Senin, 28 Januari 2013

semangat

Sent from my HinoBerry®
powered by HINO GENUINE PART

Sabtu, 19 Januari 2013

Masalah

MASALAH adalah soal prespektif.

HAMBTAN, kemunduran dan kegagalan hanyalah bagian dari kehidupan. Anda tidak dapat menghindarinya, tetapi ini tidak berarti Anda harus membiarkan hal-hal itu berkembang menjadi masalah.

Hal terbaik yang dapat Anda lakukan adalah menghadapinya dengan pola pikir yang berorientasi pada SOLUSI.

(John C Maxwell)
Sent from my HinoBerry®
powered by HINO GENUINE PART

Rabu, 16 Januari 2013

learning...

Sent from my HinoBerry®
powered by HINO GENUINE PART

pasti bisa....

Sent from my HinoBerry®
powered by HINO GENUINE PART

Senin, 14 Januari 2013

Orang bijak,pintar dan Stress.jpg

Sent from my HinoBerry®
powered by HINO GENUINE PART

Talk less do more...

Sent from my HinoBerry®
powered by HINO GENUINE PART

always smile

Sent from my HinoBerry®
powered by HINO GENUINE PART

Solving Problem

Sent from my HinoBerry®
powered by HINO GENUINE PART

Minggu, 13 Januari 2013

Limited edition

Sent from my HinoBerry®
powered by HINO GENUINE PART

Sabtu, 12 Januari 2013

Bersyukurlah

Sent from my HinoBerry®
powered by HINO GENUINE PART

Pelangi..

Sent from my HinoBerry®
powered by HINO GENUINE PART

motivasi

Sent from my HinoBerry®
powered by HINO GENUINE PART

sukses..luar biasa!

Sent from my HinoBerry®
powered by HINO GENUINE PART

Move on...

Sent from my HinoBerry®
powered by HINO GENUINE PART

love family

Sent from my HinoBerry®
powered by HINO GENUINE PART

Result Oriented- Dahlan Iskan

Sent from my HinoBerry®
powered by HINO GENUINE PART

Kamis, 10 Januari 2013

Waktu yang berlalu ........

Sent from my HinoBerry®
powered by HINO GENUINE PART

Sabtu, 05 Januari 2013

Masa Depan

Bila kita berbicara mengenai MASA DEPAN, ada 3 jenis manusia, yaitu:

1. Orang yang MEMBIARKAN masa depan terjadi
2. Orang yang MEMBUATNYA terjadi
3. Orang yang TERHERAN-HERAN dengan apa yang terjadi.

Bagaimana dgn Anda?...wujudkan MASA DEPAN Anda...!
Sent from my HinoBerry®
powered by HINO GENUINE PART

Kisah Bai Fang Li, Seorang Tukang Becak

Kisah Bai Fang Li ini dapat kita jadikan pelajaran hidup bagi kita semua untuk saling membantu sesama kita yang kesusahan, walaupun hidup serba pas-pasan tetapi tetap membantu orang tanpa pamrih

Tak perlu menggembar-gemborkan sudah berapa banyak kita menyumbang orang karena mungkin belum sepadan dengan apa yang sudah dilakukan oleh Bai Fang Li. Kebanyakan dari kita menyumbang kalau sudah kelebihan uang. Jika hidup pas-pasan keinginan menyumbang hampir tak ada.

Bai Fang Li berbeda. Ia menjalani hidup sebagai tukang becak. Hidupnya sederhana karena memang hanya tukang becak. Namun semangatnya tinggi. Pergi pagi pulang malam mengayuh becak mencari penumpang yang bersedia menggunakan jasanya. Ia tinggal di gubuk sederhana di Tianjin, China.

Ia hampir tak pernah beli makanan karena makanan ia dapatkan dengan cara memulung. Begitupun pakaiannya. Apakah hasil membecaknya tak cukup untuk membeli makanan dan pakaian? Pendapatannya cukup memadai dan sebenarnya bisa membuatnya hidup lebih layak. Namun ia lebih memilih menggunakan uang hasil jerih payahnya untuk menyumbang yayasan yatim piatu yang mengasuh 300-an anak tak mampu.

Bai Fang Li mulai tersentuh untuk menyumbang yayasan itu ketika usianya menginjak 74 tahun. Saat itu ia tak sengaja melihat seorang anak usia 6 tahunan yang sedang menawarkan jasa untuk membantu ibu-ibu mengangkat belanjaannya di pasar. Usai mengangkat barang belanjaan, ia mendapat upah dari para ibu yang tertolong jasanya.
Namun yang membuat Bai Fang Li heran, si anak memungut makanan di tempat sampah untuk makannya. Padahal ia bisa membeli makanan layak untuk mengisi perutnya. Ketika ia tanya, ternyata si anak tak mau mengganggu uang hasil jerih payahnya itu untuk membeli makan. Ia gunakan uang itu untuk makan kedua adiknya yang berusia 3 dan 4 tahun di gubuk di mana mereka tinggal. Mereka hidup bertiga sebagai pemulung dan orangtuanya entah di mana.

Bai Fang Li yang berkesempatan mengantar anak itu ke tempat tinggalnya tersentuh. Setelah itu ia membawa ketiga anak itu ke yayasan yatim piatu di mana di sana ada ratusan anak yang diasuh. Sejak itu Bai Fang Li mengikuti cara si anak, tak menggunakan uang hasil mengayuh becaknya untuk kehidupan sehari-hari melainkan disumbangkan untuk yayasan yatim piatu tersebut.

Tak Menuntut Apapun

Bai Fang Li memulai menyumbang yayasan itu pada tahun 1986. Ia tak pernah menuntut apa-apa dari yayasan tersebut. Ia tak tahu pula siapa saja anak yang mendapatkan manfaat dari uang sumbangannya. Pada tahun 2001 usianya mencapai 91 tahun. Ia datang ke yayasan itu dengan ringkih. Ia bilang pada pengurus yayasan kalau ia sudah tak sanggup lagi mengayuh becak karena kesehatannya memburuk. Saat itu ia membawa sumbangan terakhir sebanyak 500 yuan atau setara dengan Rp 675.000

Dengan uang sumbangan terakhir itu, total ia sudah menyumbang 350.000 yuan atau setara dengan Rp 472,5 juta. Anaknya, Bai Jin Feng, baru tahu kalau selama ini ayahnya menyumbang ke yayasan tersebut. Tahun 2005, Bai Fang Li meninggal setelah terserang sakit kanker paru-paru.

Melihat semangatnya untuk menyumbang, Bai Fang Li memang orang yang luar biasa. Ia hidup tanpa pamrih dengan menolong anak-anak yang tak beruntung. Meski hidup dari mengayuh becak (jika diukur jarak mengayuh becaknya sama dengan 18 kali keliling bumi), ia punya kepedulian yang tinggi yang tak terperikan.
Sent from my HinoBerry®
powered by HINO GENUINE PART

Rabu, 02 Januari 2013

Tahun Baru 2013

Sent from my HinoBerry®
powered by HINO GENUINE PART

semangat....

Sent from my HinoBerry®
powered by HINO GENUINE PART