Pagi hari datang seperti biasa di Desa Gaojie, Provinsi Shaanxi, China. Warga desa mulai mematikan lampu murah dan siap beraktivitas. Yang tidak biasa adalah keberadaan Bai Yitong,kepala desa perempuan pertama sekaligus termuda sepanjang sejarah Gaojie. “Selamat pagi.Ada yang bisa saya bantu?”tanya Bai kepada seseorang yang menghubungi telepon genggamnya. Tak ada nada kantuk dari suara Bai. Sapaannya pagi itu justru terdengar tegas dan bersemangat. Padahal, matahari belum juga muncul sempurna. Sikat dan pasta gigi pun masih berdekap di tangan kirinya. “Jadi,apakah persoalan air di rumah saya akan dibicarakan pada rapat perangkat desa?” tanya lawan bicara Bai. Pertanyaan itu lantas disambung dengan jawaban Bai,yang lagi-lagi terdengar tegas. Dialog pagi itu hampir terjadi setiap hari sejak Bai menempati jabatan kepala desa. Dan seperti biasanya,Bai selalu menanggapi keluhan terpagi setiap hari dengan nada bersemangat. Bagi Bai, dialog tidak langsung sebelum matahari terbit adalah sebuah konsekuensi. Dialog itu adalah bagian dari pekerjaan barunya sebagai kepala desa. Ketika dialog menjadi sebuah konsekuensi, maka Bai harus menyingkirkan rasa kantuk dan menunda segala aktivitas rutin di pagi hari. Itulah Bai,si kepala desa termuda. Pada usia 19 tahun, dia sanggup mengalahkan seorang lelaki lebih tua yang menjadi pesaing dalam pemilihan Kepala Desa Gaojie.Pada usia semuda itu,Bai mengurusi segala perkara yang menyangkut warga desa Gaojie.Sungguh,suatu pekerjaan yang tidak mudah. Kini usia Bai baru memasuki 21 tahun. Pada umur seremaja itu, Bai sudah menyusun dan mengeluarkan berbagai keputusan penting di Gaojie. Bai bukan sekadar anggota Partai Komunis China yang berkuasa.Gadis 21 tahun itu tidak cuma bergelar kepala desa termuda. Dia adalah Bai, perempuan muda berpendidikan tinggi yang berhasil mengepalai sebuah desa di kawasan pegunungan Shaanxi. Meski usianya baru lepas 20 tahun, Bai sanggup tegar sebagai kepala desa.Dia memimpin Desa Gaojie dengan ketangguhan serta keberanian luar biasa. Dia adalah tipe perempuan yang bisa bicara blakblakan, tanpa takut mendapat kritik atau mungkin pula serangan. “Saya maju dalam putaran pemilihan (kepala desa) tanpa sebelumnya menjadi anggota Partai Komunis. Saya bergabung (dengan Partai Komunis) setelah pemilihan,” paparnya kepada CNN. Ketika beberapa orang berdiri bangga kala terpilih sebagai pejabat, ternyata tidak demikian dengan Bai. Dia justru menganggap jabatan barunya sebagai tantangan. Pengalaman, itu sebenarnya yang tengah dicari Bai. Dan pengalaman itu tidak lagi bersifat “biasa- biasa”. Bayangkan, setiap hari Bai mendengar keluhan warga desa. Keluhan mereka pun beragam. Ada keluhan yang mungkin bisa diselesaikan anak buah Bai. Namun, ada kalanya keluhan itu membuat Bai turun tangan secara langsung.Meski lingkupnya desa, Gaojie juga menyimpan banyak masalah. Terlebih yang berkaitan dengan ketenagakerjaan. Bukan rahasia kalau para pemuda desa di pedalaman China berlomba menuju kotakota besar. Tujuannya satu, demi memperoleh pekerjaan berpenghasilan layak.Bai melihat fenomena itu sejak dia kecil. Bai sungguh mengalami bagaimana orang-orang dari perdesaan China begitu kesulitan mencari kerja hingga harus pergi meninggalkan desa-desa mereka. Bai termasuk gadis beruntung. Dia dibesarkan dalam keluarga berkecukupan. Tidak heran bila Bai bisa mengenyam pendidikan tinggi.Yang mengherankan, Bai tidak ingin berlama- lama tinggal di lingkungan perumahan orang tuanya. Dia memilih pergi ke Provinsi Saanxi, kawasan yang kualitas airnya cukup buruk. “Teman-teman saya pergi ke kota-kota besar. Sebagian besar bekerja di perusahaan ternama dan melanjutkan kuliah,” katanya mengawali cerita. Kepada teman-temannya, Bai bercerita tentang kondisi perdesaan di Saanxi,termasuk Gaojie. Bai kemudian merintis suatu pergerakan untuk memperbaiki kualitas air Gaojie. Dia merasa bersyukur, karena sang ayah mendukung rencana Bai dan kawan-kawannya.“ Ayah meyakinkan bahwa saya bisa,” cetusnya. Program perbaikan kualitas air di Gaojie pun berjalan lancar.Bai pun mendapat kepercayaan warga setempat.Kepercayaan itu akhirnya mengantarkan Bai menjadi kepala desa perempuan pertama sekaligus termuda di Gaojie. |
Rabu, 09 Maret 2011
Bai Yitong: Kepala Desa Termuda di desa Gaojie, Provinsi Shaanxi,China
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar