereka beli. Semakin cepat panik seorang investor, semakin menunjukkan bahwa ia tidak tahu apa-apa,” kata Lo Kheng Hong kepada wartawan Investor Daily Nurfiyasari dan Abdul Aziz serta pewarta foto Eko S Hilman di Jakarta, baru-baru ini.

Bagi ayah dua anak ini, lebih menguntungkan menjadi investor jangka panjang dibanding menjadi trader. “Kalau trading, dapatnya receh dan bisa bikin stres. Kalau pegang saham dalam jangka panjang, dapat uangnya besar,” ujar Kheng Hong.

Kematangan, kecerdasan, ketenangan, dan kesabaran telah menjadikan Lo Kheng Hong sebagai pemain saham sejati. Berkat itu pula ia berhasil lolos dari krisis moneter 1997- 1998, bahkan kemudian menangguk keuntungan hingga 150.000%. ”Waktu krisis 2008, saya sempat jatuh. Malah sewaktu krisis 1997-1998, saya sempat jatuh hingga uang saya tinggal 15%. Tapi uang itu saya tukar ke saham. Akhirnya uang saya meningkat 150.000% sampai saat ini,” tuturnya.

Yang unik, aset kekayaan Lo Kheng Hong hampir seluruhnya dalam bentuk saham sejumlah emiten di Bursa Efek Indonesia (BEI). Ia sama sekali tidak tergoda untuk mendiversifikasi investasinya ke instrumen lain, seperti emas, properti, atau kendaraan Bahkan, mantan kepala cabang Bank Ekonomi ini sama sekali tak tertarik untuk mendirikan perusahaan, termasuk perusahaan sekuritas.

“Saya hanya punya 15% dana cash untuk jaga-jaga supaya kalau terjadi krisis saya masih punya uang untukmembeli saham. Saya tidak bekerja, tidak punya perusahaan, tidak punya pelanggan seorang pun, tidak punya karyawan seorang pun, dan tak punya bos. Hanya punya seorang sopir dan dua pembantu,” papar Lo Kheng Hong yang sudah 22 tahun bermain saham.

Apa saja tips Lo Kheng Hong hingga ia mampu mengeduk keuntungan besar dari pasar saham? Bagaimana harus bersikap saat pasar mengalami bullish, bearish, atau crash? Berikut petikan lengkap wawancara dengan pria yang mengaku berasal dari keluarga tak mampu dan kelak berniat menyumbangkan kekayaannya kepada fakir miskin tersebut.

Kenapa Anda tertarik bermain saham?
Saya tertarik bermain saham karena saham dapat memberikan keuntungan yang besar dan tidak capek seperti di sektor riil.

Apa enaknya menjadi investor saham?
Pertama, seorang pemain saham dapat menjadi orang yang terkaya di dunia, seperti Warren Buffett. Banyak orang yang tidak tahu dan tidak percaya. Mereka hanya tahu banyak orang yang rugi, orang kaya jadi miskin karena bermain saham, bahkan ada yang bunuh diri karena saham.

Kedua, seorang pemain saham punya banyak waktu, bebas, dan tidak dipusingkan oleh urus-mengurus karyawan, pelanggan, dan lain-lain. Di perusahaan, status investor saham adalah sleeping partner, sehingga waktu luangnya bisa diisi dengan hal-hal yang disukai.

Ketiga, semua keuntungan perusahaan menjadi milik pemegang saham, padahal yang bekerja keras adalah direksi, komisaris, manajer, dan seluruh karyawan, tetapi mereka hanya menerima gaji dan bonus. Mereka tidak punya hak untuk mendapatkan bagian dari keuntungan perusahaan. Memiliki perusahaan yang untung besar seperti memiliki mesin pencetak uang.

Sejak kapan Anda bermain saham?
Saya bermain saham sejak 1989, 22 tahun yang lalu. Saya dilahirkan dari keluarga yang berpenghasilan rendah. Orangtua hanya pegawai kecil. Saat tamat SMA, saya belum punya biaya untuk kuliah. Kemudian saya jadi pegawai tata usaha di bank, waktu itu saya disuruh-suruh untuk fotokopi dan lainnya. Kemudian saya bisa bekerja sambil kuliah. Saya pilih kampus yang murah sesuai kemampuan keuangan. Saat bekerja di bank itulah, saya mulai main saham. Saya sempat menjadi kepala cabang. Saya kemudian keluar dari bank dan fokus main saham.

Anda saat ini punya saham apa saja?
Saya punya saham sekitar 30 emiten, antara lain di Multibreeder Adirama Indonesia Tbk (MBAI), dengan kepemilikan 8,29% lebih. Saham saya banyaknya bukan di LQ45. Kepemilikan saya di saham lain di bawah 5%. Saya tipe investor jangka panjang.

Kalau trading, dapatnya receh, kalau jangka panjang dapat uangnya besar. Saya pegang saham ini sudah enam tahun. Saya beli tahun 2005 seharga Rp 250 dan harganya sempat menyentuh Rp 31.500. Belum saya jual, padahal gain-nya sudah 12.600%.

Cara Anda memilih saham?
Saya lihat manajemen. Apakah menerapkan good corporate governance (GCG) atau tidak. Saya cari dari kompetitornya, biasanya mereka tahu. Saya cari tahu agar tidak beli kucing dalam karung, karena ini menyangkut harta saya. Jangan membeli sesuatu yang tidak kita tahu. Lihat manajemen, apakah pengelolanya jujur atau tidak. Jangan sampai pengelolanya suka ambil uang perusahaan, sehingga saya sebagai sleeping partner dirugikan.

Istilahnya, yang menjadi pertimbangan pertama adalah manajemen, kedua manajemen, ketiga manajemen, baru yang lain. Kemudian lihat sektor usahanya, bagus atau tidak. Ada sektor yang kurang menarik, misalnya sepatu, tekstil, dan garmen. Tetapi ada juga yang menarik, seperti kelapa sawit dan pakan ayam.

Orang banyak makan ayam karena ayam merupakan sumber protein termurah dan dampak negatifnya terhadap kesehatan lebih rendah dibanding yang lain. Perhatikan juga apakah emiten bersangkutan mengalami pertumbuhan atau tidak.

Kriteria pertumbuhan, konkretnya seperti apa?
Ada empat tipe perusahaan. Pertama, perusahaan yang rugi terus, ada yang kadang untung, dan kadang merugi. Kemudian, perusahaan yang untung besar terus, tapi stagnan. Ada juga perusahaan yang growing secara berkala, misalnya dari Rp 2 triliun, Rp 5 triliun, dan seterusnya. Ini perusahaan yang baik dan yang saya cari. Lihat kinerjanya lima tahun ke belakang. Lihat masa lalunya.

Bagaimana jika lima tahun pertama tumbuh, tetapi lima tahun berikutnya ternyata turun?
Biasanya kalau lima tahun ke belakang tumbuh, ke depannya akan mengalami hal yang sama. Kalau sudah lima tahun berturut-turut growing, tandanya itu super company.

Setelah melihat fundamental emiten, apa lagi yang Anda perhatikan?

Harga. Saya lihat dari price to earning ratio (PER)-nya. Jangan bilang saham A karena harganya Rp 250 dibilang murah, dan saham B yang harganya Rp 70.000 dibilang mahal. Maksudnya, saham yang harganya Rp 70.000 bisa lebih murah dibanding saham yang harganya Rp 250. Kita lihat kemampuan emitennya dalam membukukan keuntungan.

Berapa PER yang ideal saat membeli suatu saham?
Saya pikir, yang reasonable untuk dibeli yaitu yang PER-nya di bawah lima kali, itu sangat menarik dan potensial. Tapi biasanya perusahaan yang sudah baik dan manajemennya bagus, PER-nya sudah di atas 10 kali.

Soal timing, kapan saat yang paling tepat untuk masuk pasar?

Yang paling bagus membeli saham adalah saat sedang krisis seperti di Yunani, Eropa, dan AS. Ada pepatah lama yang tidak perlu dilupakan, buy on weakness. Dan, harus be greedy when others are fearful dan sebaliknya, be fearful when others greedy.

Bukankah itu sulit diterapkan?
Saya banyak baca buku tentang Warren Buffett. Saya belajar dari orang yang sudah terbukti berhasil investasi di pasar saham. Dia sudah membuktikannya, bahkan menjadi salah satu orang terkaya di dunia. Nggak mungkin kan kalau saya belajar dari Bernard Madoff? Ha, ha, ha, ha...

Ternyata orang seperti Madoff, mantan bos bursa Nasdaq tapi tidak bisa mengelola uang nasabah. Ini menunjukkan bahwa dia hanya tahu semua peraturan di bursa saham, tetapi tidak mengetahui bagaimana cara menjadi kaya di pasar saham.

Berarti, kuncinya ada di mental?

Mental bisa bagus saat kita tahu apa yang kita beli. Kebanyakan orang panic karena mereka tidak tahu apa yang mereka beli. Ini pelajaran penting. Saya berikan ilustrasi. Waktu itu saya ke Harvard University, saya tanya biaya kuliah di sana berapa? Ternyata bisa sampai US$ 40.000, keluar dari sana semua jadi orang pintar. Dengan belajar seharga US$ 40.000, kita bisa menjadi orang pintar.

Tapi di pasar saham, kita sudah habiskan puluhan miliar rupiah belum tentu jadi pintar, malah bisa tambah bingung, seperti Madoff yang sudah menghabiskan uang masyarakat sebesar US$ 60 miliar, apakah dia menjadi pintar? Bisa saja di penjara dia berpikir, kenapa saham yang dibeli turun dan yang dijual justru naik.

Jadi, intinya pintar saja tidak cukup. Untuk menjadi investor yang kuat, kita harus mengetahui perusahaan satu per satu. Semua orang bisa seperti itu, asalkan mau baca. Bacalah laporan keuangan emiten satu per satu.

Jadi, Anda tipe investor fundamental?
Saya 100% fundamental karena lihat manajemennya atau pertumbuhan perusahaan. Kalau teknikal, hanya grafik, semuanya diabaikan. Saya yakin itu tidak benar. Tapi memang harus selektif. Dari 400-an saham yang ada di bursa domestik, cukup banyak yang fundamentalnya bagus. Terkadang, ada yang terjebak.

Anda tidak memantau pergerakan harga saham setiap saat?
Kenapa kita pusing? Karena kita beli saham yang tidak kita ketahui. Ada yang tidak bisa tidur karena PER sahamnya 100 kali atau 200 kali. Lalu, kenapa kita tidak bisa tidur kalau PER-nya hanya lima kali?

Bukankah investor sering terbawa arus karena faktor nonfundamental?

Saya lihat investor di pasar modal kebanyakan ikut-ikutan. Saat market mengalami booming, semua masuk. Saat market buang-buang saham, mereka ikut-ikutan. Mayoritas hanya ikut-ikutan dan tidak mengerti apa yang dibeli. Jadi, belajarlah dari orang yang memang sudah berhasil dan ikuti langkahnya. Jangan percaya saat ada iklan yang bilang dapat untung besar saat indeks turun. Kalau bisa seperti itu, hebat sekali. Bahkan, orang sekelas Warren Buffett saja, saat pasar saham AS turun, dia juga mengalami kerugian.

Anda berinvestasi pada instrument selain saham?
Tidak, hanya saham. Hampir semua uang saya ada di pasar modal. Dana tunai saya hanya 15%, sisanya portofolio saham. Kenapa saya sisakan segitu? Itu untuk antisipasi kalau pasar modal kita jatuh, sehingga saya masih bisa beli saham lagi.

Dari mana Anda membiayai kebutuhan hidup sehari-hari?

Saya bisa hidup dari dividen yang saya terima. Misalnya harga saham suatu emiten yang saya beli bulan lalu Rp 610, sekarang harganya Rp 2.375, kemudian saya jual. Awalnya saya berniat menahannya untuk jangka panjang. Tapi kalau untungnya sudah sampai 300% dalam sebulan, saya lepas. Untuk emiten yang bagus sekali, tetap saya keep untuk jangka panjang. Kalau emitennya kurang meyakinkan dan naiknya signifikan, lebih baik saya lepas.

Saat krisis moneter 1997-1998 dan krisis finansial 2008, Anda mengalami kerugian juga?
Saya sempat mengalaminya juga. Waktu krisis 2008, saya sempat jatuh, tapi tetap be greedy when others are fearful. Malah sewaktu krisis 1997-1998, saya sempat jatuh hingga uang saya tinggal 15%. Tapi uang itu saya tukar ke saham, karena saya tahu pasar modal akan naik lagi. Dan, itu terbukti. Akhirnya uang saya meningkat 150.000%.

Bagaimana Anda menyikapi perkembangan harga saham saat ini, terutama yang terkait dengan krisis utang di Eropa dan krisis finansial di AS?
Saat IHSG terkoreksi, wajar saja kalau nilai portofolio saya ikut turun. Tetapi ketika turun, saya sama sekali tidak ikut-ikutan menjual, bahkan saya membeli dan menambah saham saya, karena saya yakin satu hari saham-saham saya akan naik kembali, bahkan dapat lebih tinggi dari sebelumnya.

Apa filosofi hidup Anda?

Filosofi hidup saya adalah bagaimana saya bisa menjadi kaya sambil tidur. Karena di perusahaan status saya adalah sleeping partner, saya tidur tetapi saham-saham perusahaan saya bekerja buat saya secara dahsyat. Getting rich while sleeping. Saya pakai waktu saya delapan jam untuk tidur, selebihnya saya pakai untuk bersenang-senang dan mengerjakan apa yang saya sukai.

Kamis, 29 November 2012

Daftar 40 Orang Terkaya Indonesia 2012

Majalah Forbes edisi akhir tahun 2012 resmi melansir 40 orang terkaya se-Indonesia. Majalah yang khusus membahas orang-orang tajir se-jagad raya ini mengungkapkan kekayaan 40 orang terkaya ini mencapai US$ 88,6 miliar atau mengalami kenaikan hingga 4% dibandingkan tahun lalu.

Kuncoro Wibowo, satu-satunya pemilik lisensi Ace Hardware perusahaan AS yang menjual beberapa perkakas rumah tangga hingga furnitur ini kekayaannya meningkat berlipat.

Sementara itu, Lim Hariyanto Wijaya Sarwono termasuk ke dalam 4 pendatang baru yang masuk jajaran 40 orang terkaya Indonesia. Lim berjaya melalui perusahaan perkebunannya yang baru saja listing di bursa Singapura, Bumitama Agri.

Pendatang baru lainnya yang masuk jajaran orang tajir se-Indonesia yakni Alexander Tedja, pemilik salah satu pusat perbelanjaan terbesar di Jawa Timur. Kemudian Sudhamek yang menahkodai Garudafood. Serta tak ketinggalan Eddy Kusnadi Sariaatmadja, salah satu distributor dari Komputer bermerek Compaq dan memiliki saham di 2 perusahaan media televisi.

Berbeda dengan tahun 2011 lalu di mana para pengusaha dan miliuner batubara mengalami masa kejayaannya, kini tidak terjadi di 2012. Pasalnya, harga batubara yang jatuh dan permintaan dari China yang menurun mengakibatkan beberapa taipan perusahaan tambang khususnya batubara mengalami kerugian.

Orang terkaya RI di sektor pertambangan tahun 2011, Low Tuck Kwong mengalami penurunan kekayaan terbesar hingga 46% menjadi US$ 2 miliar. Taipan batu bara lainnya yang mengalami kemerosotan adalah Sandiaga Uno bos Adaro Energy dan Bos Bumi Resources, Samin Tan.

Tahun ini, Forbes memberitakan calon presiden 2014, Aburizal Bakrie dan keluarganya 'terdepak' dari jajaran 40 orang terkaya se-Indonesia. Ical, sapaan akrab Aburizal ini mengalami perseteruan dengan Bumi Plc yang berada di London terutama sang bos yakni Nathaniel Rothschild.

Berikut daftar 40 orang terkaya se-Indonesia di 2012 ini:


  1. R. Budi & Michael Hartono
  2. Eka Tjipta Widjaja & family
  3. Susilo Wonowidjojo & family
  4. Anthoni Salim & family
  5. Chairul Tanjung
  6. Sri Prakash Lohia
  7. Sukanto Tanoto
  8. Peter Sondakh
  9. Boenjamin Setiawan & family
  10. Putera Sampoerna & family
  11. Mochtar Riady & family
  12. Low Tuck Kwong
  13. Tahir
  14. Ciliandra Fangiono & family
  15. Martua Sitorus
  16. Achmad Hamami & family
  17. Theodore Rachmat
  18. Kartini Muljadi & family
  19. Murdaya Poo
  20. Djoko Susanto
  21. Eddy Katuari & family
  22. Edwin Soeryadjaya
  23. Sjamsul Nursalim
  24. Ciputra & family
  25. Soegiarto Adikoesoemo
  26. Kiki Barki
  27. Kuncoro Wibowo & family
  28. Garibaldi Thohir
  29. Hary Tanoesoedibjo
  30. Lim Hariyanto Wijaya Sarwono
  31. Benny Subianto
  32. Harjo Sutanto
  33. Kusnan & Rusdi Kirana
  34. Aksa Mahmud
  35. Prajogo Pangestu
  36. Alexander Tedja
  37. Husain Djojonegoro & family
  38. Sudhamek
  39. Hashim Djojohadikusumo
  40. Eddy Kusnadi Sariaatmadja

Rabu, 28 November 2012

KEKAYAAN, KESUKSESAN dan CINTA


Pada suatu hari ada seorang ibu yang baru pulang dari pasar melihat ada 3 orang berjanggut di halaman rumahnya. Ketiga pria itu terlihat letih dan lapar. Ibu itu mengajak mereka masuk untuk makan, tapi mereka bertanya, "Apakah suamimu sudah pulang?"

"Belum" jawab ibu itu.

"Kalau begitu kami tidak bisa masuk".

Ketika suaminya pulang. Ibu itu menceritakan tentang ketig...

a orang tersebut, dan suaminya menyuruhnya mengajak ketiga orang itu untuk masuk. Ketika ia menyuruh mereka masuk, salah seorang berjanggut itu berkata, "Yang itu bernama kekayaan, yang itu kesuksesan dan saya cinta. Kalian harus memilih salah satu dari kami untuk masuk ke dalam rumahmu, kami tidak bisa masuk bersama-sama"

Ibu itu masuk ke dalam dan menceritakan apa yang dikatakan orang itu, suaminya berkata, "Suruh kekayaan masuk, saya ingin rumah ini penuh dengan kekayaan"

Tapi ibu itu berkata, "Lebih baik kesuksesan, biar semua pekerjaan kita selalu penuh dengan kesuksesan,"

Anak-anak mereka berkata, "lebih baik cinta, biar rumah ini selalu penuh dengan cinta,"

Akhirnya semua setuju untuk mengajak cinta masuk, ibu itu kembali ke depan dan berkata, "yang bernama cinta silakan masuk,"

Ketika orang yang bernama cinta berjalan masuk, kedua orang yang lain mengikutinya.

Si Ibu heran dan berkata, "kami hanya mengundang cinta, kenapa kalian ikut?"

Orang itu berkata, "Kalau ibu memilih kekayaan atau kesuksesan, kami hanya bisa berjalan sendiri-sendiri. Tapi karena ibu memilih CINTA, kami berdua akan selalu mengikutinya kemanapun dia berjalan. Sebenarnya kami berdua ini buta, hanya cinta yang bisa melihat dan menuntun kami kemanapun dan kapanpun juga....".

Begin with LOVE...

 

SALAH KIRA: Nilai dari emas....


Seorang pemuda mendatangi Zun-Nun dan bertanya, "Guru, saya tak mengerti mengapa orang seperti Anda mesti berpakaian apa adanya, amat sangat sederhana. Bukankah di masa seperti ini berpakaian sebaik-baiknya amat diperlukan, bukan hanya untuk penampilan melainkan juga untuk banyak tujuan lain?"

Sang guru hanya tersenyum. Ia lalu melepaskan cincin dari salah satu jarinya lalu berkata, "...

Sobat muda, akan kujawab pertanyaanmu, tetapi terlebih dahulu lakukan satu hal untukku. Ambillah cincin ini dan bawalah ke pasar di seberang sana. Bisakah kamu menjualnya seharga satu keping emas?"

Melihat cincin Zun-Nun yang kotor, pemuda tadi merasa ragu. "Satu keping emas? Saya tidak yakin cincin ini bisa dijual seharga itu."

"Cobalah dulu, sobat muda. Siapa tahu kamu berhasil."

Pemuda itu pun bergegas ke pasar. Ia menawarkan cincin itu kepada pedagang kain, pedagang sayur, penjual daging dan ikan, serta kepada yang lainnya. Ternyata, tak seorang pun berani membeli seharga satu keping emas. Mereka menawarnya hanya satu keping perak. Tentu saja pemuda itu tak berani menjualnya dengan harga satu keping perak. Ia kembali ke padepokan Zun-Nun dan melapor, "Guru, tak seorang pun berani menawar lebih dari satu keping perak."

Zun-Nun sambil tetap tersenyum arif berkata, "Sekarang pergilah kamu ke toko emas di belakang jalan ini. Coba perlihatkan kepada pemilik toko atau tukang emas di sana. Jangan buka harga, dengarkan saja bagaimana ia memberikan penilaian."

Pemuda itu bergegas pergi ke toko emas yang dimaksud. Ia kembali kepada Zun-Nun dengan raut wajah yang lain. Ia kemudian melapor, "Guru, ternyata para pedagang di pasar tidak tahu nilai sesungguhnya dari cincin ini. Pedagang emas menawarnya dengan harga seribu keping emas. Rupanya nilai cincin ini seribu kali lebih tinggi daripada yang ditawar oleh para pedagang di pasar."

Zun-Nun tersenyum simpul sambil berujar lirih, "Itulah jawaban atas pertanyaanmu tadi sobat muda. Seseorang tak bisa dinilai dari pakaiannya. Hanya ‘para pedagang sayur, ikan dan daging di pasar' yang menilai demikian. Namun tidak bagi ‘pedagang emas'."

"Emas dan permata yang ada dalam diri seseorang, hanya bisa dilihat dan dinilai jika kita mampu melihat ke kedalaman jiwa. Diperlukan kearifan untuk menjenguknya. Dan itu butuh proses, wahai sobat mudaku. Kita tak bisa menilainya hanya dengan tutur kata dan sikap yang kita dengar dan lihat sekilas. Seringkali yang disangka emas ternyata loyang dan yang kita lihat sebagai loyang ternyata emas."

 

Selasa, 27 November 2012

Tiga Kelereng



Pada masa-masa susah di sebuah kota kecil Idaho , saya suka mengunjungi toko kecil di tepi jalan milik Mr Miller yang menyediakan produk segar hasil pertanian. Makanan dan uang cukup langka pada waktu itu... dan jual beli dilakukan dengan cara tukar menukar barang.

Satu hari, Mr Miller sedang mengepak kentang-kentang yang saya beli ketika tidak sengaja saya melihat seorang anak yang kecil kurus kelaparan, compang-camping tetapi bersih, nampak sedang memilih-milih kacang polong segar yang baru dipetik di keranjang. Saya membayar untuk kentang-kentang saya sambil ikut tertarik pada kacang polong tersebut. Saya adalah penjual kentang dan krim kacang. Saat menimbang kacang polong, tanpa sadari,saya ikut mendengarkan pembicaraan mereka.

"Halo Barry, bagaimana kabarmu hari ini?" tanya si pemilik toko.

'Halo, Mr Miller. Saya baik, terima kasih ya. Saya cuma mengagumi kacang polong ini... tampak segar dan bagus-bagus"

"Itu memang bagus Barry. Bagaimana dengan ibu kamu? "

"Oh... dia membaik, dan nampak semakin kuat."

"Bagus. Apa ada yang bisa saya bantu? "

"Tidak, Sir. saya cuma mengagumi kacang polong ini. "

'Apakah kamu ingin beberapa untuk di bawa pulang?" kata Mr Miller.

"Tidak, Sir. Saya tidak ada uang untuk membayar. "

"Jika begitu, apa kamu punya sesuatu sebagai penukar?"

"Saya hanya punya beberapa kelereng hadiah."

"Apakah itu benar? Coba kulihat "kata Mr Miller.

"Ini .. bagus. "

"Aku bisa melihatnya. Hmm sayang warnanya biru sedang saya mencari warna merah. Apakah kamu memilikinya seperti ini di rumah? "

"Tidak persis tapi hampir sama. "

'Begini saja. Ambil saja dulu kacang polong ini, dan lain kali, kamu bawa kelereng kamu yang merah'.  kata Mr Miller kepada anak itu.

"Tentu. Terima kasih Mr Miller. "

Ny Miller, yang sedang berdiri tidak jauh, datang untuk membantu saya. Dengan tersenyum dia berkata, " Ada dua anak laki-laki lain seperti dia di komunitas kami, ketiganya sama-sama sangat miskin. Jim suka tawar-menawar dengan mereka untuk kacang polong, apel, tomat, atau apa pun. Jika mereka kembali dengan warna yang diminta,
Jim akan berkata bahwa dia sudah tidak mencari warna tersebut dan akan menanyakan warna lainnya. Tetapi Jim tetap memberikan apa saja yang mereka ingin tukarkan."

Saya meninggalkan toko sambil tersenyum sendiri, terkesan dengan orang ini. Beberapa waktu kemudian saya pindah ke Colorado , tapi saya tidak pernah lupa kisah tentang orang ini, anak-anak, dan cara barter mereka.

Beberapa tahun berlalu dengan cepat. Baru-baru ini saya memiliki kesempatan untuk mengunjungi beberapa teman lama di komunitas Idaho dan mendengar bahwa Mr Miller meninggal dunia. Teman-teman saya berencana untuk berkunjung sore itu dan saya sepakat untuk ikut.

Saat tiba di tempat jenasah disemayamkan, kita menemui keluarga almarhum untuk menyampaikan bela sungkawa dan kata-kata penghiburan. Di depan kami, nampak tiga orang muda. Salah satunya mengenakan seragam tentara dan dua lainnya berpotongan rambut bagus, setelan gelap dan kemeja putih ... semua tampak sangat profesional.

Mereka semua menghampiri Mrs Miller dan berdiri disampingnya sambil tersenyum kepada jenasah Mr Miller di dalam peti mati.

Setiap pemuda memeluknya, mencium pipi, bicara singkat dengannya dan pindah ke peti mati, dengan mata berkaca-kaca, satu per satu, masing-masing pemuda berhenti sebentar dan meletakkan tangan mereka di atas tangan yang pucat dingin di peti mati. Satu persatu meninggalkan tempat itu sambil menyeka mata.

Giliran kami datang menemui Ny Miller. Saya bilang padanya siapa saya dan  mengingatkannya pada kisah dari tahun-tahun yang lalu dan ketika ia bercerita tentang suaminya yang suka berbarter untuk kelereng. Dengan mata berkaca-kaca, dia meraih tanganku dan membawa saya ke peti mati.

"Mereka tiga pemuda yang baru saja meninggalkan adalah anak laki-laki yang kuceritakan dulu. Mereka hanya mengatakan kepada saya bagaimana mereka menghargai hal-hal yang Jim 'perdagangkan' pada mereka. Sekarang, pada akhirnya, ketika Jim sudah tidak bisa lagi meminta warna atau ukuran kelereng... mereka datang untuk membayar utang mereka. "

'Kami tidak pernah memiliki banyak kekayaan di dunia ini, "ia mengaku," tapi sekarang, Jim akan menganggap dirinya orang terkaya di Idaho ..'

Dengan lembut, dia mengangkat jari-jari almarhum suaminya. Nampak disitu tiga buah kelereng warna merah yang bersinar indah.

Moral: 

Orang mungkin tidak bisa mengingat semua perkataan kita, tetapi akan mengingat segala perbuatan baik kita.
Hidup ini tidak diukur oleh nafas yang kita habiskan, tetapi oleh waktu yang kita habiskan untuk bernafas.

Apapun juga yang kamu perbuat, perbuatlah dengan segenap hatimu seperti untuk Tuhan dan bukan untuk manusia
.

Love Country Stores

Pasangan mana yang tidak iri melihat Tom dan Judy Love? Di usianya yang tidak lagi muda, yakni 75 tahun dan 74 tahun, mereka hidup harmonis bersama sebagai suami-istri. Keduanya tetap kompak mengembangkan bisnis pompa bensin lengkap dengan convenience store yang telah berusia 48 tahun. Per september lalu, mereka berhasil mengumpulkan kekayaan lebih dari US$ 3,5 miliar, dan tercatat sebagai orang tajir ke-113 di dunia versi Forbes.

Stasiun pengisian bahan bakar Love merupakan salah satu tempat favorit warga Amerika Serikat (AS) untuk mengisi bahan bakar kendaraan. Maklum, pompa bensin ini dilengkapi dengan tempat peristirahatan sementara bagi pengguna kendaraan.

Pasangan ini mengelola 260 pompa bensin di seantero AS. Menurut situs resmi, Love mengelola dua fasilitas usaha. Pertama, pompa bensin plus convenience strore yang diberi nama Country Stores. Kedua, rest area yang ditempatkan di kawasan jalan tol, dan juga mengelola gerai makanan seperti restoran Arby's dan Carl's Jr.

Fasilitas ini disebut Travel Stops. Love kini mempekerjakan 8.000 pekerja di 39 negara bagian.
Menurut surat kabar setempat, Tom awalnya sempat bertugas dalam kesatuan marinir dan dikenal unggul dalam sekolah sepakbola. Tapi ia putus sekolah dan memilih mengejar karier di jalur kewirausahaan.

Bisnis minyak mengalir deras dalam darah Tom. Ayahnya, FC Love, sempat menjabat sebagai presiden direktur perusahaan petrokimia bernama Kerr-McGee Corp. Namun, sebelum melihat peluang dalam bisnis pompa bensin, Tom mencoba peruntungannya mengelola usaha restoran dan pencucian mobil.

Rantai bisnis Tom dan Judy Love pertama kali berdiri pada tahun 1964. Usia pernikahan mereka masih tiga tahun ketika itu. Mereka menyewa stasiun pompa bensin di Watonga, Oklahoma.

Tempat usaha yang mereka sewa US$ 5.000 itu diberi nama Musket Corp. Berkat kegigihan mereka, tak butuh waktu lama untuk mengembangkan bisnis. Satu per satu, mereka kembali membuka stasiun pompa bensin baru di kota-kota kecil terdekat.

Hanya beberapa tahun berselang, seperti dilansir Record Journal, Musket Corp telah memiliki 40 stasiun pompa bensin. Tom berpendapat, bisnisnya berkembang lantaran loyalitas pelanggan. Selain itu, tak terlepas dari upayanya menjaga pompa bensin tetap mengalir penuh selama 24 jam dalam satu hari dan 7 hari dalam satu minggu, serta menjaga kebersihan fasilitas.

Pada tahun 1972, Tom dan Judy pertama kali membuka stasiun pompa bensin yang dikombinasikan dengan toko. Fasilitas ini kemudian dikenal sebagai Country Stores. Saat itu, investasi awal mereka terbilang lumayan minim, yaitu sekitar US$ 300.000 untuk setiap titik lokasi.

Enam tahun kemudian, Tom mendirikan Love's Country Stores Inc. Perusahaan keluarga ini mengurusi seluruh stasiun pompa bensin Country Stores. Sampai pada dekade terakhir, Love's Country Stores tercatat memiliki lebih dari 100 stasiun pompa bensin yang dikombinasikan dengan toko.

Sekitar tahun 1980-an, Tom dan Judy berpikir untuk melakukan ekspansi bisnis antarnegara. Mereka meluncurkan Travel Stop pertama di Amarillo, Texas. Konsep Travel Stop ini juga menyasar pengemudi truk dan para supir. Fasilitas ini yang disediakan seperti tempat mandi, pos antar surat, serta mesin cuci.
Konsep ini mendapat sambutan hangat dari pengemudi kendaraan dan truk. Hal ini yang memberanikan pasangan suami istri kaya-raya versi majalah Forbes itu melakukan ekspansi hingga ke Arkansas, Kansas, Colorado dan New Mexico.

Kemudian, pada Desember 1986, Tom dan Judy Love sepakat menyulihkan nama perusahaan mereka dari Love's Country Stores Inc menjadi Love's Travel Stop & Country Stores Inc.

Pasangan yang dikaruniai empat orang anak ini tercatat memiliki 125 toko dan tempat perhentian truk pada awal 1990. Sebanyak 70 di antaranya berada di Oklahoma, dengan memperkerjakan lebih dari 2.000 karyawan.

Rabu, 21 November 2012

Kompetisi

Tentu, saat berkompetisi, kita selalu dihadapkan dengan tantangan dan ujian dari kompetitor. Kadang sulit, kadang susah, kadang menyakitkan. Namun sejatinya, justru di sanalah kita sedang digembleng untuk jadi pemenang sejati, yakni bukan menjadi sombong saat berhasil menang, tak menjadi rendah diri ketika mengalami kekalahan.

Biasakan diri kita terus berkompetisi untuk mengeluarkan potensi terbaik yang dimiliki. Jangan berkeluh kesah oleh sulitnya persaingan. Jangan  patah semangat hanya karena kekalahan. Jangan pula berkompetisi dengan cara yang kurang elegan dan tidak menjunjung tinggi etika persaingan.



 

Selasa, 20 November 2012

Do Won Chang: Perintis Forever 21

Pencitraan lewat fesyen memang tak lekang terinjak zaman. Berhasil menggarap manisnya pasar mode, nama Do Won Chang ikut terbang bersama perusahaan ritel fesyen menyandang merek Forever 21. Bersama sang istri, Jin Sook, keduanya mencatatkan nama mereka dalam area konglomerasi dunia. Meski tercantum sebagai newcomer di jajaran Forbes, aset kekayaan Don Chang dan istrinya melesat dalam jajaran 100 pengusaha terkaya versi majalah ini. 
 
Saat ini, fungsi pakaian tak sekadar sebagai penutup badan. Sebuah label yang tercetak pada pakaian juga bisa menunjukkan status si pemakai. Wajar, fungsi pencitraan juga lekat dengan merek pakaian.
Dalam industri ritel fesyen, Forever 21 telah mencatatkan namanya dalam jajaran brand premium, bersama dengan Zara, Mango atau H&M. Begitu beken merek ini di Amerika Serikat (AS), si empunya kini tercantum dalam daftar orang terkaya di dunia versi Majalah Forbes.

Adalah Do Won Chang, pria kelahiran Korea yang kini menduduki peringkat 88 versi Forbes. Nilai kekayaan per September 2011 mencapai US$ 3,6 miliar.

Dia dan istri, Jin Sook, memiliki jaringan fesyen yang luas. Chang kini memiliki 480 toko yang tersebar di 15 negara. Nilai penjualan total mencapai US$ 2,6 miliar per tahun.

Chang hingga kini masih memimpin sendiri perusahaan dengan 20.000 pegawai tersebar di berbagai gerai. Dia giat menawarkan produk dengan berbagai desain, mulai dari model Chiba Jepang hingga Chico California.

Inilah salah satu resep usaha Chang maju pesat dan berhasil membuat pria yang tidak pernah memakan bangku kuliah itu memiliki rumah senilai US$ 16,5 juta di kawasan elite Beverly Hills.

Saking getolnya menggarap sektor usaha fesyen, Chang dan istrinya kini menggarap lebih dari segmen konsumen. Mengutip Wikipedia, Forever 21 memiliki beberapa format penjualan, yang meliputi kelas bawah hingga premium. Misalnya, Forever 21 merupakan wadah untuk melayani kebutuhan wanita yang menggilai tren fesyen Amerika dan Korea. Tanpa segan, merek ini menawarkan produk tiruan yang berkiblat pada tren mode saat ini.

Lalu, merek XXI Forever khusus dirilis untuk melayani konsumen kelas atas. Ada pula, toko bertajuk For Love 21 yang mengambil ide butik ala Prancis. Toko itu menawarkan produk mulai dari sepatu hingga kosmetik untuk wanita.

Tak hanya itu, Chang juga merilis merek Forever 21+, yang lebih dikenal dengan nama Faith 21. Jaringan fesyen ini menjual pakaian wanita berukuran besar, yaitu 12-18. Chang dan keluarganya juga membidik wanita usia sekitar 21 dan calon ibu sebagai sasaran pasar melalui merek pakaian Love 21.

Untuk kalangan remaja, Chang khusus menyediakan merek Forever 21 Girls. Merek itu lebih dikenal dengan nama HTG81 itu menyasar gadis usia muda yang beranjak remaja.

Belum puas dengan enam merek, Chang memiliki jaringan fesyen terakhir, bertajuk 21Men. Produk bergaya vintage itu merupakan wadah bagi pria yang menyukai pakaian sederhana berharga murah. Konsumen mengenalnya dengan Heritage 1981 Mens.

Kebanyakan produk Forever 21 merupakan hasil karya ratusan desainer yang berdomisili di California bagian selatan. Maka, barang dagangan itu tidak memiliki spesifikasi seragam, pola pakem, atau ukuran khusus. Setiap detail bisa berubah tergantung pemasok.

Usaha Chang yang kini gembur, bukan tak pernah bertemu aral penghalang. Pencapaian besar Chang sebenarnya tak semudah yang dibayangkan. Berdasarkan Los Angeles Times, Forever 21 sempat mengalami keterpurukan akibat penurunan kondisi ekonomi global. Pada 2009, dia bahkan terpaksa kehilangan tujuh unit toko. Memang, secara finansial, Chang tetap mencatatkan peningkatan pendapatan, lantaran pria berusia 56 tahun itu agresif berekspansi ke berbagai negara.