Booming industri e-commerce China terus melahirkan miliarder baru. Liu Qiangdong adalah salah satunya. Namanya menggegerkan pasar modal Amerika Serikat (AS). Sebab, akhir Mei lalu memboyong perusahaannya melantai di bursa saham Amerika Serikat.
Siapakah Liu Qiangdong? Di mata dunia, pria berumur 40 tahun asal China ini populer disebut Richard Liu. Dia adalah pendiri sekaligus CEO JD.com Inc. Ini adalah situs e-commerce terbesar kedua di Negeri Panda.
Hitungan Forbes, harta Liu mencapai US$ 7,9 miliar per Juli 2014. Gelimang harta itu bersumber dari JD.com dan membuat Liu menyandang predikat orang terkaya ke-36 di China. Harta Liu naik berlipat saat JD.com menghelat penawaran saham perdana (IPO). Saat IPO, Liu mendapat dana segar sebesar US$ 132 juta lewat penjualan 13,9 juta saham. Namun, Liu masih menguasai 556,3 juta saham JD.com atau setara US$ 5,7 miliar.
Ketertarikan Liu terhadap internet dan komputer lah yang membawa pria berusia 39 tahun ini menekuni bisnis internet. Liu pertama kali menjajal bisnis situs e-commerce pada tahun 2004.
Setahun kemudian, barulah Liu mendirikan JD.com. Berdasarkan lembaga riset iResearch, JD.com menguasai 46,5% dari total volume penjualan online di China.
Di sepanjang tahun 2013, JD.com membukukan pendapatan US$ 11,5 miliar, melesat 68% dari tahun sebelumnya. Namun, JD.com masih rugi bersih US$ 8 juta karena masih berinvestasi dalam infrastruktur.
Saat ini, situs JD.com memiliki sekitar 47 juta pengguna. Model bisnis JD.com mirip seperti Amazon yakni menjual langsung ke konsumen atau B2C. JD.com menjual sekitar 40,2 juta jenis barang yang terdiri dari 13 kategori. Mulai dari komputer, aksesori mobil hingga alat fitnes. JD.com memiliki 86 gudang yang tersebar di 36 kota di China.
Layanan antar JD.com sebanyak di 1.420 titik di 495 kota di China. Salah satu kekuatan JD.com adalah layanan antar yang cepat. JD.com memiliki lebih dari 20.000 tenaga kurir. Kendati merengkuh sukses dari dunia teknologi, Liu merupakan lulusan Fakultas Sosiologi di Universitas Renmin China pada tahun 1996. Liu masuk fakultas sosiologi karena ingin terjun di dunia politik seperti beberapa kerabat ayahnya.
Namun, di waktu luang kuliah, Liu terbius dunia teknologi, khususnya komputer. Kejeniusan Liu terdeteksi sejak dini. Di tahap awal mengutak-atik komputer, Liu mulai mengembangkan beberapa program. Akhirnya, setelah lulus kuliah, Liu memutuskan bekerja di perusahaan asing selama dua tahun.
Alasannya, memperoleh keterampilan manajemen dan mengumpulkan lebih banyak pengalaman sebelum mendirikan bisnis sendiri. Sejak berdiri tahun 2004, ide Liu mengembangkan JD.com mendapat sokongan investor kakap. Saat ini, sederet investor menguasai saham JD.com. Mereka adalah Sequoia Capital, perusahaan investasi Pangeran Arab Saudi, Alwaleed Bin Talal, dan miliarder Rusia, Yuri Milner.
Dalam membangun bisnis JD.com, Liu enggan dianggap mencontek ide Amazon. Prinsip Liu adalah mengembangkan bisnis dengan ide orisinal. Demi mengasah insting bisnis, Liu menempuh pendidikan bisnis dari China Europe International Business School.
Setelah sukses, Liu yang lahir dari keluarga sederhana enggan dibandingkan dengan pendiri Alibaba, Jack Ma. Liu membesarkan JD.com dengan ambisius. Berawal dari nol, aset JD.com memiliki valuasi pasar US$ 10,3 miliar. Liu berambisi, JD.com bisa membukukan penjualan CNY 100 miliar atau US$ 16,47 juta.Â
Tidak ada komentar:
Posting Komentar