Selasa, 25 Februari 2014

Nasehat klasik Warren Buffet

Investor ternama dunia, Warren Buffet, bilang bahwa jika Anda ingin mempelajari bagaimana cara menghasilkan uang dari pasar saham maka Anda harus mempelajari dulu bagaimana dirinya menghasilkan uang dari investasi dua real estate kecil. 

Dalam sebuah tulisan yang dipublikasikan oleh Fortune, diambil dari surat Buffet yang ditujukan kepada pemegang saham, Bufffet menulis mengenai aksinya dalam membeli lahan perkebunan di Nebraska dan investasinya di properti ritel dekat Universitas New York di Manhattan. 

Dalam kedua kasus tersebut, dia membeli saat harganya sangat rendah setelah bubbles properti AS akhirnya meletus. 

Dalam kedua kasus tersebut, dia tidak memiliki keahlian apapun. 

Dan yang lebih penting lagi, dalam kedua kasus tersebut, dia berinvestasi karena dia pikir aset-aset itu akan memberikan keuntungan yang tinggi, bukan karena dia memprediksi akan menjualnya pada harga yang tinggi. 

"Dengan dua investasi kecil saya, saya hanya berpikir apa yang dapat dihasilkan oleh properti yang saya miliki dan tidak peduli mengenai valuasi hariannya. Permainan hanya dimenangkan oleh player yang fokus pada lahan pertandingannya, bukan pada mereka yang matanya tertuju pada papan skor," jelas Buffet. 

Dia juga mengingatkan untuk menghindari tindakan irasional terhadap harga saham yang dapat membuat investor bertindak irasional juga. 

Dia pun menambahkan, "Memperhatikan opini mengenai ekonomi makro atau prediksi pasar hanya merupakan tindakan buang-buang waktu."

Saat dia membeli dua properti itu pada 1986 dan 1993, dia mengabaikan proyeksi ekonomi. "Saya tidak ingat apa headline di surat kabar pada waktu itu. Apapun yang mereka katakan, jagung akan tetap tumbuh di Nebraska dan pelajar akan terus berdatangan ke NYU."

Bagi investor non profesional, Buffett merekomendasikan harga murah pada indeks S&P 500 untuk memiliki bisnis yang mampu rebound dengan baik. 

Adapun nasihat fundamental Buffett adalah: Hindari para analis. Pertahankan agar biaya operasional tetap minimal dan investasi di pasar saham seperti Anda berinvestasi di perkebunan.


Senin, 24 Februari 2014

Mantan Supir Truk yang Jadi Miliarder di China

Mantan supir truk ini sekarang menjadi miliarder baru di China. Wong Choihing telah menjadi miliarder karena saham pengembang pusat perdagangan di China, yakni Hydoo International Holding Ltd naik lebih dari 70 persen.

Menurut Bloomberg Billionaires Index, saham yang dimiliki oleh Wong dan keluarganya bernilai lebih dari USD1,1 miliar. Mereka memiliki sekitar 60 persen dari perusahaan tersebut.

Walau begitu, nama pria berusia 61 tahun ini tidak pernah muncul di tiap peringkat kekayaan.

Wong, yang akrab disapa Laowu merupakan anak kelima di keluarganya, menjadi sopir truk sebelum ia menjadi seorang pengembang properti komersial pada tahun 1995. Keluarganya, yang terdiri dari sembilan bersaudara, membangun 19 pusat perdagangan di tujuh provinsi di China pada tahun 2010.

"Dia menciptakan sebuah model bisnis yang kuat dan inovatif 20 tahun yang lalu. Dia tinggal dengan itu dan terus menginvestasikan ulang hasil pendapatannya, dan beradaptasi dengan baik terhadap perubahan besar yang terjadi di perekonomian China selama ini," tutur Bankir dari China First Capital, Peter Fuhrman, yang juga merupakan investment banker Wong pada tahun 2010.

Pusat perdagangan merupakan properti yang menjadi urat nadi utama dari bisnis dan berbagai macam produk yang ditawarkan, termasuk alat-alat listrik, bahan bangunan, furnitur, peralatan rumah tangga, alat elektronik dan pakaian .

Perusahaan tersebut telah mengembangkan delapan proyek pusat perdagangan di enam provinsi dan daerah otonom di China hingga 31 Juli 2013. Proyeknya sebagian besar berada dalam kawasan yang kurang berkembang, seperti Ganzhou di Provinsi Jiangxi dan Wuzhou di Guangxi Zhuang Autonomous Region.

Hydoo sendiri melakukan initial public offering (IPO) di bursa Hong Kong pada tanggal 31 Oktober tahun lalu.

CEO Nike; Mark Parker

detailCeo Nike Inc Mark Parker.

Siapa yang tahu sepatu olah raga merek Nike. Brand alas kaki itu sangat mendunia.  
Di balik nama besar Nike, terdapat sosok Mark Parker yang menahkodai perusahaan tersebut. Dia adalah Presiden CEO Nike.
 
Parker sudah bergabung di perusahaan tersebut sejak 1979. Bakatnya untuk membuat sepatu olahraga sudah terlihat sejak kecil. Parker kecil, amat senang mengutak-atik sepatunya hingga terasa nyaman di kaki.
 
"Saya sudah membuat sketsa sepatu sejak saya kecil. Jarak tempuh ke sekolah dari rumah sangat jauh. Saya senang untuk berlari. Jadi saya memodifikasi sepatu agar enak untuk digunakan. Saya juga memodifikasi bentuknya untuk menunjang penampilan saya," papar Parker.
 
Sejak saat itulah Parker sangat menyukai designsepatu. Mengombinasikan antara fesyen dan kenyamanan, baginya merupakan adalah hal yang tidak bisa dipisahkan.
 
Hobinya itu pun hingga kini terus dilakukan. Sebagai CEO, dia tidak hanya mengelola perusahaan Nike di berbagai belahan dunia. Tetapi menurutnya, juga mendesign, menyatukan antara estetika, inovasi, kenyamanan dan teknologi.
 
Bahkan, dia tidak pernah membatasi diri dalam mendesign sepatu. "Saya selalu membawaskecthbook ke mana pun saya pergi. Saya selalu menggambar sketsa di mana pun saya berada," ujar dia blakblakan.
 

(Hasil oretan Parker. Foto: Dok Designboom)
 
Namun, dia juga memiliki tanggung jawab besar yakni  menumbuhkan dan apa yang telah dibangun, serta terus menjawab tantangan zaman. Selain itu, dia juga dituntut untuk memberikan kontribusi terhadap strategi bisnis Nike agar tetap stabil di tahun-tahun mendatang.
 
Kiat Sukses Menciptakan Sepatu 
 
Dalam menjalankan bisnisnya, ternyata dia memiliki sebuah rahasia kenyamanan sepatu Nike. Ternyata Parker kerap berdiskusi secara mendalam dengan para atlet. Dia berusaha mendengarkan apa yang memotivasi atlet di lapangan, apa yang menjadi inspirasi para atlet, dan mendengarkan apa yang mereka pikirkan sehingga Nike bisa membantu dalam pembuatan sepatu.
 
"Saya selalu bertanya kepada mereka apa yang mereka butuhkan. Itu sangat menyenangkan dan saya banyak mendapatkan pelajaran dari perbincangan tersebut," ujar Parker.
 
Sebagai pemimpin, Parker memosisikan diri tidak hanya mengurusi pengelolaan bersifat makro, tetapi juga memberikan nilai lebih kepada sepatu yang akan diproduksinya. Bahkan, dia akan melakukan berbagai macam cara untuk memecahkan masalah alas kaki para atlet. Menurut Parker, kombinasi kesempatan, materi, teknologi dan proses yang luar biasa, adalah tugas Nike. Sehingga bisa mendukung para atlet untuk mencapai tujuannya.
 
Sepatu Favorit 
 
Rentang 35 tahun bukanlah kurun waktu yang singkat. Ada ribuan sepatu yang telah diproduksinya. Lantas model apa yang paling disukainya? "Saya menyukai model Nike Flyknit Trainer yang dilepas ke pasar pada 2013," ujarnya.
 

(Sepatu Nike Flyknit Trainer. Foto: Disignboom)
 
Alasannya, sepatu tipe tersebut menggabungkan keberlanjutan, presesi, manufaktur dan prosesdesign. Sepatu Flyknit menurutnya sebuah permainan yang pada akhirnya menjadi sebuah presenden bagi produksi sepatu Nike ke depannya.
 
"Saya banyak belajar mendengarkan suara atlet, itulah yang membuat kami tetap fokus, dan terus berinovasi," tutupnya.