Rabu, 21 September 2016

Apa yang paling penting dalam didupmu?



Suatu hari, seorang Profesor dari UNS,melakukan perjalanan dari Jogya ke Jakarta dg naik pesawat.

Karena keberangkatan pesawat ditunda 1 jam beliau menunggu di salah satu lounge bandara Adisucipto dgn sekedar minum kopi.

Di depannya duduk seorang ibu sudah agak tua, memakai pakaian Jawa tradisional kain batik dan kebaya, wajahnya tampak tenang dan keibuan.

Sekedar mengisi waktu, diajaknya ibu itu ber-cakap².

"mau pergi ke Jkt, bu ?"

Iya nak, hanya transit di cengkareng terus ke Singapura

"Kalau boleh bertanya, ada keperluan apa ibu pergi ke Singapura ?"

Menengok anak saya yang nomor dua nak, istrinya melahirkan di sana terus saya diberi tiket dan diuruskan paspor melalui biro perjalanan. Jadi saya tinggal berangkat tanpa susah mengurus apa².

"Puteranya kerja dimana, bu ?"

Anak saya ini insinyur perminyakan, kerja di perusahaan minyak asing, sekarang jadi kepala kantor cabang Singapura

"Berapa anak ibu semuanya?"

Anak saya ada 4 nak, 3 laki², 1 perempuan. Yang ini tadi anak nomer 2. Yang nomer 3 juga laki², dosen fakultas ekonomi UGM, sekarang lagi ambil program doktor di Amerika. Yang bungsu perempuan jadi dokter spesialis anak. Suaminya juga dokter, ahli bedah dan dosen di universitas Airlangga Surabaya

"Kalau anak sulung ?"

Dia petani, Nak, Tinggal di Godean, menggarap sawah warisan almarhum bapaknya.

Sang Profesor tertegun sejenak lalu dengan hati² bertanya:

"Tentunya ibu kecewa kepada anak sulung ya bu, Kok tidak sarjana spt adik²nya"

Sama sekali tidak, nak. Malahan kami sekeluarga semuanya hormat kepada dia, karena dari hasil sawahnya dia membiayai hidup kami dan menyekolahkan semua adik²nya sampai selesai jadi sarjana.

Kembali sang Profesor merenung : "Ternyata yang penting bukan Apa atau Siapa kita, tetapi apa yang telah kita perbuat".

Allah tidak akan menilai apa dan siapa kita tetapi apa "amal dalam ibadah" kita.

Sebuah pelajaran hidup yg mengajarkan, agar kita melakukan yg terbaik tanpa berharap pujian......
Tanpa terasa air mata profesor mengalir di pipinya...


Apa yang ayah ajarkan pada anaknya?



Seorang anak, menelpon ayahnya yang tinggal pisah-rumah dgnnya dan ibunya (cerai).

Pagi itu, ibunya sakit dan tidak bisa mengantar Anaknya ke sekolah seperti biasanya.
Jarak sekolahnya 1 km dari rumahnya, dan si anak bertubuh lemah.
Pagi itu jam 6:00 si anak menelpon ayahnya.

Anak: ayah, tolong antarkan aku ke sekolah.

Ayah: ibumu ke mana?

Anak: ibu sakit ayah, tidak bisa mengantarkan aku ke sekolah, kali ini ayahlah yg antarkan aku ke sekolah.

Ayah: ayah tidak bisa, ayah nanti terlambat ke kantor. Kamu naik angkot saja atau ojek

Anak: ayah, uang ibu hanya tinggal 10 rb, ibu sakit, kami pun belum makan pagi, sdh tdk ada apa-apa di rumah, kalau aku pakai untuk ongkos, kasihan ibu sakit belum makan, juga adik2 nanti makan apa ayah?

Ayah: ya sudah, kamu jalan kaki saja ke sekolah, ayah juga dulu ke sekolah jalan kaki.
Kamu anak laki laki harus kuat.

Anak: ya sudah, terima kasih ayah.

Si anak mengakhiri teleponnya dengan ayahnya.
Dihapusnya air mata di sudut matanya, lalu berbalik masuk kamar, ketika ibunya menatap wajahnya, dia tersenyum.

Ibu: apa kata ayahmu nak?

Anak: kata ayah iya ibu, ayah kali ini yang antar aku ke sekolah.

Ibu: baguslah nak, sekolahmu jauh, kamu akan kelelahan kalau harus berjalan kaki.
Doakan ibu lekas sembuh ya, biar besok ibu bisa antar kau ke sekolah.

Anak: iya ibu, ibu tenang saja, ayah yg antar, ayah bilang aku tunggu di depan gang supaya cepat ibu.

Ibu: berangkatlah nak, belajar yg rajin yg semangat.

Anak: iya ibu

Tahun berganti tahun, kenangan itu tertanam dalam di benak ingatan si anak.
Dia sekolah sampai pasca sarjana (S2) dengan biaya beasiswa.
Setelah lulus dia bekerja di perusahaan asing dengan gaji yang besar.
Dengan penghasilannya, dia mampu membiayai hidup ibunya, membantu menyekolahkan adik- adiknya sampai sarjana.

Satu hari, saat di kantor ayahnya menelpon.

Anak: ada apa ayah?

Ayah: nak, ayah sakit, tidak ada yang membantu mengantarkan ayah ke rumah sakit

Anak: memang istri ayah ke mana?

Ayah: sudah pergi nak sejak ayah sakit sakitan.

Anak: ayah, aku sedang kerja, ayah kerumah sakit pakai taxi saja.

Ayah: kenapa kamu begitu? Siapa yg akan urus pendaftran di RS dan lain2?
Apakah supir taxi?
Kamu anak ayah, masakan orangtua sakit kamu tidak mau bantu mengurus?

Anak: ayah, bukankah ayah yang mengajarkan aku, mengurus diri sendiri?
Bukankah ayah yang mengajarkan aku bahwa pekerjaan lebih penting daripada istri sakit dan anak ?

Ayah, aku masih ingat, satu pagi aku menelpon ayah minta antarkan Ke sekolahku,waktu itu ibu sakit, ibu yg selalu antarkan kami anak2nya..yang mengurus kami seorang diri, namun ayah katakan aku pergi jalan kaki, tubuhku lemah, sekolahku jauh, namun ayah katakan anak laki laki harus kuat, dan ayah katakan ayahpun dulu berjalan kaki ke sekolah, maka aku belajar bhw krn ayah lakukan demikian maka akupun harus lakukan hal yg sama..saat aku sakitpun hanya ibu yang ada mengurusku, saat aku membutuhkan ayah, aku ingat kata kata ayah, anak laki laki harus kuat.

Ayah tau? Hari itu untuk pertama kalinya, aku berbohong kepada ibu, aku katakan iya ayah yg akan antarkan aku ke sekolah, dan meminta aku menunggu di depan gang.
Tp ayah tau? Aku jalan kaki seperti yg ayah suruh, di tengah jalan ibu menyusul dgn sepeda, ibu bisa tau aku berbohong, dengan tubuh sakitnya ibu mengayuh sepeda mengantarkan aku ke sekolah.

Ayah mengajarkan aku 'pekerjaan adalah yg utama', ayah mengajarkan aku 'kalau ayah saja bisa maka walau tubuhku lemah aku harus bisa'. Kalau ayah bisa ajarkan itu, maka ayah pun harus bisa.

Si ayah terdiam..sepi di seberang telepon.
Baru disadarinya betapa dalam luka yang ditorehkannya di hati anaknya.

Anak adalah didikan orangtua
Bgmn kita bersikap, memperlakukan mereka kita sama saja  sedang mengajarkan mereka bgmn memperlakukan kita kelak ketika kita tua dan renta.

Si anak berdosa?
Mungkin....
Si anak durhaka?
Barangkali....

Yang jelas ayahnya yg membuat anaknya demikian.
Dan kelak orangtua membuat pertangung-jwbnnya masing2 kepada sang Khalil, Si Empunya Anugerah yg di titipkan kepada masing2 orang.

Menjadi orangtua bukan krn menanamkan benih atau karena melahirkan.

Menjadi orangtua, karena mengasuh, mendidik, menyayangi, memberi waktu, perhatian, mengayomi, mencurahkan perhatian dan kasih sayang.

Menjadi orangtua, tidak ada kata pensiun.
Finishnya hanya di kematian.

Umur



Ketika ada kesempatan, pergilah bersama teman-teman lama, kumpul-kumpul bukan sekedar makan dan ngobrol. Tetapi ingat, waktu hidup kita semakin singkat, mungkin lain waktu kita tidak bisa bertemu lagi. Mungkin lain waktu kita sudah semakin susah untuk berjalan.

Menghabiskan sebagian waktu dengan teman atau sahabat akan membuat hidup lebih "Sehat" secara mental dan fisik.

Umur itu seperti es batu, dipakai atau tidak dipakai akan tetap mencair. Begitu juga dengan umur, digunakan atau tidak digunakan, umur kita akan tetap bertambah.

Hal yang harus dilakukan setiap hari :
Tersenyum dan Tertawalah.

"Air yang mengalir tidak dapat berbalik arah", itulah hidup kita, tidak dapat berbalik menjadi muda lagi.

-Jalani hidup ini dengan santai
-Jangan suka sakiti sesama
-Jangan suka mengeluh
-Jangan mencela

Hiduplah dengan gembira , perbanyak waktu untuk berkumpul dengan teman-teman. Semoga hari-hari kita indah selalu & diberi umur panjang.

Sabtu, 17 September 2016

Michelle Obama: Marriage is like a shoe

"MARRIAGE is like a shoe. When you wear oversize, be ready to drag it along through out life, and when you wear under-size be ready to feel the pains through out life".

One thing about marriage is that you don't drop your shoe or remove it at any point, no matter how painful or how stressful it is. That is why I thought it necessary to write you this letter.

Dear Singles, When you are ready to buy your own shoe please take note of these three things:

PHYSICAL APPEARANCE :
Do not look for the beautiful ones, the nice ones or the cheap ones. Look for the one that is your size. Not every handsome, wealthy or intelligent guy is for you, not every beautiful woman is for you. Look for the one that is meant for you, the one that aligns with your values and belief, the one who you meet at your life's journey. It is important to know where you're going in life before you think of getting a wife.

POSITION :
All sizes of shoes are not placed in the same place. There is a place for court shoes, laced up shoes, sport footwear, snickers etc. We have Children sizes, young people's sizes and the adult sizes. Know where to get your own shoe. Your size cannot be everywhere my brother, your type cannot be everywhere my sister. You cannot be a Christian, and be looking for a wife material at a club. Your wife or husband can't just be everywhere. Stick to your values and therein you shall find someone like you, but when your values are not defined anyone can just match you. Discover yourself and define your values.

PERCEPTION :
In this kind of shoe purchasing enterprise, you are not permitted to try the shoe before you buy. This is why it is important to seek guidance and counseling, from people who have bought shoes before or are into the business of directing people to the right shoes (Pastors and Relationship coaches). And most importantly to avoid much time wasting time, simply consult the SHOE MANUFACTURER to tell you your size (GOD ALMIGHTY ).

"You do not prepare for wedding, you prepare for marriage." Ladies these days get so motivated when they attend wedding and they will quickly want to say yes to that guy.

Wait!!! It is not just the wedding oh. The wedding is just one day. After the wedding WHAT NEXT?

Finally, it is not something you rush to the market and just pick a shoe because you like or can purchase it. Ask questions -Where is this shoe made from? (Background) -What's the size (Values) -How much (His/Her interest) -How long will it last (His/Her Character) -Who made it? (Is she/He of the same faith This is compatibility) -Will it match me? (This is whether he/she love you and will accept you the way you are)

Dear one, remember many are dragging their foot and they would hardly reach their destinies, many are feeling endless pains and wish they could pull off the shoes but no way!!! I have seen people with beautiful shoes and when they show you their foot, you will see scars.

Beloved, it is not about the physical, it is the size, you can't know the sizel from afar so come close, build a relationship first but remember 'you are not permitted to try it before you buy it'.

And for those who have purchased the wrong shoes, you can still make it your size again if you'd consult the manufacturer and let Him have His way in your marriage. God bless us all.

Rabu, 14 September 2016

HOW TO AVOID THE COMFORT ZONE

Yamaha berencana untuk meluncurkan mobil yang akan dijual mulai tahun 2019.
Orang-orang mulai bertanya, mengapa Yamaha harus membuat mobil?
Bukankah mereka sudah "enak" jualan sepeda motor, sudah menjadi salah satu market leader. Bukankah sepeda motor adalah strength Yamaha?

Mengapa harus memasuki area baru ("mobil") di mana mereka belum berpengalaman?
Apakah Yamaha tidak takut berkompetisi melawan pemain-pemain yang sudah lebih lama bermain di "mobil"?

Teman saya , sebut saja namanya David, tadinya adalah Direktur di sebuah bank ternama dari Amerika. Setelah 3 tahun berada di posisi itu, dia memutuskan untuk mengundurkan diri dan pindah ke perusahaan lain di Indonesia yang bergerak di industry lain.
Teman-temannya pun bertanya," What were you thinking? Why are you doing this?"
Bukankah David sudah terbiasa dengan banking industry? Bukankah hubungannya dengan boss nya sangat baik? Bukankah David juga sudah membangun tim yang kompak dan sayang sama dia?
Mengapa David harus melakukan itu?
Mengapa David harus memasuki industry baru yang dia belum berpengalaman?
Bukankah David harus belajar lagi dari awal tentang consumer good industry? Mengapa?

Yang dilakukan oleh Yamaha dan David sama. Mereka menolak memasuki zona nyaman (comfort zone)?

Kenapa?
Karena Yamaha ingin maju terus (semboyan Yamaha adalah "moving forward").
Semboyan David adalah "A Promotion every 3 years, inside or outside".
David selalu mendapat promosi setiap 3 tahun. Kalau dia tidak mendapat promosi di dalam perusahaannya, David akan mencari promosi di perusahaan lain (dengan responsibility yang lebih besar dan salary yang lebih tinggi).

Ada kesamaan di antara Yamaha dan David. Mereka ingin maju (progress).
Padahal seringkali progress tidak bisa berjalan bersama dengan nyaman (comfort).
Jadi Yamaha tahu bahwa memasuki arena "mobil" pasti tidak akan comfortable.
David tahu memasuki industry baru  pasti tidak akan comfortable.
Harus bekerja keras untuk mempelajari hal hal yang baru dan menyesuaikan diri (berubah) lagi.
But if you want to progress, there is  no other choice.
Itulah kenapa Yamaha selalu berhasil "moving forward" dan David selalu berhasil mendapatkan promosinya setiap tiga tahun (inside or outside).

Dunia berubah begitu cepat. Kita harus berubah dan menyesuaikan diri dengan apa yang terjadi.
Learning agility menjadi skills yang paling penting saat ini.

Sebaiknya anda Melengkapi competence anda dengan competence lain atau melengkapi pengalaman anda di industry yang berbeda.
Yamaha tidak ingin mengulang nasib Kodak (yang dulunya jagoan photography), Nokia (jagoan handphone) atau Xerox (jagoan photocopy).
Mereka semua dulunya sangat jagoan, kemudian mereka memasuki dunia nyaman, dan kemudian sangat lamban, untuk melakukan perubahan, akhirnya yang mereka hadapi adalah kebangkrutan dan kehancuran.

Dalam karier anda, jangan sampai Anda menjadi seperti insinyur sipil yang dulunya kehujanan proyek, tetapi saat krisis moneter menganggur semua.
Anda tidak ingin menjadi insinyur perminyakan, yang dulunya digaji puluhan (atau ratusan juta) rupiah per bulan, tetapi kemudian menangis kebingungan pada saat harga minyak jatuh.

Have a Plan B!
Take charge of your life.Take charge of your carier.
Kontrol hidup anda dan karier anda sendiri.
Jangan membiarkan orang lain, boss anda, perusahaan anda, krisis moneter, harga minyak atau apapun mengontrol hidup anda.
Take charge of your life.
Be professional. Berkontribusilah secara maximum pada perusahaan anda.
Tetapi anda harus mempunyai rencana cadangan, plan B, contingency plan.
Supaya apapun yang terjadi dengan lingkungan anda, perusahaan anda, macro economy, globalization atau apapun yang terjadi anda harus survive.

Semoga anda tidak menangis pada saat krisis moneter terjadi (lagi). Semoga anda tidak hanya meratap dan mengharap agar harga minyak naik lagi.
Semoga anda selalu bersiap-siap, dan apapun yang terjadi, anda mampu mengantisipasinya.
Dan untuk itu anda harus melengkapi portfolio anda, mempunyai learning agility dan mampu menyesuaikan diri dengan perubahan and continue to survive in any condition.

Coba gambar satu lingkaran kecil, namanya discomfort zone. Di luarnya gambar lingkaran yang sedikit lebih besar, namanya comfort zone (zona nyaman). Kemudian di luarnya lagi, lebih besar lagi, gambar lingkaran yang paling besar namanya panic zone.

Intinya pada saat kita memulai sebuah karier (atau pekerjaan baru di tempat yang baru), kita selalu berada di lingkaran terkecil di dalam, discomfort zone. Kita belum comfortable. Mari kita namakan zona ini learning zone. Karena kita memang belum menguasai semua pengetahuan, skills, process, policy, culture, way of working di tempat yang baru.
Akan perlu beberapa lama untuk kemudian anda akan belajar dan menguasai semua itu.
Setelah itu anda mulai merasa comfortable (nyaman) menjalankan pekerjaan anda dan mencapai objective anda.

Anda akan berada di sana untuk beberapa waktu. Tapi jangan terlalu lama. Karena memang anda mau tidak mau harus keluar dari zona itu.

Kalau anda terlalu lama di situ, anda akan complacent (lengah) dan akibatnya sebelum anda menyadarai tiba-tiba performance anda menurun, performance perusahaan anjlok, harga minyak jatuh, macro economy sulit atau apapun yang membuat anda terlempar dari zona nyaman dan kemudian tanpa anda sadari anda sudah berada di panic zone. Marilah kita namakan zona ini disaster zone (zona celaka, zona bencana).

(Catatan , ada yang menggambar zona-zona itu dengan urutan yang berbeda, tapi menurut saya 3 lingkaran di atas tadi mudah dimengerti).

Dan by the way, teori 3 zona itu berlaku bagi individu (karier anda) maupun perusahaan (bisnis). zona.Comfort zone, discomfort zone, dan panic zone.
Intinya kalau anda sudah memasuki comfort zone, anda harus segera menolak terlalu lama di comfort zone itu dan segera pergi ke discomfort zone.

Kalau anda tidak segera keluar dari comfort zone (berarti tidak segera memasuki discomfort zone),  lama lama anda akan memasuki panic zone (disaster zone) karena sudah terlambat.
Dan pada saat anda di panic zone, tidak lama anda akan terdepak keluar dari lingkaran-lingkaran itu (dari perusahaan anda, dari bisnis anda, dari industry anda).

This is about survival. Your survival for your career, your life and your family.
Don't jinx it!

Apa yang seharusnya anda lakukan.
Dari lingkaran kecil (learning zone) pelan pelan anda akan bergerak ke comfort zone. Then perform and contribute your best for the company!
Pada saat anda sudah agak lama di zona comfort (dan waktunya berapa tahun itu sangat tergantung kepada jenis pekerjaan, tingginya posisi dan level of complexity), jangan terlalu lama stay di situ, mulailah kembali ke learning zone (discomfort zone) dengan mempelajari bidang yang baru. Never stop learning!
Itu satu-satunya cara agar anda tidak terdepak ke zona disaster (zona celaka).
Ingat itu!

Jadi bagaimana pada prakteknya cara-cara menghindari comfort zone?

1. IDENTIFY THE BEST, LEARN FROM THE BEST

Pada saat anda masih di learning zone, identify the best talents in the organization. You can accelerate your learning from them. Mereka sudah terbukti perform di organisasi itu . Learn from them. Sambil menawarkan apabila ada yang anda bisa bantu ke mereka. Be Humble. You are the new kid in the block. Jangan sombong. Anda yang harus belajar.

2. DO YOUR BEST. GIVE YOUR BEST. PERFORM AT YOUR BEST. CONTRIBUTE AT THE MAXIMUM LEVEL.

Be professional. Bekerjalah sekeras mungkin. Perform and excel in your job.
Remember ERI (Effort, Result, Impact).
Pada akhirnya anda harus menghasilkan Impact (business impact dari pekerjaan anda).
Tapi kalau ternyata memerlukan waktu, ya at least tunjukkan Result.
Kalau belum bisa menunjukkan Result ya Effort (anda harus menunjukkan usaha anda).
Pada akhirnya hanya Impact yang akan dilihat. But it may take time. Jadi tunjukkan dulu Effort, setelah itu Result, setelah itu Impact.

3. KEEP WATCHING. KEEP OBSERVING.

Sambil perform at your best, tetaplah melihat, mengamati dan menganalisa.
Apa yang terjadi di perusahaan anda (financial report). Apa yang terjadi di industry anda. Apa yang terjadi secara macro economy. Apa yang terjadi dalam dunia global.
Be prepared to adjust , be prepared to change, be prepared to adapt.

4. KEEP LEARNING. KEEP STUDYING
Terus meneruslah belajar. Setiap hari adalah learning journey.
Belajar untuk:
- membuat anda semakin pintar dalam bidang anda
- membuat anda mengerti konteks business yang lebih luas
- membuat anda menguasai bidang baru yang sebelumnya tidak anda mengerti
(Yamaha harus belajar tentang mobil karena sebelumnya bermain di segment sepeda motor.
David harus belajar tentang consumer goods, padahal sebelumnya di banking).

5. BUILD YOUR NETWORK. MAINTAIN YOUR NETWORK. EXPAND YOUR NETWORK.

Dari Network anda, anda bisa belajar lebih banyak dan mendapatkan informasi yang anda butuhkan sehingga analisa anda lebih akurat. Network juga bisa menjadi jalur yang akan menyelamatkan hidup anda seandainya anda di ujung jurang (sebelum terdepak keluar dari disaster zone).
Build your network. Maintain your network. Expand your network.
But remember, the key of networking is not only whay you can get or receive from others, tetapi bagaimana anda memberi dan membantu orang lain.

Jadi ingat 5 hal yang mungkin akan menyelamatkan anda di masa depan:

1. Learn from the Best

2. Perform at your maximum level

3. Keep Observing

4. Keep Learning

5. Expand your network

Minggu, 04 September 2016

Waktu adalah UANG? atau Waktu adalah IBADAH?



Kalau di masa lalu kita belajar:
🕒WAKTU adlh UANG, Mulai saat ini kita  belajar "WAKTU  adlh  NAFAS ".
"WAKTU  adlh IBADAH".

🕑Waktu :
adlh nafas yg setelah terlewat tak akan bisa kembali…

adlh ibadah karena  setiap detik harus bernilai ibadah. Apa pun aktivitasnya.

Manusia sesungguhnya hanya pengendara di atas punggung usianya.

Digulung hari demi hari, bulan & tahun tanpa terasa.

👉1 hari berlalu, berarti 1 hari pula berkurang usia kita.
Umur kita yg tersisa di hari ini sungguh tak ternilai harganya,

👉Sebab esok hari belum tentu jadi bagian dari diri kita.

Karena itu, "Jgn biarkan HARI INI  berlalu tanpa KEBAIKAN yg bisa kita LAKUKAN,"

TERUSLAH 
Berbuat baik…
Berkata baik…
Menjadi pribadi indah..
Menjadi yg Terbaik...

WALAU tak banyak orang yg mengenali kebaikan kita, tp KEBAIKAN yg kita lakukan adlh KEBAHAGIAAN dimana perbuatan BAIK kita akan terus dikenang oleh mereka yg kelak kita tinggalkan.

👉Jadilah seperti AKAR yg TAK TERLIHAT, tapi tetap MENYOKONG KEHIDUPAN;

👉Jadilah seperti JANTUNG yg TAK TERLIHAT, tapi terus BERDENYUT setiap saat TANPA HENTI; 
Hingga membuat kita TERUS HIDUP, sampai BATAS WAKTUNYA utk BERHENTI..


Sent from Samsung Mobile.

Pikiran positip



Suatu hari seorang profesor masuk ke dalam kelasnya dan meminta murid-muridnya untuk bersiap-siap karena akan ada tes mendadak. Para murid terlihat cemas karena tes dadakan ini. Profesor lalu membagikan kertas pertanyaan, dengan teks yang menghadap ke bawah  sama seperti biasa.

Setelah ia selesai menyerahkannya, ia meminta murid-muridnya untuk membalik kertas pertanyaan dan mulai mengerjakannya. Namun semua murid terkejut karena tidak ada pertanyaan sama sekali, yang ada hanyalah titik hitam tepat di tengah halaman. Profesor melihat ekspresi di wajah semua muridnya, dan berkata kepada mereka:

"Saya ingin Anda menulis apa yang Anda lihat di sana."


Para siswa bingung, bagaimana caranya untuk menjelaskan tugas itu.

Pada akhir jam kelas, profesor mengambil semua kertas jawaban dan mulai membaca setiap hasil jawaban dengan keras di depan semua siswa. Ternyata semua murid tanpa pengecualian hanya menjelaskan tentang bintik hitam, dan mencoba untuk menjelaskan posisinya di tengah-tengah lembar, dll dll dll. Setelah semua kertas jawaban telah dibaca, seisi kelas menjadi diam, profesor lalu mulai menjelaskan:


"Saya tidak akan mengambil nilai dari tes ini, saya hanya ingin memberikan sesuatu kepada Anda semua untuk direnungkan. Tidak ada satupun yang menulis tentang bagian putih dari kertas. Semua orang hanya terfokus pada titik hitam, dan hal yang sama terjadi dalam hidup kita. Kita memiliki kertas putih untuk dilihat dan dinikmati, tapi kita selalu fokus pada titik-titik hitam. Hidup kita adalah karunia yang diberikan Tuhan kepada kita dengan penuh cinta dan perhatian dan kita memiliki alasan untuk selalu bersyukur.

Namun kita bersikeras berfokus hanya pada bintik-bintik gelap seperti masalah kesehatan yang mengganggu kita, masalah keuangan, hubungan yang rumit dengan anggota keluarga, kekecewaan dengan teman dll

Titik-titik hitam sangatlah kecil bila dibandingkan dengan segala sesuatu yang kita miliki dalam hidup kita, tetapi titik-titik hitam selalu mencemari pikiran kita.

Jauhkan pandangan Anda dari titik hitam dalam hidup Anda. Bersyukurlah untuk setiap berkat yang kita terima, setiap momen yang diberikan kehidupan kepada Anda.

Berbahagialah dan jalani hidup ini dengan pikiran yang positif!


 

Bagaimana mendidik anak?



Pembicaraan teman saya dgn OPA yg menatap kosong

Opa mulai bercerita tntg  hidupnya sambil menghela napas panjang..
Sejak masa muda saya menghabiskan waktu utk terus mencari usaha yg baik utk keluarga saya,  khususnya utk anak2 yg sangat saya cintai.. Sampai akhirnya  mencapai puncaknya, kami bisa tinggal di rumah besar dgn segala fasilitas yg bagus.

Dmkn pula dgn anak2,  mereka semua berhasil sekolah ke luar negeri dgn biaya yg tidak pernah di batasi.

Akhirnya mereka semua berhasil dlm sekolah, dlm usaha dan juga dlm berkeluarga.
Tibalah saatnya kami sbg orangtua merasa sdh saatnya pensiun dan menuai hasil panen kami..

Tiba2 istri tercinta yg sll setia menemani sejak saya memulai kehidupan meninggal dunia krn sakit mendadak..
Sejak kematian istri, saya hanya tinggal dgn para pembantu..
Anak2 semua tdk ada yg mau menemani, mrk sdh mempunyai rumah yg besar2.

Hidup rasanya hilang, tiada lagi yg mau menemani saat saya memerlukannya..
Tdk sebulan sekali anak2 mau menjenguk atau memberi kabar melalui telepon..
Tiba2 si sulung datang mengatakan kalau dia akan menjual rumah saya krn selain tdk efisien juga saya dpt tinggal bersama nya.
Dgn hati berbunga saya menyetujuinya, saya tdk memerlukan rumah besar lagi tanpa adanya orang2 yg saya kasihi.
Stlh itu saya ikut dgn si  sulung..Namun apa yg saya dapatkan?
Setiap hr mereka sibuk sendiri2 dan kalaupun ada di rmh, tak pernah sekalipun menyapa saya.

Semua keperluan saya pembantu yg memberi. Untung semenjak muda sy sll hidup teratur, meskipun sdh tua saya tdk pernah sakit2an.
Lalu saya berpindah ke rumah anak lainnya, 
sambil berharap saya akan mendptkan sukacita di dlmnya, tapi rupanya sia2..
Yg lebih menyakitkan semua alat2 utk saya pakai mereka ganti.
Mereka sediakan peralatan dr kayu dgn alasan keselamatan saya, tp sebetulnya mereka takut kalau2 saya memecahkan alat mereka yg mahal.
Setiap hari saya makan n minum dari alat2 kayu atau plastik yg sama dgn yg mereka sediakan u para pembantu dan anjing mereka

Setiap hari saya makan n minum sambil me-ngucurkan airmata dan bertanya dimanakah hati nurani mereka?
Akhirnya saya tinggal dgn si bungsu, anak yg sangat saya kasihi melebihi yg lainnya.
Karena dahulu dia adalah  anak yg memberikan sukacita pd kami semua.
Tapi apa yg saya dapatkan? Stlh bbrp lama tinggal disana, si bungsu n istrinya mendatangi saya utk mengatakan bhw mrk akan mengirim saya  tinggal di Panti Jompo dgn alasan spy saya punya teman berkumpul.

Mereka jg berjanji akan sll mengunjungi saya.
Sdh 2 thn berlalu tetapi tdk sekalipun mereka datang mengunjungi saya,  apalagi membawa makanan kesukaan saya.
Hilang semua harapan ttg anak2 yg saya besarkan dgn segala kasih sayang dan kucuran keringat.

Saya bertanya2...
Mengapa kehidupan di-hari tua demikian menye-dihkan, padahal saya bukanlah orangtua yg me-nyusahkan anak2 saya.

SEMOGA KISAH NYATA INI MENJADI RENUNGAN BAGI KITA SEMUA : NIAT BAIK caranya harus baik HASIL BAIK.


Sent from Samsung Mobile.