Selasa, 20 November 2012

Do Won Chang: Perintis Forever 21

Pencitraan lewat fesyen memang tak lekang terinjak zaman. Berhasil menggarap manisnya pasar mode, nama Do Won Chang ikut terbang bersama perusahaan ritel fesyen menyandang merek Forever 21. Bersama sang istri, Jin Sook, keduanya mencatatkan nama mereka dalam area konglomerasi dunia. Meski tercantum sebagai newcomer di jajaran Forbes, aset kekayaan Don Chang dan istrinya melesat dalam jajaran 100 pengusaha terkaya versi majalah ini. 
 
Saat ini, fungsi pakaian tak sekadar sebagai penutup badan. Sebuah label yang tercetak pada pakaian juga bisa menunjukkan status si pemakai. Wajar, fungsi pencitraan juga lekat dengan merek pakaian.
Dalam industri ritel fesyen, Forever 21 telah mencatatkan namanya dalam jajaran brand premium, bersama dengan Zara, Mango atau H&M. Begitu beken merek ini di Amerika Serikat (AS), si empunya kini tercantum dalam daftar orang terkaya di dunia versi Majalah Forbes.

Adalah Do Won Chang, pria kelahiran Korea yang kini menduduki peringkat 88 versi Forbes. Nilai kekayaan per September 2011 mencapai US$ 3,6 miliar.

Dia dan istri, Jin Sook, memiliki jaringan fesyen yang luas. Chang kini memiliki 480 toko yang tersebar di 15 negara. Nilai penjualan total mencapai US$ 2,6 miliar per tahun.

Chang hingga kini masih memimpin sendiri perusahaan dengan 20.000 pegawai tersebar di berbagai gerai. Dia giat menawarkan produk dengan berbagai desain, mulai dari model Chiba Jepang hingga Chico California.

Inilah salah satu resep usaha Chang maju pesat dan berhasil membuat pria yang tidak pernah memakan bangku kuliah itu memiliki rumah senilai US$ 16,5 juta di kawasan elite Beverly Hills.

Saking getolnya menggarap sektor usaha fesyen, Chang dan istrinya kini menggarap lebih dari segmen konsumen. Mengutip Wikipedia, Forever 21 memiliki beberapa format penjualan, yang meliputi kelas bawah hingga premium. Misalnya, Forever 21 merupakan wadah untuk melayani kebutuhan wanita yang menggilai tren fesyen Amerika dan Korea. Tanpa segan, merek ini menawarkan produk tiruan yang berkiblat pada tren mode saat ini.

Lalu, merek XXI Forever khusus dirilis untuk melayani konsumen kelas atas. Ada pula, toko bertajuk For Love 21 yang mengambil ide butik ala Prancis. Toko itu menawarkan produk mulai dari sepatu hingga kosmetik untuk wanita.

Tak hanya itu, Chang juga merilis merek Forever 21+, yang lebih dikenal dengan nama Faith 21. Jaringan fesyen ini menjual pakaian wanita berukuran besar, yaitu 12-18. Chang dan keluarganya juga membidik wanita usia sekitar 21 dan calon ibu sebagai sasaran pasar melalui merek pakaian Love 21.

Untuk kalangan remaja, Chang khusus menyediakan merek Forever 21 Girls. Merek itu lebih dikenal dengan nama HTG81 itu menyasar gadis usia muda yang beranjak remaja.

Belum puas dengan enam merek, Chang memiliki jaringan fesyen terakhir, bertajuk 21Men. Produk bergaya vintage itu merupakan wadah bagi pria yang menyukai pakaian sederhana berharga murah. Konsumen mengenalnya dengan Heritage 1981 Mens.

Kebanyakan produk Forever 21 merupakan hasil karya ratusan desainer yang berdomisili di California bagian selatan. Maka, barang dagangan itu tidak memiliki spesifikasi seragam, pola pakem, atau ukuran khusus. Setiap detail bisa berubah tergantung pemasok.

Usaha Chang yang kini gembur, bukan tak pernah bertemu aral penghalang. Pencapaian besar Chang sebenarnya tak semudah yang dibayangkan. Berdasarkan Los Angeles Times, Forever 21 sempat mengalami keterpurukan akibat penurunan kondisi ekonomi global. Pada 2009, dia bahkan terpaksa kehilangan tujuh unit toko. Memang, secara finansial, Chang tetap mencatatkan peningkatan pendapatan, lantaran pria berusia 56 tahun itu agresif berekspansi ke berbagai negara.


Tidak ada komentar: