Jumat, 30 April 2010

kata motivasi

Quote Of The Day
Thursday, 29 April 2010
Image"Jangan terlalu nyaman dengan siapa Anda sekarang. Anda mungkin kehilangan peluang menjadi seperti apa yang Anda inginkan."

Jon Bon Jovi, musisi, penyanyi rock, dan aktor Amerika Serikat  

 
  • Quote Of The Day
    Thursday, 29 April 2010
    Image"Berpikirlah 100 kali sebelum Anda mengambil keputusan. Ketika keputusan sudah diambil, percayakanlah kepada satu orang."

    Muhammad Ali Jinnah (1876–1948), politikus, pengacara, dan pendiri Pakistan         

     
  • Quote Of The Day
    Wednesday, 28 April 2010
    Image"Kualitas manusia hebat bisa dilihat dari visi, integritas, keberanian, pemahaman, kekuatan artikulasi, dan kedalaman karakter mereka."

    Dwight David Eisenhower (1890—1969), presiden ke-34 Amerika Serikat (1953—61)           

     
  • Quote Of The Day
    Tuesday, 27 April 2010
    Image"Saya ingin mengubah dunia. Tapi, saya menemukan hanya ada satu hal yang bisa memastikan perubahan itu, yaitu diri sendiri."

    Aldous Huxley (1894–1963), novelis Inggris  
     
  • Quote Of The Day
    Monday, 26 April 2010
    Image"Tertawa bisa mengubah situasi buruk yang Anda hadapi menjadi lebih baik. Jika Anda mampu menemukan humor dalam banyak hal, sekalipun dalam kemiskinan, Anda pasti mampu bertahan."

    Bill Cosby, aktor dan komedian Amerika Serikat  

     
  • Quote Of The Day
    Sunday, 25 April 2010
    Image"Kebahagiaan adalah maksud dan tujuan hidup, seluruh tujuan dan akhir eksistensi manusia."

    Aristoteles, filsuf, ilmuwan Yunani Kuno (384—322 SM)

     
  • Quote of the day
    Saturday, 24 April 2010
    Image"Anda tidak akan pernah menang jika Anda tidak pernah memulai."

    Helen Rowland (1876—1950), penulis Amerika Serikat keturunan Inggris  

     

  • Stop Comparing, start Flowing!

    Gede Prama memulai talkshow dengan bercerita tentang tokoh asal Timur Tengah, Nasruddin.

    Suatu hari, Nasruddin mencari sesuatu di halaman rumahnya yang penuh dengan pasir. Ternyata dia mencari jarum. Tetangganya yang merasa kasihan, ikut membantunya mencari jarum tersebut. Tetapi selama sejam mereka mencari, jarum itu tak ketemu juga.

    Tetangganya bertanya, "Jarumnya jatuh dimana?"
    "Jarumnya jatuh di dalam," jawab Nasruddin.
    "Kalau jarum bisa jatuh di dalam, kenapa mencarinya di luar?" tanya tetangganya. Dengan ekspresi tanpa dosa, Nasruddin menjawab, "Karena di dalam gelap, di luar terang."

    Begitulah, kata Gede Prama, perjalanan kita mencari kebahagiaan dan keindahan. Sering kali kita mencarinya di luar dan tidak mendapat apa-apa. Sedangkan daerah tergelap dalam mencari kebahagiaan dan keindahan, sebenarnya adalah daerah-daerah di dalam diri.

    Justru letak 'sumur' kebahagiaan yang tak pernah kering, berada di dalam. Tak perlu juga mencarinya jauh-jauh, karena 'sumur' itu berada di dalam semua orang.

    Sayangnya karena faktor peradaban, keserakahan dan faktor lainnya, banyak orang mencari sumur itu di luar. Ada orang yang mencari bentuk kebahagiaannya dalam kehalusan kulit, jabatan, baju mahal, mobil bagus atau rumah indah.

    Tetapi kenyataannya, setiap pencarian di luar tersebut akan berujung pada bukan apa-apa. Karena semua itu, tidak akan berlangsung lama. Kulit, misalnya, akan keriput karena termakan usia, mobil mewah akan berganti dengan model terbaru, jabatan juga akan hilang karena pensiun.

    "Setiap perjalanan mencari kebahagiaan dan keindahan di luar, akan selalu berujung pada bukan apa-apa, leads you nowhere. Setiap kekecewaan hidup yang jauh dari keindahan dan kebahagiaan, berangkat dari mencarinya di luar," tegas Gede Prama.

    Untuk mencapai tingkatan kehidupan yang penuh keindahan dan kebahagiaan, seseorang harus melalui 5(lima) buah 'pintu' yang menuju ke tempat tersebut.

    Pintu pertama adalah stop comparing, start flowing.
    "Stop membandingkan dengan yang lain. Seorang ayah atau ibu belajar untuk tidak membandingkan anak dengan yang lain. Karena setiap pembandingan akan membuat anak-anak mencari kebahagiaan di luar," ujar Gede Prama.

    Setiap penderitaan hidup manusia, setiap bentuk ketidakindahan, menurut Gede Prama, dimulai dari membandingkan. Gede Prama mencontohkan orang kaya berkulit hitam yang tidak dapat menerima kenyataan bahwa dia berkulit hitam. Orang itu sering kali membandingkan dirinya dengan orang kulit putih.

    "Uangnya banyak, mampu mengongkosi hobinya untuk operasi plastik. Sehingga orang yang hidup dari satu perbandingan ke perbandingan lain, maka hidupnya kurang lebih sama dengan seorang orang kaya itu. Leads you nowhere," kata Gede Prama dengan logatnya yang khas.

    Karena itu, Gede Prama mengajak peserta ke sebuah titik, mengalir (flowing) menuju ke kehidupan yang paling indah di dunia, yaitu menjadi diri sendiri. Apa yang disebut flowing ini sesungguhnya sederhana saja.

    Kita akan menemukan yang terbaik dari diri kita, ketika kita mulai belajar menerimanya. Sehingga kepercayaan diri juga dapat muncul. Kepercayaan diri ini berkaitan dengan keyakinan-keyakinan yang kita bangun dari dalam.

    "Tidak ada kehidupan yang paling indah dengan menjadi diri sendiri. Itulah keindahan yang sebenar-benarnya!" kata Gede Prama.

    Pintu kedua menuju keindahan dan kebahagiaan adalah memberi.
    Sebab utama kita berada di bumi ini, kata Gede Prama, adalah untuk memberi.
    "Kalau masih ragu dengan kegiatan memberi, artinya kita harus memberi lebih banyak," ujar Gede Prama.
    "Saya melihat ada 3 tangga emas kehidupan; I intend good, I do good and I am good.
    Saya berniat baik, saya melakukan hal yang baik, kemudian saya menjadi orang baik.

    Yang baik-baik itu bisa kita lakukan, bila kita konsentrasi pada hal memberi," lanjut Gede Prama lagi. Memberi tidak harus selalu dalam bentuk materi. Pemberian dapat berbentuk senyum, pelukan, perhatian. Dan setiap manusia yang sudah rajin memberi, dia akan memasuki wilayah beauty and happiness.

    "Saya sering bertemu dengan orang-orang kaya. Ada yang suka memberi, ada yang pelit. Saya melihat orang yang tidak suka memberi, muka orang itu keringnya minta ampun. Orang yang mukanya kering ini bertanya pada saya, apa rahasia kehidupan yang paling penting yang bisa saya bagi ke saya. Saya bilang sleep well, eat well," ungkap Gede Prama sambil tersenyum.

    Artinya memang, untuk ongkos untuk menjadi bahagia tidak mahal. Hanya saja orang sering kali memperumit hal yang sudah rumit. Kalau kita sederhanakan, sleep well, eat well akan jadi mudah jika diikuti dengan kegiatan memberi.

    Pintu ketiga untuk menuju keindahan dan kebahagiaan adalah berawal dari semakin gelap hidup Anda, semakin terang cahaya Anda di dalam. Perhatikanlah bintang di malam hari tampak bercahaya, jika langitnya gelap. Sedangkan, lilin di sebuah ruangan akan bercahaya bagus, jika ruangannya gelap.
    Artinya, semakin Anda berhadapan dengan masalah dan cobaan dalam hidup, semakin bercahaya Anda dari dalam.

    "Jika Anda punya suami yang keras dan marah-marah, jangan lupa bersyukurlah. Karena suami yang keras dan marah-marah, membuat sinar dari dalam diri Anda bercahaya. Anda punya istri cerewetnya minta ampun? Bersyukurlah, karena orang cerewet adalah guru kehidupan terbaik. Paling tidak dari orang cerewet kita belajar tentang kesabaran.

    Jika Anda punya atasan diktatornya minta ampun, bersyukurlah, karena Anda dapat belajar tentang kebijaksanaan," ujar Gede Prama membesarkan hati.

    Orang yang pada akhirnya menemukan keindahan dan kebahagiaan, menurut Gede Prama, biasanya telah lulus dari universitas kesulitan. Semakin banyak kesulitan hidup yang kita hadapi, semakin diri kita bercahaya dari dalam. Mengutip perkataan Jamaluddin Rumi, semuanya dikirim sebagai pembimbing kehidupan dari sebuah tempat yang tidak terbayangkan.

    Pintu keempat adalah surga bukanlah sebuah tempat, melainkan adalah rangkaian sikap. "Bila Anda melihat hidup penuh dengan kesusahan dan godaan, maka neraka tidak ketemu setelah mati. Neraka sudah ketemu sekarang," ujar Gede Prama.

    Sedangkan Anda akan bertemu surga, jika hasil dari rangkaian sikap Anda benar. Sikap ini dimulai dari berhenti mengkhawatirkan segala sesuatunya, dan coba yakinkan diri bahwa everything will be allright.
    Setiap kali kita melalukan ritual peribadatan, tetapi setiap kali pula kita merasa takut. Padahal ketakutan adalah sebentuk ketidakyakinan terhadap kebenaran.

    "Kalau Anda melalukan ritual peribadatan tapi masih takut, mending jangan melalukan ritual peribadatan, karena toh Anda tidak yakin terhadap kebenaran," kata Gede Prama. "Segala sesuatunya menjadi baik-baik saja jika Anda mencintai yang kecil," sambung Gede Prama.

    Pintu kelima menuju keindahan dan kebahagiaan yakni tahu diri kita dan kita tahu kehidupan. Manusia-manusia yang tidak tahu diri adalah manusia yang tidak pernah ketemu keindahan dan kebahagiaan dalam hidupnya. "Sumur kehidupan yang tidak pernah kering berada di dalam. Sumur ini hanya kita temukan dan kita timba airnya kalau kita bisa mengetahui diri kita sendiri," kata Gede Prama.

    Seandainya diri sendiri telah ditemukan, maka artinya kita kemudian mengetahui kehidupan.

    Rabu, 21 April 2010

     Pelajaran dari “Orang-orang Kaya” dalam Mengembangkan Kekayaannya Yang Kaya Bertambah Kaya.... 

    Beberapa waktu lalu, sepasang suami istri menelepon kami dan berkeinginan untuk berkonsultasi berkenaan dengan keadaaan keuangan keluarga mereka.
    Mereka merasa bahwa setiap bulan mereka harus "gali lubang tutup lubang" atau penghasilan bulanan selalu saja habis untuk kebutuhan bulanan, padahal mereka memiliki beberapa keinginan atau tujuan masa depan yang mereka sangat diidamkan. Bagaimana mengatur dan mensiasati situasi keuangan mereka sehingga mereka dapat memulai untuk menyisishkan uang untuk tujuan masa depan, menjadi suatu kebutuhan.
    Selama konsultasi berjalan, kami mendapati beberapa hal yang menurut hemat kami harus dirubah. Pengeluaran yang mereka lakukan selalu saja untuk orang lain. Hampir tidak pernah mereka mengembangkan suatu pola di mana mereka mengeluarkan atau membelanjakan uangnya untuk tujuan masa depan mereka.
    Mereka kurang melihat dan memberikan daya kekuatan mereka untuk dapat mencapai apa yang menjadi keinginan mereka di masa depan. Mungkin Anda bingung, bagaimana membelanjakan uang untuk tujuan masa depan?
    Dalam uraian kali ini kami akan berbagi dengan para pembaca, bagaimana kita, orang-orang golongan menengah ke atas dapat mengumpulkan dana dan hidup sejahtera selamanya? (dalam arti kebebasan finansial).
    Berikan uang sebesar Rp 1 miliar dan akan aku lipatkan menjadi Rp 2 miliar. Mungkin inilah salah satu pernyataan yang dapat dikualifikasikan sebagai sebuah kebodohan. Bukannya pernyataan ini salah, tapi karena ini sudah seperti kenyataan. Setiap orang dapat melipatgandakan Rp 1 miliar menjadi Rp 2 miliar. Yang sulit dan banyak menemukan batu sandungan adalah mengumpulkan Rp 1 miliar pertama.
    Satu pernyataan lain, seperti judul di atas, "yang kaya akan bertambah kaya, yang miskin bertambah miskin". Banyak orang menjadikan pernyataan ini sebagai suatu senjata politik, di mana diartikan sebagai alat untuk mengenakan pajak yang lebih besar kepada orang-orang kaya dan mendistribusikan uangnya kepada yang kurang beruntung (miskin).

    Rahasia Orang-orang Kaya
    Pernyataan ini tidaklah salah, tapi memiliki arti yang sangat berbeda. Kami melihat, adanya suatu rahasia orang-orang kaya dalam mengumpulkan kekayaannya, bukan dengan pola KKN seperti yang banyak terjadi di Indonesia di tahun-tahun lalu, tapi pola investasi sederhana yang mereka kembangkan untuk dapat mencapai tujuan masa depan yang menjadi impian mereka. Bukan pula mereka mendapatkannya dari warisan. Mungkin warisan membuat mereka tetap kaya, tapi warisan bukanlah yang membuat mereka kaya dari awal.
    Bila Anda melihat sejarah keluarga kaya, (dalam waktu yang cukup jauh) maka Anda pasti akan mendapati bahwa mereka dulunya juga hampir sama seperti orang-orang miskin yang ada sekarang. Dalam hal ini kami ingin memberikan suatu gambaran di mana keluarga kaya sekarang dulunya bangkrut, tapi kami merasa bahwa mereka tidak miskin dalam arti sebenarnya (dalam pikiran mereka).
    Kebangkrutan berkaitan dengan uang dan Anda pasti dapat memperbaikinya. Sedangkan kemiskinan adalah buah pikiran yang ada dalam kepala Anda yang membuatnya sulit untuk diperbaiki dan dirubah.
    Bagaimana Anda dapat memperbaiki situasi keuangan Anda? Dalam hal ini tidak ada hal yang mudah seperti halnya sulap. Tiba-tiba Anda menjadi kaya. Semua ini membutuhkan kerja keras, keuletan, dan kesinambungan.
    Memperoleh penghasilan setiap bulan dan selalu menyisihkan, walau sedikit untuk mulai mengakumulasi kekayaan Anda. Dalam hal ini hanyalah waktu yang menjadi sangat dibutuhkan. Oleh karena itu jangan tunda untuk memulai mengumpulkan kekayaan Anda. Mulailah sekarang bila Anda belum memulainya.
    Orang-orang miskin akan tetap miskin karena mereka selalu melakukan kebiasaan mereka, yaitu mendapatkan penghasilan dan selalu membelanjakan penghasilan mereka untuk kebutuhan sekarang yang mengakibatkan mereka gagal dalam memulai dalam mengumpulkan kekayaan.

    Menyisihkan Uang
    Tidak semua orang kaya memulainya dengan Rp.1 miliar, tapi mereka mulai untuk menyisihkan sedikit uang dari pendapatan perbulannya secara regular dan menginvestasikannya. Ada beberapa pelajaran yang dapat kita ambil dari kebiasaan mereka dalam menyisihkan dan mengumpulkan kekayaan mereka.

    Kebanyakan dari mereka memulai untuk menyisihkan uang di saat mereka muda.
    Anda bertanya, bagaimana bila sekarang kita sudah tidak terlalu muda lagi, sebut saja di usai 30-an tahun, bagaimana kita dapat mengumpulkan kekayaan seperti mereka memulainya dari usia dini? Memang dari setiap tahun Anda menundanya, Anda tidak dapat mendapatkan kembali waktu tersebut dengan perkembangan uang Anda.
    Tapi harus diingat bahwa di usia Anda yang sekarang berkisar di usia 30-an tahun maka waktu Anda masih cukup panjang, di mana dalam usia tersebut belum setengah dari perjalanan hidup Anda. Memang umur bukanlah kekuasaan kita. Tuhanlah yang memutuskan kapan kita harus kembali kepadaNya.
    Tapi secara umum sekarang ini tingkat mortalitas kehidupan semakin meningkat di mana rata-rata usia manusia bertambah bisa mencapai 70 sampai 80 tahunan. Ini semua bisa terjadi karena masyarakat sudah mulai merasakan pentingnya untuk hidup sehat, dengan memilih bahan makan yang lebih baik, yang pada akhirnya memberikan kesehatan kepada mereka. Ditambah lagi sekarang ini teknologi kedokteran semakin berkembang dengan pesat yang pada akhirnya membantu Anda dalam masalah pengobatan penyakit.
    Jadi kalau Anda tanyakan, bagaimana kita dapat mengejar mereka yang memulainya di usia muda? Memang tidak bisa. Tapi jangan dulu Anda bersedih karena Anda masih memiliki waktu yang sangat panjang untuk mengumpulkannya.

    Secara umum mereka mulai menyisihkan dan menginvestasikan uangnya dalam jumlah kecil.
    Dari sini dapat diambil pelajaran bahwa, mencapai apa yang sering disebut belakangan ini dengan kebebasan finansial tidak harus dengan investasi yang besar. Hanya dengan menyisihkan sebagian kecil dari penghasilan Anda setiap bulan dan menginvestasikannya, Anda juga dapat mencapai itu semua.
    Dimulai dengan hanya 10 persen dari penghasilan Anda setiap bulan dan meningkat sejalan dengan penghasilan Anda yang meningkat. Yang perlu diperhatikan adalah Anda harus menyisihkannya di depan. Jadi jangan setelah Anda menggunakannya untuk kebutuhan bulanan baru Anda berpikir untuk menyisihkan uang untuk diinvestasikan. Tapi begitu Anda menerima uang dari gaji bulanan maka sisihkan terlebih dahulu 10 persen dari pendapatan Anda dalam bentuk investasi. 10 persen dari penghasilan tidak akan banyak merubah gaya hidup yang Anda jalani sekarang.
    Jadi tidak ada lagi alasan bagi Anda untuk menunda guna memulai menyisihkan uang untuk mencapai kebebasan finansial yang Anda inginkan.

    Mereka menyisihkannya dan menginvestasikannya secara berkesinambungan.
    Dengan penghasilan yang terbatas, maka Anda harus dapat melakukan penyisihan uang dari keterbatasan itu secara regular. Pola investasi dollar cost averaging menjadi sangat diperlukan. Lakukan penyisihan uang untuk tujuan masa depan Anda secara terus menerus. Dengan investasi sedikit pada awalnya, dengan berjalannya waktu dan terus menyisihkan dana, pada akhirnya akan terkumul juga dana yang besar.
    Waktu adalah satu-satunya yang akan membuat uang sedikit yang Anda investasikan menjadi kekayaan.
    Seseorang yang berusia 20 tahun, menyisihkan uang setiap bulan sebanyak Rp 200.000 dengan tingkat pengembalian investasi 14 persen akan berjumlah Rp 500 juta dalam waktu 45 tahun, hanya sekitar Rp 6700/hari. Jarang sekali kita temui, pemuda berusia 20 tahunan yang sudah memulai meyisihkan dananya untuk masa depan walau dalam besaran yang sedikit.

    Mereka selalu menginvestasikannya dengan bijaksana.
    Bila kita belajar dari mereka atau orang-orang yang bisa disebut kaya, mereka tidak akan pernah membiarkan uang mereka berdiam diri tidak beranak-binak. Bila hitungan yang bisa disisihkan terlalu sedikit maka mereka akan menyimpannya dalam tabungan, begitu jumlahnya sudah mencukupi maka mereka akan menempatkannya dalam investasi yang memberikan tingkat pengembalian lebih baik dan tentunya dengan tingkat tolernasi resiko yang bsia ditanggung.
    Dalam kehidupan keuangannya tidak pernah mereka menyimpan dalam bentuk tunai di tangan kecuali apa yang mereka butuhkan untuk kebutuhan harian. Jadi selama masa investasi mereka tidak pernah membiarkan uangnya untuk mendekam di rumah dan dibiarkan tidak berkembang. Jadi biarkan uang Anda beranak-pinak.

    Mereka tidak pernah membiarkan segala suatu menghambat mereka untuk menabung atau menyisihkan uangnya secara regular.
    Setiap orang pasti akan mengalami perubahan dalam siklus kehidupannya, perubahan baik maupun perubahan buruk. Bagi mereka, orang-orang kaya, siklus kehidupan tidak merubah niat mereka di awal untuk dapat menyisihkan uangnya secara regular. Walau di saat-saat susah sekalipun mereka terus melakukan penyisihan dan menginvestasikannya untuk tujuan masa depan.
    Pernahkan Anda menyalahkan sesuatu yang mengakibatkan Anda tidak dapat menabung untuk tujuan masa depan Anda? Karena baru saja berpindah lokasi kerja yang membutuhkan berbagai kebutuhan menyebabkan Anda tidak menyisihkan uang Anda untuk tujuan masa depan. Menikah atau membesarkan anak-anak karena kebutuhan akan biaya yang sangat besar juga bisa dijadikan alasan untuk tidak melakukan penyisihan untuk kehidupan masa depan mereka.
    Anda bisa menyebutkan berbagai alasan untuk tidak melakukannya tapi ingat bahwa semua yang Anda lakukan sekarang akan berakibat di masa depan. Bila Anda tidak menyisihkan uang secara regular maka tujuan keuangan berupa kebebasan finansial, hanyalah tinggal impian.
    Tapi sebaliknya, bila Anda melakukan penyisihan terhadap uang penghasilan Anda setiap bulan walau dalam keadaaan susah sekalipun, maka besar kemungkinan atau hampir bisa dipastikan Anda akan mencapai apa yang diimpikan, kebebasan finansial.
    Jadi dari ulasan di atas, kami berharap Anda menangkap beberapa pelajaran yang dapat membantu Anda untuk mencapai tujuan masa depan Anda, yaitu kebebasan finansial. Satu hal yang sangat penting dalam ulasan ini adalah untuk mencapai kebebasan finansial dalam arti keuangan maka sudah seharusnya Anda menyisihkan uang dari penghasilan bulanan Anda secara regular dan lakukanlah terus selama kehidupan Anda walau nilainya tidak terlalu besar. Waktulah yang akan membantu Anda dalam mencapai apa yang Anda inginkan di masa depan. Satu kata terakhir dari kami, lakukanlah sekarang jangan tunda lagi. (*)

    Kiprah Pengusaha Muslim Terkaya


    Azim Premji

    AZIM Premji adalah pengusaha muslim paling kaya di jagat ini. Kekayaan pria berkebangsaan India ini, seperti dilansir The Wall Street Journal belum lama ini, ditaksir mencapai US$ 17 miliar. Pengusaha muslim terkaya berikutnya adalah Suleiman Kerimov, "jawara" asal Rusia, dengan total kekayaan US$ 14 miliar. Sementara Naseer Al-Kharafi dari Kuwait berada di urutan ketiga, dengan kekayaan mencapai US$ 11 miliar.
    Yang menarik dari sosok Azim, di negerinya, ia hidup di kalangan minoritas. Lebih dari itu, negeri yang lebih dari 80% penduduknya pemeluk agama Hindu ini, kerap diwarnai pertentangan antargolongan. Bahkan, konflik yang terjadi terkadang berkembang menjadi bentrokan berdarah. Itu sebabnya, janganlah heran, kehidupan antar-umat beragama di negeri ini—terutama di kalangan pemeluk Hindu dan Islam—selalu dibumbui rasa saling curiga.
    Oleh karena itu, menjadi pebisnis muslim yang sukses di India, sesungguhnya merupakan prestasi tersendiri. Contohnya adalah Azim. Pengusaha yang kini seluruh rambutnya telah berwarna perak ini, berkibar lewat Wipro Ltd. Berkat perusahaan yang didirikannya ini—yang bergerak di bidang teknologi informasi (TI), Azim jadi kesohor karena berhasil membangun kawasan silicon city di Bangalore, India. Lebih dari itu, ia juga menikmati berkahnya menjadi orang terkaya di India selama kurun waktu 1999-2005.

    Azim juga dikenal sebagai sosok pengusaha di India yang berhasil menanamkan budaya bisnis modern yang mampu memanfaatkan arus globalisasi di negerinya Nyatanya, banyak pengusaha muda di India yang mengikuti jejaknya. Kini mereka mulai berkiprah di bisnis internasional.
    Salah satu kunci keberhasilan Azim dalam berusaha adalah ia tidak membawa atribut keagamaan. Semua dilakukannya, semata-mata dengan pertimbangan ekonomi. Antara lain, ia tak pernah membeda-bedakan 70 ribu pekerjanya berdasarkan agama yang dipeluknya. Bahkan di setiap hari besar agama Islam, Azim tak pernah meliburkan karyawannya.
    Begitu pula halnya ketika ia memutuskan siapa di antara karyawannya yang layak menduduki posisi di tingkat top management, pertimbangannya hanya berdasarkan pada prinsip-prinsip profesional. Karena itu, bisa dimaklumi, hanya beberapa orang yang seagama dengannya yang dapat duduk di jajaran direksi.
    Tidak itu saja, selama menjalankan bisnis Azim jarang menyatakan bahwa dirinya seorang muslim. Yang selalu dikatakannya adalah bahwa ia merupakan warga negara India. Azim sadar betul, itulah konsekuensi yang harus ditanggungnya ketika menjalankan bisnis di negara yang sangat rentan dengan perbedaan agama.
    Dirinya juga sadar betul bahwa di negeri dengan penduduk mencapai satu miliar ini, sebagian besar dari mereka masih hidup miskin. Karena itu, ia tak mau menunjukkan kemewahan yang dimilikinya kepada publik. Hal ini patut dilakoninya, karena negeri ini masih begitu rentan terhadap isu kesenjangan sosial. Sebagai seorang miliarder, sejatinya, Azim tergolong sosok pengusaha yang amat bersahaja.
    Itu sebabnya pula, ke mana ia pergi, kendaraan yang ditumpanginya hanya sedan Ford Escort produksi 1995. Bahkan tak jarang, ketika tiba di Bandara Mumbai di Bangalore dari perjalanan ke luar negeri, ia lebih memilih naik taksi ke kantornya ketimbang dijemput kendaraan perusahaan. Ia juga menolak disediakan tempat parkir khusus bagi kendaraannya. Sosoknya yang amat bersahaja inilah yang mengantarkan Azim menjadi salah satu tokoh muslim yang paling dihormati di negerinya.

    BERMITRA DENGAN SEJUMLAH RAKSASA IT
    Kiprah Azim di dunia bisnis dimulai saat ia harus menggantikan posisi ayahnya yang meninggal dunia pada 1966. Ketika itu, sang ayah berkedudukan sebagai Direktur Utama Vanaspati, tak lain perusahaan keluarga yang bergerak di industri pertanian—khususnya minyak biji bunga matahari—yang dirintisnya. Saat menerima tongkat estafet kepemimpinan, Azim masih berumur 21 tahun dan baru saja menyelesaikan studinya di Jurusan Electrical Engineering, Stanford University, Amerika.
    Memasuki periode 1970-an, Azim pun mulai mengarahkan perusahaan keluarga itu ke bisnis teknologi. Produk perdananya adalah membuat komponen untuk mesin hidrolik. Hingga pada 1997, Azim pun perlu mengubah nama perusahaan menjadi Wipro Products Limited.
    Sebagai salah seorang warga India yang sempat mengenyam pendidikan tinggi di luar negeri, tampaknya, Azim memiliki visi bisnis yang cukup tajam. Ia begitu yakin bahwa di masa datang bisnis informasi teknologi akan memegang peranan penting di dunia. Pandangannya itu akhirnya dinyatakan secara sungguh-sungguh pada 1980, bertepatan dengan strategi perusahaan yang mulai difokuskan ke bidang IT.
    Di Indonesia nama Wipro memang masih terdengar asing. Namun sesungguhnya, perusahaan ini merupakan rekanan bisnis dari berbagai perusahaan raksasa yang bergerak di bisnis informasi teknologi, seperti Sun Microsystems, General Electric, dan Motorola. Dalam kemitraan ini, pihak Wipro berperan memasok berbagai produk teknologi yang selama ini dipasarkan oleh para industri raksasa itu. Berkat kerja sama ini, dua tahun lalu, Wipro dinobatkan sebagai perusahaan outsourcing (business process outsourcing)—khususnya di bidang informasi teknologi—terbesar di dunia.
    Di tangan pria yang kini berumur 62 tahun itu, Wipro terus saja berkibar. Tahun lalu total pendapatan yang berhasil diraihnya mencapai US$ 3,47 miliar, dengan keuntungan bersih mencapai US$ 677 juta. Prestasi tergolong luar biasa bila dibandingkan dengan kinerja pada dua tahun lalu. Ketika itu, perusahaan ini "hanya" berhasil mencatatkan pendapatan US$ 1,8 miliar dan laba bersih sebesar US$ 409 juta.
    Azim juga dikenal sebagai konglomerat yang budiman. Sebagian dari keuntungan yang didapat perusahaannya, selalu disumbangkan untuk kegiatan amal. Untuk menyalurkan kegiatan sosialnya, ia mendirikan Azim Premji Foundation. Salah satu kegiatannya adalah membantu pendidikan bagi generasi muda di India. Meski baru didirikan enam tahun lalu, yayasan ini telah mampu menyekolahkan tak kurang dari 1,8 juta anak di India. Azim Premji Foundation juga telah membentuk 25 organisasi sosial lainnya, yang diarahkan untuk membantu pengentasan kemiskinan di negerinya.
    Lewat yayasan itu pula, berbagai karya nyata lainnya dibangun, di antaranya 900 gedung sekolah di 17 negara bagian di India Menurut Azim, berkat kegiatan sosialnya ini ia berharap dapat memberikan kontribusi bagi rakyat India agar mereka bisa menjemput masa depan yang lebih baik.

    ’Revolusi’ Gaya Kleisterlee


    Gerard Kleisterlee

    TREN produk elektronik berkembang semakin pesat. Pasar terus saja dijejali berbagai produk dengan model terbaru. Fenomena ini juga menandakan bahwa persaingan antarindustri di sektor ini berlangsung begitu ketat. Dan dirasakan semakin sengit setelah dunia mulai dibanjiri produk murah asal Cina. Nah, mereka yang akan memenangkan pertempuran, sejatinya adalah produk inovatif yang mampu melayani selera pasar.
    Strategi serupa itu memang tengah digencarkan kalangan industri. Tak terkecuali juga dilakukan oleh Philips Electronics NV. Selain terus memproduksi berbagai produk consumer electronics (mulai dari seperti radio, televisi, handy cam, pemutar DVD, walkman, hingga ke lampu, setrika, rice cooker, coffee maker, microwave, dan dispenser), gergasi asal Belanda ini juga mulai fokus mengembangkan produk untuk keperluan khusus, seperti peralatan penunjang sistem keamanan, kesehatan, dan laboratorium.
    Terutama di sektor produksi alat-alat kesehatan, dalam empat tahun terakhir ini, bahkan pengembangan yang dilakukan Philips dirasakan begitu gencar. Kebijakan ini mulai dijalankan setelah Gerard Kleisterlee dipercaya menduduki jabatan Chief Executive Officer (CEO) Philips Electronics NV pada 2001.

    Hal itu perlu dilakukannya, tampaknya, sebagai langkah antisipasi menghadapi iklim persaingan yang cenderung semakin keras. Pertimbangan lainnya, karena didorong oleh pengalaman buruk yang meletup setahun setelah ia menjalankan tugasnya sebagai orang nomor satu di perusahaan itu. Di luar dugaannya, ketika itu Philips harus mengalami kerugian hingga EUR 3,2 miliar —konon kerugian terbesar sejak industri ini mulai beroperasi pada 1891.
    Dus, bisa dibayangkan, kala itu adalah masa yang paling kritis bagi pria yang saat ini telah berusia 61 tahun tersebut. Banyak kalangan pun, tak pelak, meragukan kualitas kepemimpinannya. Terutama di mata para analis, mereka beranggapan bahwa para pemegang saham Philips telah salah memilih seorang pemimpin.
    Reputasinya sebagai eksekutif andal, tampaknya tengah dipertaruhkan. Tak mau dianggap sebagai pecundang, Kleisterlee pun segera mengubah arah kebijakannya. Di antaranya, ia tak mau lagi bertarung habis-habisan di ceruk consumer electronics, terutama melawan para raksasa elektronik asal Asia, seperti Sony, LG, atau Samsung. Maklum, selain agresif, produk-produk asal Asia itu kesohor dengan harganya yang lebih murah.
    Nah, sebagai gantinya, ya itu tadi, ia lebih cenderung mendorong meningkatkan produksi peralatan kesehatan. Pertimbangannya, Kleisterlee melihat kenyataan bahwa semakin banyak masyarakat yang mulai peduli akan kesehatan. Dan melihat perkembangan dunia kesehatan yang begitu pesat, sebagai seorang businessman ia melihat ada peluang yang cukup besar bagi Philips untuk bermain di "wilayah" ini.
    Ternyata, "revolusi" yang dilakukannya membawa hasil. Hanya dalam tempo tak lebih dari setahun, Philips akhirnya berhasil mencatatkan keuntungan kembali. Nilainya pun terbilang lumayan, yakni sebesar EUR 695 juta. Dan sejak setelah itu, keuntungan yang dipetik perusahaan yang bermarkas di kota Amsterdam, Belanda, ini terus meningkat. Terakhir pada tahun lalu, dari total pendapatan sebesar EUR 27 miliar, keuntungannya mencapai EUR 5,4 miliar.
    Memang sih, dari pendapatan sebesar itu, kontribusi terbesar masih dari memasarkan produk consumer electronics, yakni mencapai EUR 10,6 miliar. Tapi jika dilihat trennya selama 6 tahun terakhir (2001-2006), sebenarnya skala penjualan produk ini relatif stagnan. Sebaliknya dengan penjualan produk kesehatan, sejak digarap lebih serius pada 2001, trennya cenderung terus meningkat secara signifikan. Pada lima tahun lalu total penjualannya baru mencapai EUR 4,8 miliar. Tahun lalu, penjualannya sudah mencapai EUR 6,7 miliar. Dus, bisa dibilang, produk yang satu ini memiliki prospek yang cukup cerah

    Tukang Listrik yang Sukses Jadi Koboi



    TIADA hewan buruan yang luput dari laras si Smith & Wesson. Begitulah mitos yang berkembang di kalangan pemburu binatang liar. Bagi mereka, sejatinya, Smith & Wesson adalah legenda.
    Pada awalnya, merek senjata api ini identik dengan pistol jenis revolver Kemudian kesohor ke seluruh dunia, seiring dengan beredarnya film-film koboi produksi Hollywood. Maklum saja, hampir seluruh tokoh dalam film yang menggambarkan kehidupan para koboi di era 1800-an itu selalu dilengkapi senjata merek ini. Tak kurang dari aktor dan sutradara kawakan sekaliber Clint Eastwood pun menyanjungnya. Tanpa Smith & Wesson, katanya, film akan jadi terasa hambar.
    Begitu kesohornya, sehingga memicu kalangan penggemarnya cenderung fanatik. Lihat saja ritual yang dilakukan para pemburu di Amerika. Sebelum masuk hutan, mereka menggunakan cologne Smith & Wesson beraroma kayu-kayuan, yang per botolnya berharga US$ 150. Mereka juga hanya akan melahap daging buruannya jika dimasak di atas pemanggang Smith &Wesson (357 Magnum Wood Pellet Smoker). Untuk yang terakhir itu, harga per unitnya bisa mencapai US$ 1.000.
    Kendati produk-produk tadi begitu digemari, tapi sebaliknya dengan industri pembuatnya, Smith & Wesson Holding Corporation, bisa dibilang kondisinya sangat memprihatinkan. Paling tidak sejak tahun 2000, perusahaan yang telah beroperasi sejak 1852 ini tidak pernah meraih untung. Penyebabnya, lantaran ngotot mempertahankan teknologi yang sudah usang, sehingga harga setiap produk Smith &Wesson jadi terasa amat mahal, alias tidak mampu berkompetisi.
    Melihat situasi yang tak menguntungkan itu, para penentu di Smith &Wesson pun sadar bahwa mereka harus segera mengambil langkah penyelamatan. Maka pada 2004 iklim pembaruan di perusahaan yang bermarkas di 2100 Roosevelt Avenue Springfield, Massachusetts, Amerika, ini pun mulai digencarkan. Salah satu yang dinilai paling strategis adalah mengangkat Michael F. Golden sebagai chief executive officer (CEO) yang baru.
    Langkah tersebut, boleh jadi, kebijakan yang tepat. Sebab, setelah dikendalikan oleh pria yang sebagian rambutnya mulai rontok itu, Smith & Wesson mulai terasa bergairah lagi. Tak mau mengulang kesalahan yang dilakukan para pendahulunya, Michael pun melakukan berbagai terobosan baru. Salah satu yang dinilai paling penting adalah membenahi sektor produksi.
    Sebelumnya, hampir semua produk senjata Smith & Wesson dibuat dari logam berat. Tentunya, untuk ukuran selera pasar sekarang ini—yang menggemari sesuatu yang lebih praktis dan ringan—produk seperti itu dipandang sudah kuno, alias nilai jualnya sangat rendah. Lihat saja yang dilakukan para pesaingnya, seperti Berreta dan Colt, mereka sudah lebih dulu memasarkan senjata berbahan baku logam yang lebih ringan.
    Oleh karena itu, rupanya, mengapa skala penjualan Smith & Wesson merosot drastis, bahkan harus merugi. Padahal sebelumnya, hampir 90% pistol yang digunakan oleh para polisi di Negara Bagian Massachusetts adalah buatan industri ini. Belakangan, permintaannya terus merosot, hingga tinggal 10%.

    MENCIPTAKAN PRODUK INOVATIF SESUAI SELERA PASAR
    Perombakan yang dilakukan Michael, diawali dengan merekrut tenaga ahli selevel eksekutif dari berbagai perusahaan besar sekaliber Coca Cola, Harley Davidson, dan Frito-Lay. Setelah itu, ia memutuskan untuk mengubah seluruh model produk senjatanya. Intinya, desain baru ini dirancang sesuai dengan selera pasar.
    Salah satu contohnya adalah merancang ulang i-Bolt Rifle, senjata laras panjang yang paling digemari kalangan pemburu Yakni dengan memberi tekstur seperti warna kayu, sehingga terlihat lebih elegan. Selain itu, beberapa parts pada produk revolvernya pun diganti dengan bahan plastik yang lebih ringan.
    Dan hasilnya, tak sia-sia. Setelah dilakukan perombakan di sana-sini, pasar pun kembali meliriknya. Salah satu buktinya adalah permintaan pistol dari pihak kepolisian setempat terus meningkat. Kini, industri ini telah memasok lebih dari 40% kebutuhan pistol kepolisian di Massachusetts.
    Langkah pembaruan ala Michael tak berhenti sampai di situ. Ia juga mulai merintis memproduksi berbagai produk baru. Uniknya, barang-barang anyar ini tidak berhubungan dengan senjata. Di antaranya parfum, pemanggang daging, sepeda, jaket, korek api, alarm, dan produk merchandise lainnya. Rupanya, Michael belajar dari keberhasilan yang telah dicapai oleh Coca Cola dan Harley Davidson yang terkenal inovatif menciptakan berbagai barang penunjang yang digemari pasar. "Strategi ini dilakukan untuk lebih mendekatkan Smith & Wesson dengan kalangan penggemarnya," ujarnya, sambil berseri.
    Dan gebrakan Michael yang tergolong drastis adalah ia tidak lagi memosisikan Smith & Wesson sebagai industri pembuat senjata. Tapi, sejak ia menjabat sebagai CEO di sana, Smith & Wesson diposisikan sebagai perusahaan yang menyediakan peralatan keamanan dan olahraga (safety, protection, security and sport).
    Tak hanya itu, untuk menggenjot produksi senjatanya, industri ini menggandeng sejumlah mitra. Selain itu, Smith & Wesson juga mengakuisisi Thompson Center Arms senilai US$ 70 juta. Perusahaan ini merupakan produsen senjata laras panjang terbaik di Amerika. Langkah itu dilakukannya, mengingat bisnis senjata laras panjang di Amerika tengah mengalami booming. Tahun lalu, total omzet yang diraih para produsen senjata laras panjang di Negeri Abang Sam mencapai US$ 1,1 miliar. Nilai ini dua kali lipat dari total penjualan pistol di Amerika.
    Berkat berbagai strategi itu, akhirnya mendongkrak kinerja Smith & Wesson jadi lebih bersinar. Dari hasil memproduksi senjata sebanyak 6 juta pucuk per tahun, pendapatannya selama 2006 melonjak sebesar 27%. Untuk diketahui, omzetnya selama 2005 baru mencapai US$ 160 juta. Begitu juga dengan laba yang dipetiknya, naik 67% menjadi US$ 8,7 juta. Melihat trennya yang begitu cerah, Michael pun berani memprediksi bahwa pendapatan Smith & Wesson selama 2007 akan meningkat sekitar 40%.
    Sebelum bergabung dengan Smith & Wesson, lelaki yang sekarang berumur 53 tahun itu tak pernah bersentuhan dengan bisnis senjata api. Awal karirnya dimulai dari industri peralatan listrik Black & Decker Corp. pada 1981. Debut awalnya di perusahaan itu sebagai staf di divisi marketing. Pengabdiannya di perusahaan itu berlangsung selama 15 tahun. Setelah itu, Michael mencoba peruntungan di perusahaan pembuat perlengkapan kamar mandi, Kohler Company. Dan sebelum menclok di Smith & Wesson, ia sempat menjadi direktur marketing di sebuah perusahaan konstruksi.

    Sabtu, 17 April 2010

    40 Orang Terkaya Taiwan Versi Forbes


    16/04/2010 15:30:44 WIB
    JAKARTA,investorindonesia.com

    Saat ini, hampir semua pengusaha di Taiwan tercatat semakin kaya saja. Perekonomian dari pulau yang diklaim lepas dari China ini semakin meningkat saja setiap harinya.
    Ekonomi Taiwan sangat tergantung pada perdagangan. Bahkan, ketika krisis global pada 2008 lalu, Taiwan menjadi salah satu negara di Asia yang sangat terpukul, karena mereka mengandalkan sektor manufaktur.

    Namun tampaknya mereka tidak berlarut-larut dalam keterpurukan itu. Buktinya kini sudah bisa dilihat ekonomi Taiwan perlahan mulai pulih. Tak heran, ekonomi Taiwan pun langsung melesat dari sebelumnya akibat krisis dan membuat orang-orang kaya di negeri ini menjadi semakin kaya.

    Seperti dilansir Forbes.com, Jumat (16/4), umumnya, para pengusaha di Taiwan menggeluti bisnis teknologi. Kekayaan mereka bahkan tercatat naik hingga USD70 miliar secara keseluruhan bila dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang sebesar USD55 miliar.

    Berikut daftar 40 orang terkaya di Taiwan.
    1. Terry Gou, kekayaan USD5,9 miliar. Taipan nomor satu di Taiwan ini pernah menjadi orang terkaya nomor 147 pada 2006 versi Majalah Forbes. Dia adalah pemilik perusahaan manufaktur di Taiwan, yang bergerak di bidang elektronik. Salah satu merek yang digarapnya, yakni Apple, Nintendo, hingga Nokia. Kekayaan dari pria berusia 59 tahun ini tercatat sebesar USD5,9 miliar.

    2. Tsai Brothers, kekayaan USD5,8 miliar. Kekayaan dari tiga anak Tsai Wan-Lin yang sudah meninggal ini memegang perusahaan yang bergerak di bidang keuangan Cathay Holdings tercatat sebesar USD5,8 miliar.

    3. Tsai Wan-tsai, kekayaan USD5,3 miliar. Pria berusia 80 tahun ini memiliki kekayaan sebesar USD5,3 miliar. Dia merupakan pendiri Fubon Group dan perusahaan yang dipegangnya saat ini yakni Fubon Financial.

    4. Tsai Eng-Meng, kekayaan USD4,9 miliar. Perusahaan milik pria berusia 53 tahun ini bergerak di bidang makanan dengan kekayaan mencapai USD4,9 miliar Produknya bernama Want Want menjadi salah satu rice crakcers yang paling diminati di China.

    5. Wei Ing-Chou, kekayaan USD4,5 miliar. Dia adalah pemilik salah satu pembuat makanan cepat saji mi instan terbesar di China yakni bernama Tingyi. Di usianya yang menginjak 57 tahun ini, dia juga mempunyai 1.000 toko fast food, Dico, hampir di seluruh China daratan.

    6. Barry Lam, kekayaan USD3 miliar. Pemilik perusahaan notebook Quanta Computer berusia 61 tahun ini mempunyai produk HP ini sempat turun di posisi dua dan dikalahkan oleh rivalnya di Taiwan. Kendati demikian, Lam berjanji akan kembali menjadi nomor satu hingga akhir tahun ini.

    7. Lin Yu-lin, kekayaan USD2,7 miliar. Pengusaha properti pemilik Hong Tai Group ini juga mempunyai beberapa perusahaan di luar bidangnya, seperti bidang keuangan, yakni Capital Securities.

    8. Lin Rong San, kekayaan USD2,4 miliar. Selain melakoni usahanya di bidang properti, dirinya juga menjalankan bisnis media dan sebagai pendiri Liberty Times Group di Taiwan. Dia juga memegang saham di Union Bank of Taiwan.

    9. Luo Jye, kekayaan USD2,3 miliar. Salah satu suplier ban terbesar di Taiwan dan memegang pasar automotif di negara tersebut. Dirinya yang saat ini berusia 84 tahun ini juga mempunyai pelanggan dari GM, Ford, dan Tata India.

    10. Wang Yung-tsai, kekayaan USD2,2 miliar. Perusahaannya bergerak di bidang palstik yang bernama Formosa Plastics dan menjadi perusahaan terbesar di Taiwan.

    11. Cher Wang & Wenchi Chen, kekayaan USD2,1 miliar. Pemilik perusahaan elektronik HTC.
    12. Jason Chang, kekayaan USD1,700 miliar. Pendiri sebuah perusahaan elektronik Advanced Semoconductor Engineering.

    13. Tsai Ming-kai, kekayaan USD1,600 miliar. Pemilik perusahaan elektronik Mediatek.
    14. Eugene Wu, kekayaan USD1,500 miliar. Chairman Shin Kong Financial Holding.

    15. Chao Teng-Hsiung, kekayaan USD1,4 miliar. Pendiri Fargoly Land Development.
    16. Tsai Chi Jui, kekayaan USD1,3 miliar. Pemilik perusahaan pembuat sepatu Pou Chen, termasuk Nike, Puma, dan Merrell.

    17. Douglas Hsu, kekayaan USD1,25 miliar. Pendiri Eastern New Century Group

    Senin, 05 April 2010

    BUKU


    Hidup manusia itu seperti sebuah BUKU. Front cover adalah tanggal lahir, back cover adalah tanggal pulang. Tiap lembarnya adalah tiap-tiap hari dalam hidup kita.

    Ada buku yang tebal ada buku yang tipis. Ada buku yang menarik dibaca, ada yang tidak sama sekali. Sekali menulis tidak akan pernah berhenti sampai selesai. Yang hebatnya, seburuk apa...pun halaman sebelumnya, selalu tersedia halaman selanjutnya yang putih bersih, baru and tiada cacat.

    Sama dgn hidup kita, seburuk apapun kemarin, Tuhan slalu menyediakan hari yang baru untuk kita. Kita selalu diberi kesempatan yg baru utk melakukan sesuatu yg benar dalam hidup kita setiap harinya, memperbaiki kesalahan kita dan melanjutkan alur cerita yg sudah ditetapkanNya untuk kita masing-masing.

    Puji Tuhan utk hari ini!! Nikmati, isi dgn hal-hal yg baik dan jangan lupa untuk selalu bertanya kepada Tuhan tentang apa yang harus ditulis tiap2 harinya
    .