Inilah daftar 10 kota dengan biaya paling mahal...
1. Singapura
2. Paris
3. Hongkong
4. Zurich
5. Jenewa
6. Osaka
7. Seoul
8. Kopenhagen
9. New York
10. Tel Aviv
Inilah daftar 10 kota dengan biaya paling mahal...
1. Singapura
2. Paris
3. Hongkong
4. Zurich
5. Jenewa
6. Osaka
7. Seoul
8. Kopenhagen
9. New York
10. Tel Aviv
Keberadaan teknologi digital betul-betul membuat sebuah pekerjaan bisa dilakukan dengan mudah dan cepat. Seperti untuk urusan distribusi barang. Ini berkat adanya aplikasi bernama Logic Nesia.
Aplikasi yang sudah berjalan pada 2018 ini berupaya memberi bantuan kepada perusahaan dalam hal merencanakan distribusi dengan memanfaatkan rute. Tujuannya untuk mengoptimalkan tingkat utilisasi truk logistik, serta pengiriman barang secara online.
Ada dua layanan yang bisa dilakukan aplikasi ini. Yaitu network modelling, yakni menentukan rute pengiriman barang untuk bisa sampai di lokasi gudang yang dituju. Berikutnya adalah distribution planning, yaitu sistem perencanaan untuk menentukan truk logistik berdasarkan orderan yang masuk, kapasitas truk yang sesuai dengan kebutuhan, lantas waktu pengiriman barang dan biaya logistik.
Alexander Danny Sufjan, Chief Executive Officer Logic Nesia mengatakan keberadaan aplikasi tersebut merupakan jawaban bagi kebutuhan pebisnis dalam mengoptimalkan pengiriman barang.
Sebagai gambaran, saat ini kapasitas angkut truk rata-rata berkurang 40% dari yang biasanya. Salah satu penyebabnya adalah aturan pemerintah yang melarang truk angkutan membawa muatan barang yang berlebihan maupun dimensi angkutan yang melebihi ketentuan.
Inilah yang membuat pebisnis logistik harus mengatur ulang rute distribusi maupun kebutuhan truk. Salah solusinya bisa memanfaatkan jasa Logic Nesia.
Danny mengklaim, aplikasi yang sudah berjalan sejak 2017 tersebut bisa menurunkan 32% total biaya logistik di salah satu perusahaan multinasional di Indonesia.
Logic Nesia sendiri tahun lalu sudah melayani sekitar 200 pengiriman per hari, yang dilayani oleh 50 truk. Melihat hasil tersebut, Alexander membidik target sebanyak 1.500 pengiriman per hari dan bisa dilayani hingga 300 truk per harinya. "Fokus bisnis kami distribusi darat dari gudang ke gudang dengan kendaraan mulai dari mobil box hingga truk kontainer," katanya.
1. Jeff Bezos (Amazon) kekayaan 125 miliar dollar AS
2. Bill Gates (Microsoft) kekayaan 90,4 miliar dollar AS
3. Warren Buffett (Berkshire Hathaway) kekayaan 83,8 miliar dollar AS
4. Bernard Arnauld (LVMH Moët Hennessy Louis Vuitton) kekayaan 68,6 miliar dollar AS
5. Amancio Ortega (Inditex) kekayaan 58,6 miliar dollar AS
6. Carlos Slim (America Movil) kekayaan 54,8 miliar dollar AS
7. Mark Zuckenberg (Facebook) kekayaan 52 miliar dollar AS
8. Larry Page (Alphabet/Google) kekayaan 51,3 miliar dollar AS
9. Sergey Brin (Alphabet/Google) kekayaan 49,9 miliar dollar AS
10. Larry Ellison (Oracle) kekayaan 49,3 miliar dollar AS
Bloomberg memberi donasi sekitar Rp26 triliun kepada Johns Hopkins University untuk membantu siswa cerdas yang kekurangan biaya kuliah.
"Tak ada aplikasi lain yang bisa mengubah kehidupan perkotaan Indonesia secepat dan mendalam seperti Go-Jek, yang sejak 2015 dikembangkan oleh Makarim dari aplikasi yang fokus pada taksi sepeda motor menjadi alat untuk membayar tagihan, memesan makan siang, hingga memanggil pembersih rumah," tulis Bloomberg.
Bloomberg juga menyorot keberhasilan Go-Jek mengembangkan layanannya hingga ke Singapura, Vietnam, dan wilayah lain di Asia Tenggara. Go-Jek disebut berhasil mendulang investasi, sehingga nilai perusahaan itu menembus angka 5 miliar dolar AS atau sekitar Rp 72,8 triliun.
Seperti dikutip dari Antara, Nadiem menempuh pendidikan sarjana jurusan hubungan internasional di Brown University, Amerika Serikat pada 2002. Lulus tahun 2006, dia kemudian melanjutkan studinya mengambil pasca-sarjana jurusan bisnis di Harvard Business School pada 2009.
Sebelum melanjutkan studi, dia sempat bekerja di perusahan konsultan manajemen multinasional McKinsey & Company. Setelah memperoleh gelar Master of Business Administration, Nadiem menduduki posisi Managing Director di Zalora Indonesia pada 2011.
Pada saat itu, Nadiem tengah merintis Go-Jek. Setelah 10 bulan menduduki posisi tersebut, Nadiem kemudian meninggalkan Zalora dan menjabat sebagai Chief Innovation Officer (CIO) Kartuku. Selang satu tahun, Nadiem kemudian undur diri untuk fokus mengembangkan Go-Jek.
Sukses mengembangkan Go-Jek, Nadiem, dalam acara Google for Indonesia yang digelar di Jakarta, 7mengatakan bahwa keberhasilannya adalah berkat proses belajar yang panjang.
"Jika saya harus memilih hal utama yang saya pelajari adalah pentingnya orang," ujar Nadiem yang juga menerima penghargaan "Asian of The Year", individu paling berpengaruh di Asia oleh The Strait Times pada 2016.
Menurut dia, meski sebuah perusahaan rintisan telah memiliki cukup pendanaan atau produk teknologi yang berkualitas, namun keputusan untuk menaruh orang yang tepat untuk mengurus hal tertentu menjadi krusial.
"Tidak memaksa orang untuk melakukan sesuatu yang mungkin dia bagus dalam hal itu, tapi hal yang dia sangat memiliki passion di dalamnya," kata Nadiem.
Seiring dengan bisnis yang mulai berkembang, perusahaan rintisan akan berpikir tentang matematika, namun Nadiem menekankan bahwa hal tersebut harus diiringi dengan rasa bersyukur, dan sikap untuk terus belajar.
Saat ditanya tentang tips bagi mereka yang ingin memulai startup, Nadiem menyebut tiga hal. Pertama adalah "mencoba untuk tidak terlalu banyak mendengar ahli, termasuk saya," ujar Nadiem.
"Mulai saja dulu, jika kamu tidak mulai kamu tidak akan berada di sana," sambung dia.
Selanjutnya, Nadiem berpesan kepada anak muda untuk tidak menjadi orang lain.
"Banyak anak muda yang punya mimpi 'Oh saya ingin seperti dia.' Kamu sebenarnya punya kesempatan sukses lebih besar jika kamu memecahkan masalah di sekitarmu dengan tindakan," kata dia.
"Ketiga, tanya apa pun, jangan mudah percaya apa yang orang lain katakan. Riset, eksperimen, dan tes," tambah dia.