Minggu, 17 Maret 2019

Bertahan dengan berani



Kuatkan dan teguhkanlah hatimu, janganlah takut dan jangan gemetar. —Ulangan 31:6

Ketika sebagian besar pemimpin gereja di Jerman tunduk kepada Hitler, pendeta dan teolog Martin Niemöller termasuk segelintir orang yang berani menentang kejahatan Nazi. Saya ingat pernah membaca cerita tentang suatu hari di dekade 1970-an, ketika sekelompok orang tua Jerman berdiri di depan sebuah hotel besar, seorang lelaki yang terlihat lebih muda dari mereka semua terlihat sibuk mengurusi koper-koper. Seseorang bertanya tentang mereka. "Mereka para pendeta dari Jerman," jawab seseorang. "Lalu, siapa pria yang lebih muda itu?" "Itu Martin Niemöller—umurnya sudah delapan puluh tahun. Namun, ia tetap terlihat muda karena ia tidak kenal takut."

Niemöller tidak kenal takut bukan karena ia manusia super yang memiliki kemampuan untuk tidak merasa takut, tetapi semata-mata karena anugerah Allah. Sebenarnya dahulu ia anti dengan orang Yahudi. Namun, ia bertobat dan Allah memulihkannya. Dia menolongnya untuk memberitakan dan menghidupi kebenaran.

Musa mendorong bangsa Israel untuk mengalahkan ketakutan dan mengikuti kebenaran Allah. Ketika bangsa itu takut karena menyadari Musa akan segera wafat, sang pemimpin meneguhkan mereka dengan kata-kata yang tegas: "Kuatkan dan teguhkanlah hatimu, janganlah takut dan jangan gemetar . . . sebab Tuhan, Allahmu, Dialah yang berjalan menyertai engkau" (Ul. 31:6). Tidak ada alasan untuk gentar terhadap masa depan yang tidak pasti karena satu alasan: Allah menyertai mereka.

Masalah apa pun yang menghadang Anda di depan, apa pun persoalan yang bertubi-tubi melanda—Allah menyertai Anda. Dengan anugerah-Nya, kiranya Anda dapat menghadapi ketakutan itu dengan kesadaran bahwa Allah "tidak akan membiarkan engkau dan tidak akan meninggalkan engkau" 

Tidak ada komentar: