Selasa, 31 Desember 2013

Perjalanan The Dragon, Christ Jhon

Chris John usai menang melawan Fernando Saucedo
Anry Dhanniary | Senin, 30 Desember 2013, 05:42 WIB
VIVAbola - Langkahnya terhuyung, mendekati sang juara kelas bulu. "Si Kurus" memukul wajah Muhammad Afaridzi dengan hidung berdarah akibat dua kali terjatuh di ronde pertama. Sejak saat itu, nama Chris John mencuat di dunia tinju profesional.

Yohannes Christian John kecil sudah mengenal tinju dari ayahnya, Johan Tjahjadi atau Tjia Foek Sem. Lahir di Banjarnegara pada 14 September 1979, Chris hanya berpikir untuk menjadi seorang petinju saat dewasa nanti.

Setelah memulai karir sebagai juara amatir di Banjarnegara, performa Chris menarik perhatian pelatih, Sutan Rambing, yang memutuskan untuk menariknya ke Sasana Bank Buana, Semarang, Jawa Tengah.

Pada 1997, Chris John akhirnya beralih ke level profesional. Setelah menang atas Word Kanda pada pertarungan debutnya, Chris John selalu menang dalam empat partai berikutnya.

Di laga keenam inilah CJ mencuri perhatian. Setelah dua kali jatuh di ronde pertama, pria bertinggi 169 cm itu mampu membalikan keadaan di ronde ke-12 dengan kondisi hidup patah.

Sukses di pentas nasional, ia pun mencicipi kancah internasional. Setelah menang atas Dae-Kyun Park, Chris John pun memiliki kesempatan hadapi Oscar Leon dari Kolombia dalam perebutan gelar WBA kelas bulu.

Chris sebenarnya kalah dari ukuran postur maupun jangkauan. Namun, sekali lagi ia mampu mengatasi kekurangannya dan menang angka tipis pada laga di Bali, 26 September 2003 itu. Sabuk juara pun menempel di pinggangnya untuk pertama kali.

Tembus Amerika


Karir tinju Chris John sempat terganggu setelah hubungannya dengan Sutan Rambing merenggang karena urusan bayaran. Mereka pun berpisah sebelum pertarungan melawan Derrick Gainer.

Sekali lagi, nama Chris ditempatkan sebagai underdog. Namun, sekali lagi, ia sukses membalikan prediksi dan menang dengan angka mutlak di Britama Arena Sport Hall, Jakarta.

Jika laga-laga Chris John lain tampak tidak terlalu mencolok, beda lagi usai pertemuan dengan Juan Manuel Marquez. Boxer Meksiko yang saat itu mengumpulkan empat gelar ingin merebut sabuk WBA milik CJ.

Nama Marquez pantas diwaspadai. Pasalnya, ia masuk ke laga itu usai menahan imbang Manny Pacquaiao. Tapi, prediksi kembali patah setelah Chris menang angka mutlak.

Kubu Marquez berang dan tidak menerima keputusan pertarungan, yang menilai wasit terlalu membela Chris John, yang saat itu bertindak sebagai tuan rumah di Tenggaraong.

Chris John (kiri) vs Rocky Juarez

Chris John saat hadapi Rocky Juarez di Las Vegas.

Perlahan tapi pasti, rekor kemenangan milik pemilik gaya ortodoks itu terus bertambah. Usai mengalahkan Hiroyuki Enoki dalam pertarungan mempertahankan gelar ke-10, Chris John mencicipi tampil di negeri tinju dunia, Amerika Serikat, melawan wakil tuan rumah, Rocky Juarez.

Pertarungan pertama di Texas berakhir imbang, dan partai rematch yang telah lama ditunggu akhirnya sukses dimenangkan oleh Chris John. Untuk pertama kali dalam sejarah, petinju Indonesia berhasil menang di atas ring MGM Grand Arena, Las Vegas.

Sudah Dipaksa Pensiun


Setelah itu, berturut-turut Chris John menang atas Fernando David Saucedo, Daud Jordan, Stanyslav Merdov, Shoji Kimura, dan Chinlatam Piriyapinyo. Namun, tak ada yang spesial. Semua laga lebih banyak berakhir kemenangan angka.

Era kejayaan Chris John mulai memudar saat memasuki tahun 2013. Usia yang sudah menginjak 34 tahun tidak bisa dipungkiri menjadi salah satu kendala. Pergerakannya tak selincah dulu, staminanya tak sebugar dulu.

Jelang perebutan gelar Super Champions kelas bulu WBA pada bulan Maret silam, istri Chris John terang-terangan mengatakan tarung melawan boxer Jepang, Satoshi Hosono, adalah laga terakhir sang suami.

Secara pribadi saya berharap ini menjadi pertarungan terakhir bagi suami bergelut dengan dunia tinju," ujar wanita yang merupakan mantan atlet wushu Jawa Tengah tersebut ketika itu.

Menurut Anna Maria, apa yang sudah dicapai Chris John selama bergelut di dunia tinju telah cukup dan saatnya berkonsentrasi untuk keluarga.

"Anak-anak membutuhkan ayahnya selalu di samping mereka," lanjutnya. Chris John saat ini sudah dikaruniai dua putri yaitu Maria Luna Ferisha dan Maria Rosa Christiani.

Firasat sang istri nampaknya benar. Chris John sudah tampak tak segarang dulu. Wajahnya sudah bercucuran darah akibat luka menganga di dahi dekat mata kanannya. Keinginannya membungkam kritik kerap menang angka jadi alasan bermain agresif, benturan kepala tak terelakan.

Akhir Antiklimaks di 2013

Bukannya kemenangan, malah hasil draw yang diraih. Ini merupakan hasil seri ketiga sepanjang 51 laga yang sudah dilakoni Chris sepanjang karir profesionalnya. Keinginan bertarung Chris ternyata masih tinggi.

Chris John vs Satoshi Hosono

Chris John saat menghadapi Sathosi Hosono.

Petinju Afrika Selatan, Simpiwe Vetyeka, menjadi lawannya. Pada partai ini, akhirnya kedigdayaan "The Dragon" berakhir saat memasuki satu dekade. Chris John tersungkur usai dipukul KO pada ronde keenam.

Harapan memecahkan rekor petinju Meksiko, Ricardo Lopez, tak terkalahkan dalam 52 pertarungan pun harus sirna. Tetapi apa boleh buat, usia tidak bisa berbohong. Di usia 34, Chris John harus lebih realistis. Keputusan pensiun pun diambil sang pengharum nama Indonesia di kancah tinju internasional itu.

Pernyataan pensiun itu disampaikan Chris John dalam konferensi pers di Jakarta, Kamis 19 Desember 2013. Petinju 34 tahun itu menegaskan saat ini adalah waktu yang tepat untuk menggantung sarung tinjunya.

"Sudah 15 tahun saya menjadi petinju, sejak tahun 1998 sampai sekarang. Tapi, dalam olahraga ada menang dan ada saatnya kalah. Setelah 10 tahun mempertahankan gelar juara dunia, sekarang sudah waktunya bagi saya untuk menggantung sarung tinju," ujar Chris John.

Sejak merebut gelar juara dunia kelas bulu WBA dari tangan Oscar Leon pada 2003, Chris John berhasil 18 kali mempertahankan gelar tersebut. Bahkan Chris John dinobatkan World Boxing Association (WBA) sebagai Super Champion.

"Saat ini saya hanya ingin mengucapkan terima kasih kepada Tuhan terutama, dan kepada semua pihak. Menpora, pelatih. Keluarga, anak dan istri saya," ucapnya.

Meski saat ini sudah pensiun, nama Chris John tentu masih akan tetap terdepan sebagai juara dunia tinju terbaik yang pernah dimiliki Indonesia. Mungkin ia kalah cepat dari Ellyan Pical, Nico Thomas, dan Muhammad Rachman, namun konsistensinya selama 10 tahun menjadi prestasi amat membanggakan.

Tahun 2014 sudah tidak akan terlihat aksi "Naga Kurus" milik Indonesia di atas ring. Kini, wajah tinju tanah air di pentas internasional sudah diestafetkan kepada Daud Jordan, yang memegang gelar kelas ringan versi IBO.

Terima kasih patut diucapkan tidak hanya pecinta tinju, namun seluruh masyarakat Indonesia. Karena lewat kegigihan Chris John dalam membalikkan prediksi ketika menghadapi lawan yang lebih diunggulkan menunjukan identitas sebagai sebuah negara kuat. Terima kasih Chris John: "Si Kurus" yang berubah jadi naga.

Rekor Chris John:

Tarung: 52
Menang: 48
KO: 22
Kalah: 1 (KO 1)
Imbang: 3

Kisah sukses Groupon

Decak kagum selalu terdengar saat pesulap memperagakan atraksi. Decak kagum bisa jadi muncul saat mendengar kisah Eric Lefkofsky. Lefkofsky merupakan satu dari segelintir orang yang meraih kekayaan dari perusahaan teknologi. Nama Lefkofsky memang kurang populer dibandingkan sederet nama di kawasan Sillicon Valley. Namun, kiprah Lefkofsky di bisnis teknologi tidak bisa dianggap enteng.

Lefkofsky adalah orang di balik kesuksesan Groupon. Betul, Groupon adalah situs diskon terbesar di dunia. Bagai pesulap, Lefkofsky memiliki keahlian menyulap bisnis Groupun menjadi besar seperti sekarang. Ceritanya begini. Pada Januari 2007 silam, Lefkofsky bertemu dengan Andrew Mason. Dia adalah pencetus ide awal bisnis Groupon.

Awalnya, Mason mendirikan ThePoint.com, situs penyedia informasi diskon atau promosi. Setelah berbincang dengan Mason, Lefkofsky menyodorkan uang sebesar US$ 1 juta kepada Mason.Lefkofsky memberikan dana jumbo itu agar Mason serius mengembangkan ThePoint.com. Syarat Lefkofsky kala itu, Mason mengundurkan diri dari sekolah dan serius menekuni bisnis.

Lefkofsky kemudian mengajak sejumlah perusahaan investasi untuk membesarkan ThePoint.com. Salah satunya adalah venture capital global, New Enterprise Associates (NEA). Pada Oktober 2009, ThePoint.com menjelma menjadi Groupon. Saat ini, Lefkofsky adalah pemegang saham individu terbesar Groupon.

Keahlian Lefkofsky menyulap perusahaan tidak cuma terjadi di Groupon. Keahlian investasi Lefkosky sebagai terasah mulai tahun 2001 silam. Kala itu, Lefkofsky mendirikan InnerWorkings. Ini adalah perusahaan yang menawarkan jasa promosi dan penciptaan merek.

Lefkofsky berhasil menggaet NEA pada tahun 2006. Pasca NEA masuk menjadi investor institusi, skala bisnis InnerWorkings melompat dan mencatatkan saham di bursa AS pada Agustus 2006. Pengalaman pertama dengan NEA inilah yang menyebabkan Lefkofsky ingin menjadi pemodal perusahaan startup.

Pada awal tahun 2011 lalu, Lefkofsky mendirikan LightBank. Ini adalah perusahaan investasi yang mengincar startup potensial. Saat ini, LightBank telah menyuntikkan modal terhadap 16 perusahaan. Salah satunya adalah Groupon. Yang unik dari prinsip bisnis Lefkofsky adalah fokus terhadap startup di luar kawasan Sillicon Valley.

Alasan Lefkofsky, di luar Sillicon Valley masih terdapat potensi besar yang kerap menutup mata pemodal. Pengalaman awal Lefkofsky dalam berbisnis bermula pada tahun 1990-an silam. Kala itu, Lefkofsky menjual karpet di sela-sela kesibukannya sebagai mahasiswa.

Kemudian, pada tahun 1993, Lefkofsky dan teman kampusnya, Brad Keywell, meminjam uang dari sejumlah kolega. Dua sohib tersebut menggunakan duit utangan membeli perusahaan pakaian bernama Brandon Apparel. Meski sukses sebagai pebisnis sekaligus pemodal, Lefkofsky tidak memiliki latar berlakang bisnis sedikitpun.

Dia adalah lulusan sekolah hukum University of Michigan. Besar di Detroit, Michigan, Lefkofsky, merupakan anak pertama dari keluarga keturunan Yahudi di AS. Ayah Lefkofsky berprofesi sebagai insinyur. Sedangkan ibu Lefkofsky adalah seorang guru.

Catatan Forbes, pria bernama lengkap Eric Paul Lefkofsky ini memiliki kekayaan sebesar $1,75 triliun pada September 2013. Kekayaan terbesar bersumber dari Groupon.  


Eric Lefkofsky, CEO Groupon

JATUH bangun adalah hal biasa dalam membangun bisnis. Hal ini pula yang dirasakan betul oleh Eric Lefkofsky.
Bagi Lefkofsky, pengalaman merasakan keuntungan dan kerugian dalam bisnis bukanlah hal asing. Pengalaman pertama berbisnis Lefkofsky bermula pada tahun 1990-an silam.

Kala itu, Lefkofsky menjual karpet. Lefkofsky mengisi waktu liburan musim panasnya dengan berjualan karpet, selagi menjadi mahasiswa University of Michigan Law School.Kemudian, pada tahun 1993, Lefkofsky bertemu teman kampusnya, Brad Keywell. Keduanya kemudian meminjam uang dari sejumlah kolega.

Dua sohib tersebut menggunakan duit utangan membeli perusahaan pakaian bernama Brandon Apparel. Pada tahun 1999, Lefkofsky dan Keywell menjajal peruntungan di bisnis internet.  Maklum, kala itu bisnis teknologi tengah booming di Amerika Serikat (AS).

Saat itu, Lefkofsky dan Keywell mendirikan Starbelly. Ini adalah situs yang khusus bergerak di bidang promosi produk. 
Kinerja Starbelly yang mumpuni menarik perhatian Halo Industries. Kemudian, Lefkofsky menjual Starbelly kepada Halo Industries pada tahun 2000.

Meski menyerahkan kepemilikan saham mayoritas kepada Halo Industries, Lefkofsky tetap duduk di bangku direksi sebagai Direktur Operasional Starbelly. Untung tak dapat diraih, malang tak dapat ditolak. Setahun kemudian, pada tahun 2001, Starbelly bangkrut. Buntutnya, Lefkofsky mendapat tuntutan hukum dari sejumlah pemegang saham.

Tak menyerah, Lefkofsky mendirikan InnerWorkings. Ini adalah perusahaan yang menawarkan jasa promosi dan penciptaan merek. Lefkofsky berhasil menggaet perusahaan investasi New Enterprise Associates (NEA) pada tahun 2006. Pasca NEA masuk menjadi investor institusi, skala bisnis InnerWorkings melompat dan mencatatkan saham (IPO) di bursa AS pada Agustus 2006.

Sukses dengan InnerWorkings, pada Februari 2005, Lefkofsky dan Keywell mendirikan perusahaan logistik Echo Global Logistics. Dengan strategi sama, Lefkofsky mengajak NEA untuk menyuntikkan modal. Kemudian, Lefkofsky pun kembali menjual saham perdana (IPO) Echo Global.

Belum puas, pada Juni 2006, Lefkofsky dan Keywell mendirikan MediaBank. Ini adalah konsultan pemasaran produk di media. 
Lagi-lagi, jalinan mesra Lefkofsky dan NEA terulang, pada In Juli 2007, NEA membenamkan investasi di MediaBank. Di tahun yang sama, MediaBank mengakuisisi Datatech, konsultan periklanan.

Meski InnerWorkings dan MediaBank cukup sukses, tapi keberuntungan Lefkofsky berlipat saat membangun Groupon. 
Pada Januari 2007, Lefkofsky bertemu Andrew Mason. Dia adalah pencetus ide awal bisnis Groupon. Yang unik, Mason merupakan mantan karyawan Lefkofsky di InnerWorkings. Awalnya, Mason mendirikan ThePoint.com, situs penyedia informasi diskon atau promosi.

Setelah berbincang dengan Mason, Lefkofsky menyodorkan modal sebesar US$ 1 juta kepada Mason untuk mengembangkan ThePoint.com. Sejak saat itulah Lefkofsky memiliki saham di Groupon. Pria dengan kekayaan US$ 1,75 triliun ini memang ambisius dalam berbisnis.

"Memiliki banyak uang adalah obsesi saya di usia muda. Ini saya ajarkan ke mahasiswa," ujar Lefkofsky, mengutip www.adrinkwith.com. Selain menyandang posisi sebagai CEO Groupon sejak Juli 2013, Lefkofsky sesekali menjadi dosen bisnis di University of Chicago. 

Dulu penyiar radio, kini menjadi raja radio

Siapa sangka, seorang penyiar radio bisa masuk deretan orang terkaya dunia? Tapi itulah yang kini dibuktikan Allan Slaight, warga negara Kanada kelahiran tahun 1931. Menurut Majalah Forbes, per Maret 2013, Slaight berada di peringkat ke-25 orang paling kaya Kanada dan posisi 1.175 orang terkaya dunia.

Slaight kini dikenal sebagai pemilik Slaight Communications, perusahaan penyiaran radio asal Kanada. Slaight menguasai perusahaan tersebut sejak tahun 1971, setelah mengakuisisi CFGM di Richmond Hill. Slaight kemudian mengakuisisi CFOX di Montreal dan Chok di Sarnia. Selain itu, pria berusia 80 tahun ini meluncurkan CILQ di Toronto.

Perusahaan terakhir Slaight, menjual seluruh asetnya dan terus mengoperasikan perusahaan radio induk melalui divisi Standard Broadcasting setelah Slaight membeli perusahaan itu pada 1985. Standard merupakan perusahaan multimedia terbesar di Kanada, sebelum akhirnya menjual aset radio dan siaran TV ke Astral Media pada 2007.

Anak seorang jurnalis veteran ini memulai kariernya pada tahun 1948, sebagai reporter sekaligus penyiar CHAB, Mosse Jaw, Saskatchewan. Sepanjang perjalanan kariernya, Slaight beberapa kali menempati posisi strategis di perusahaan penyiaran. Pada tahun 1956, Slaight menempati jabatan baru sebagai General Sales Manager di CFRN dan CJCA, Edmonton. Sebelumnya, Slaight hanya menjabat sebagai direktur pemberitaan.

Setelah 10 tahun menggantungkan pengalaman di dunia penyiaran, Slaight mulai masuk ke top eksekutif perusahaan. Pada tahun 1958, bapak dua anak ini menjadi Direktur Program CHUM, sekaligus menjadi Wakil Presiden dan General Manager CHUM AM/FM.

Seiring perjalanan waktu, kemampuan berbisnis Slaight mulai muncul. Pada tahun 1970, Slaight bersama beberapa mitra investasinya membeli stasiun radio CFGM Toronto dan CFOX Montreal. Kemudian, dua perusahaan itu melakukan merger dengan IWC Communications Ltd pada tahun 1973. Inilah yang menjadi cikal bakal kehadiran Slaight Communications dan kelak membuat dia masuk dalam jajaran orang paling kaya di dunia. Di perusahaan tersebut, Slaight duduk sebagai komisaris dan presiden direktur.

Karakter bisnis Slaight semakin terasah. Dia semakin ekspansif dan mulai mengincar perusahaan-perusahaan lain. Pada tahun 1974, melalui IWC, Slaight menyelamatkan Global Television Network yang terancam bangkrut, sebelum akhirnya menjual seluruh kepemilikan Global Television pada tahun 1977. Di tahun yang sama, IWC meluncurkan CILQ-FM (Q107) di Toronto. Dua tahun kemudian, Slaight Communication mengakuisisi seluruh saham investor lain di IWC untuk menjadi pemilik tunggal CFGM-AM dan Q107.

Tahun demi tahun dilewati, hasrat bisnis Slaight semakin tak terbendung. Berdasarkan catatan www.broadcasting-history.ca, Slaight terus mengembangkan bisnis penyiaran dengan menggelar sejumlah akuisisi strategis, peningkatan kepemilikan saham, penjualan saham, hingga menjamah bisnis di luar penyiaran.

Beberapa nama perusahaan yang sempat menghiasi perjalanan bisnis Slaight antara lain Urban Outdoors Corporation, Standard Broadcasting Corporation, Canadian TV Property, Telemedia Corp dan Milestone Radio Inc.

Di luar bisnis, Slaight mendapat kehormatan menyandang Anggota Orde Kanada melalui persetujuan Ratu Elizabeth II pada 2001. Di tahun 2005, Slaight menerima penghargaan Walt Grealis Special Achievement Award. Penghargaan itu diterima atas kontribusinya terhadap pertumbuhan industri musik. 

SMS atau BBM tahun baru 2014

Hari ini hari t'akhir
di tahun 2013 <=-P
Nikmatilah Matahari t'akhir di tahun 2013
Buang smua
☞sakit hati </3:'(,
☞kebencian >:O,
☞iri hati :>,
☞kekecewaan 3-|,
Biarlah semua t'benam
bersama matahari t'akhir
ϑi tahun 2013 &
Sambutlah fajar pertama
tahun 2014 dgan
S̤̥̈̊є̲̣̥м̣̣̥̇̊ά̲̣̣̣̥п̥̥̲̣̣̣̥G̲̣̣̣̥ά̲̣̣̣̥τ̣̣̥ baru
& dapatkan;
☞ tahun kebahagiaan :D<=-P,
☞ bulan kedamaian O:),
☞hari kegembiraan =))\=D/,
☞ jam kasih sayang({}),
☞ menit cinta <3<3<3:*,
☞detik p'sahabatan({})

☺̥̲̣̥̣̥ Sε̲̣̣̣̥lɑ̤̈̊ℳɑ̤̈̊ ℳε̲̣̣̣̥ϞyOϞgs0Ϟg ☺̥̲̣̥̣̥

Tɑ̤̈̊♓uϞ Bɑ̤̈̊®u  Jɑ̤̈̊Ϟuɑ̤̈̊®y 2014
Sent from my HinoBerry®
powered by HINO GENUINE PART

Senin, 30 Desember 2013

Kematian

Kelahiran umumnya akan disambut dg sukacita. Bagaimana dg kematian?

Bukankah setiap org pd akhirnya akan menghadapi kematian? Tidak ada yg fana di dunia ini.

Uang, jabatan...tidak akan bisa menghindari org utk menghadapi kematian.

Persoalannya, apakah kita sdh mempersiapkan diri jika Allah memanggil kembali ke hadapanNya?

Mari gunakan waktu kita dg baik. Bersyukur dg kondisi anda sekarang... Dan selalu mengucap syukur dlm segala hal....
Sent from my HinoBerry®
powered by HINO GENUINE PART

Wedding anniversary

Mengingat hari pernikahan dan merayakannya bersama pasangannya adalah momen indah.

Pasutri diingatkan akan perlunya membina pernikahannya. Apakah yang baru seumur jagung ataupun yg telah menikah puluhan tahun.

Syukuri...nikmati dan trus di perbaharui kehidupan pernikahannya agar anak, cucu dan byk org bisa menjadikan model pernikahan yg harmonis.
Sent from my HinoBerry®
powered by HINO GENUINE PART

Bisa....

Push your limit...itulah kalimat yg sering kita dengar utk memotivasi kita,agar trus bertahan dlm menghadapi bernagai tantangan hidup.

Rintangan apapun bisa kita lalui dengan keyakinan bahwa kita BISA jika kita MAU!

Ayo..tuntaskan resolusi th 2013 ini yg blom tercapai....Anda pasti BISA!
Sent from my HinoBerry®
powered by HINO GENUINE PART

Selamat Tahun Baru 2014

Beberapa jam lagi kita akan memasuki th 2014.

Semoga di th 2014, kita semua bisa menjadi pribadi yang bertumbuh, menjadi lebih baik.

Resolusi 2014 bisa membawa perubahan baik dalam pekerjaan, keluarga maupun bagi masyarakat.

Selamat th baru 2014.
Sent from my HinoBerry®
powered by HINO GENUINE PART

Kamis, 26 Desember 2013

Burung

Sent from my HinoBerry®
powered by HINO GENUINE PART

Minggu, 15 Desember 2013

Lulu Group, sukses Yusuff Ali miliarder India

Jeli melihat peluang bisnis merupakan salah satu kunci keberhasilan Yusuff Ali meraih kesuksesan. Coba lihat sepak terjang miliarder asal India ini. Ia hijrah ke Uni Emirat Arab (UEA) pada tahun 1973. Karier bisnis Yusuff berawal dari perusahaan distribusi barang-barang impor dan grosir milik sang paman, di bawah bendera usaha EMKE Group atau Lulu Group.

Pada tahun 1980-an, Yusuff membawa Lulu Group merambah bisnis distribusi produk makanan dan non-makanan. Kala itu, Yusuff juga mendistribusikan produk olahan makanan untuk hotel, perusahaan katering dan jasa pengiriman. Peluang bisnis ritel yang gurih kemudian memicu Yusuff terjun ke bisnis supermarket. Pada tahun 1990-an, Yusuff meluncurkan Lulu Hypermarket di UEA.

Insting bisnis Yusuff tak meleset. Tahun ini, Deloitte mendaulat Lulu Hypermarket dengan predikat 10 peritel dengan pertumbuhan tercepat di seluruh dunia. Catatan Deloitte, Lulu Hypermarket mengalami pertumbuhan rata-rata lebih dari 30% selama lima tahun terakhir. Saat ini, Lulu Hypermarket memiliki sekitar 106 gerai.

Jaringan ritel Lulu Hypermarket hadir di 24 negara. Berawal dari UEA, Lulu Hypermarket kini tersebar hingga ke Oman, Qatar, Kuwait, Yaman, Arab Saudi, Bahrain, Mesir dan Kenya. Belum cukup puas, Yusuff berencana membawa Lulu Hypermarket di pasar Asia. Yusuff membidik pasar Indonesia, Malaysia, Irak, Algeria, Maroko dan Libya.

Saat ini, aset Lulu Hypermarket mencapai US$ 4,25 miliar. "Kami akan membuka 42 ritel Lulu Hypermarket di sejumlah negara," ujar Yusufff, mengutip www.arabianbusiness.com, Selain hipermarket, Lulu Group juga menguasai pasar pusat perbelanjaan atawa mal. Lewat anak usaha Line Investment & Property LLC (LIP), Lulu Group memiliki 11 mal. Belasan mal miliki Lulu Group tersebar di negara UEA, Dubai, Kuwait, Bahrain, Arab Saudi dan India. Total, LIP mengelola 8 juta meter persegi area pusat perbelanjaan.

Ekspansi terbaru Lulu Group adalah membangun Lulu Mal. Mal yang berlokasi di Kochi, India ini baru dibuka pada Maret 2013 lalu. Secara ringkas, Lulu Group memiliki empat divisi bisnis. Yakni ritel, ekspor&manufaktur, impor & distribusi, dan bisnis jasa. Di bisnis jasa, Lulu Group mengembangan lembaga pendidikan dan travel.

Sementara, divisi ritel merupakan mesin uang Lulu Group yang membawahi Lulu Hypermarket dan mal. Sedangkan divisi ekspor-impor merupakan bisnis distribusi yang ditekuni Lulu Group sejak awal berdiri. Yusuff juga masuk bisnis perhotelan. Saat ini, secara personal Yusuff memiliki tiga hotel skala internasional di Kochi yakni dua Hotel Marriott dan satu Hotel Grand Hyatt.

Di Kochi, Yusuff juga mencaplok bisnis infrastruktur. Pria berdarah India ini mendapat proyek pembangunan Bandara Internasional Kochi. Belum lama ini, Yusuff juga disebut-sebut menjadi calon pembeli 5% saham di Catholic Syrian Bank. Ini adalah salah satu bank swasta di India.

Catatan saja, Kochi adalah daerah tempat kelahiran Yusuff.Kesuksesan Yusuff di negara Teluk tidak membuat dia melupakan negara asal. Sebagai miliarder, Yusuff memiliki misi khusus membantu saudara sebangsa yang kesulitan ekonomi. Di Lulu Group, Yusuff mempekerjakan 23.000 orang India dari total 30.000 karyawan.

Di mata masyarakat Arab, Yusuff memang dikenal berbaik hati terhadap sesama imigran India. Miliarder dengan kekayaan US$ 1,6 miliar ini, tak bisa mengatakan "tidak" bagi kaum India. 

Bukaka : Fadel Muhamad

Terlahir dari keluarga sederhana, Fadel bin Muhammad Al Hadar atau yang lebih dikenal dengan sebutan Fadel Muhammad sukses menjadi pengusaha sekaligus politisi yang cukup populer di Tanah Air.  Di dunia bisnis, nama Fadel melesat lewat

PT Bukaka Teknik Utama.Fadel mendirikan perusahaan ini bersama teman semasa kuliah di Institut Teknologi Bandung (ITB) di tahun 1978. Sementara di pentas politik, Fadel pernah menjabat Gubernur Gorontalo selama dua periode, yakni kurun waktu 2001 hingga 22 Oktober 2009.

Namun, di periode kedua ia mundur di tengah jalan karena diangkat sebagai Menteri Kelautan dan Perikanan. Pengusaha dan politisi kelahiran Ternate, 20 Mei 1952 ini merupakan anak sulung dari delapan bersaudara. Jiwa bisnis sudah tumbuh di dalam diri Fadel sejak kecil.

Sebagai sulung, ia terpanggil untuk meringankan beban orang tuanya dalam menghidupi ekonomi keluarga. Adalah ayahnya yang telah menumbuhkan jiwa wirausaha di dalam dirinya sejak

usia dini. Selain berprofesi sebagai guru, ayahnya yang bernama  Muhammad bin Muchsin Al Hadar juga merupakan seorang pedagang antar pulau. 
Melihat kesibukan ayahnya berdagang, Fadel pun tertarik mengikuti jejaknya dengan berjualan roti buatan ibunya, Salmah binti Salim. Ketika itu Fadel masih duduk di bangku sekolah menengah pertama (SMP).  

Setiap pagi sebelum berangkat sekolah, dia menyempatkan pergi ke pasar Gamalama yang letaknya di pusat kota Ternate. Dia menyunggi di atas kepala roti dagangannya. "Jadi saat remaja saya sudah berjualan roti," kata Fadel.

Sosoknya yang supel membuat Fadel tak sulit mencari pelanggan. Banyak ibu-ibu yang berjualan sayur atau ikan di pasar menjadi pelanggannya. 
Selain berjualan roti, setiap hari Minggu atau hari libur, Fadel juga berjualan aneka barang kebutuhan sehari-hari di pelataran Pasar Rum di Ternate, seperti sandal, sarung, dan sepatu.

Hampir seluruh masa remajanya dia habiskan buat berjualan dan berdagang. Setelah tamat SMA di Ternate, Fadel melanjutkan sekolah ke ITB. 
Saat kuliah di ITB, dia pun meraih sejumlah prestasi gemilang. Tahun 1975 dia mendapat penghargaan sebagai mahasiswa teladan.

Mendirikan Bukaka

Setelah meraih gelar insinyur tahun 1978, Fadel pun memilih pengusaha. Debut awalnya di dunia bisnis dimulai dengan mendirikan PT Bukaka Teknik Utama bersama beberapa rekan kuliahnya di ITB, seperti Achmad Kalla, Erwin Kurniadi, Imron Zubaidi dan Muhammad Ashari.

Bukaka sendiri diambil dari sebuah nama desa dekat dengan Makassar, Sulawesi Selatan tempat kelahiran Achmad Kalla adik dari Jusuf Kalla. Awal berdirinya, perusahaan ini fokus di bidang pembuatan karoseri dan jasa servis teknik.

Ketika baru berdiri, Bukaka meminta order pekerjaan ke perusahaan milik ayah Achmad Kalla, yakni Haji Kalla. Di Makassar, Haji Kalla ini mengelola perusahaan besar bernama NV Kalla.

Sebagai perusahaan baru berdiri, Haji Kalla pun terpanggil membantu perusahaan milik anaknya ini. Selain bersedia diajak bekerja sama, Haji Kalla juga memberikan pinjaman uang sebesar Rp 50 juta untuk modal usaha Bukaka.

Pada masa itu, uang tersebut itu sangat besar nilainya. Mendapat suntikan modal, Bukaka serius menjalankan bisnis. Sebagai lokasi usaha, Fadel dan rekan-rekannya kemudian membuka  bengkel di Jalan Raya Narogong Km 19,5 Cileungsi, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Bengkel tersebut berdiri di lahan seluas 4.000 meter persegi.

Lokasinya berada di lingkungan pedesaan yang jauh dari keramaian. Untuk mencapainya harus berjalan kaki sekitar 500 meter dari jalan raya.
Sarana dan prasarana usaha juga masih sangat minim. Di bengkel itu ada empat mesin las ketok dan sebuah mesin potong. Karyawannya pun hanya 12 orang. Bangunan bengkel juga sederhana berlantai tanah tanpa dinding. Bila hujan deras turun, air langsung masuk ke dalam bangunan.

Tapi, kondisi yang serba terbatas itu tidak menyurutkan semangat Fadel dan teman-teman. Mereka terus berusaha mencari order demi kelangsungan usaha. Pelan-pelan bisnis mereka pun mulai dipercaya di industri otomotif dengan mendapatkan pesanan khusus dari Toyota.

Selain mobil penumpang, mereka juga mulai belajar belajar membuat mobil pemadam kebakaran.  Namun karena kurang pengalaman, Bukaka hanya mampu memproduksi empat unit. Harga untuk setiap unitnya juga tidak murah sekitar US$ 35.000 per unit.

Bahkan setelah jadi produksinya pun tidak ada satupun yang laku dijual.Pantang menyerah, akhirnya Bukaka banting setir dengan memproduksi alat-alat besar, terutama untuk menunjang peralatan konstruksi.

Apalagi pada tahun 1980 terbit Keputusan Presiden (Keppres) No 10/1980 yang melarang impor barang industri yang bisa diproduksi di dalam negeri. Keputusan pemerintah itu mendatangkan angin segar bagi Bukaka. "Kami memiliki konsep untuk menggunakan produksi dalam negeri, tanpa harus impor kalau dapat dikerjakan sendiri. Kami pun merasa mampu," ujar Fadel.

Di bidang usaha yang baru ini, Bukaka mencoba peruntungannya dengan mengikuti tender pengadaan asphalt mixing plant di Departemen Pekerjaan Umum. Peserta tender bukan saja perusahaan lokal, namun juga luar negeri.

Lantaran banyak kompetitor, Bukaka sebagai perusahaan baru atau new comer kalah bersaing. Jaminan harga yang lebih rendah dibandingkan perusahaan lain dalam tender tersebut tidak mempan untuk mensukseskan tawaran Bukaka.

Pengalaman demi pengalaman telah menempa Bukaka sehingga menjadi perusahaan yang kuat. Bukaka akhirnya mendapat proyek dengan nilai yang cukup besar, yakni Rp 16 miliar untuk memproduksi trailer dan kontainer sebanyak 2.000 unit. Seluruh kendaraan berat itu semula akan diimpor dari inggris.

Semakin lama berjalan, Bukaka akhirnya mendapat kepercayaan dari pemerintah untuk memproduksi alat-alat industri. Ketika itu pangsa pasar Bukaka 85% untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri, sedangkan 15% sisanya dilempar ke pasar luar negeri.

Beberapa produk Bukaka yang potensial memenuhi pasar ekspor antara lain boarding bridge, machine tools, tower dan read construction equipment. Salah satu prestasi besar yang dirasakan Bukaka adalah saat bisa mengalahkan perusahaan besar Jepang Sing Mei Hwa dalam tender pembangunan 44 unit gangway atau passanger boarding bridge di bandara Soekarno-Hatta, yang diberi nama Garbarata.

Sukses di dalam negeri, membuat Bukaka semakin berani melebarkan sayap ke luar negeri. Bukaka berhasil menjual Garbarata sebanyak 20 unit untuk dipasang di Osaka Airport, Jepang. Selain itu juga 12 unit di Changi Airport, Singapura.

Bahkan di Chek Lapk Kok Airport, Bukaka memasang 74 unit yang dapat dikatakan sebagai paket order Garbarata terbesar di dunia. Berbagai tender pengadaan jenis barang hampir sudah pernah dilakukan Bukaka.

Mulai dari pesanan membuat pompa angguk dari Caltex, hingga memenangkan tender asphalt mixing plant untuk pembuatan jalan. Bukaka juga pernah mengikuti tender internasional pengadaan mesin besar rice mill yang nilainya sekitar Rp 8 miliar.

Fadel bercerita, sebuah profesionalisme dan kerja keras akan menghasilkan sesuatu yang maksimal. Hal ini dibuktikannya dengan membangun Bukaka dari nol hingga menjadi perusahaan publik pada tahun 1995. "Bukaka dulu karyawannya hanya sedikit, tetapi sekarang sudah menjadi perusahaan Tbk (go public)," ujar Fadel.

Setelah Bukaka menjadi perusahaan publik, Fadel melepas jabatannya sebagai direktur utama. "Saat ini saya masih sebagai pemegang saham minoritas di Bukaka," kata Fadel.

Kini, selain aktif di bidang politik Fadel juga tetap aktif berbisnis. Salah satunya mengembangkan perusahaan bernama Batara yang bergerak di sektor alat berat atau heavy industry. Batara sendiri adalah anak usaha Bukaka Kujang Prima yang diambil Fadel.

Selain itu, ia juga menggarap bisnis minyak dan gas serta properti. Fadel sendiri memiliki pengalaman karier yang cukup panjang di dunia bisnis dengan memegang sejumlah posisi penting di berbagai perusahaan.

Di antaranya pernah menjabat Presiden Komisaris PT Arco Chemical Indonesia, PT Lyondell Indonesia, PT Bayer Urethanes Indonesia, dan PT Dowell Anadrill Schlumberger Indonesia. Ia juga pernah Komisaris Utama  Intan Group.           

Jumat, 06 Desember 2013