Kamis, 06 November 2014

 Elizabet Holmes mengubah wajah bisnis kesehatan

PREDIKAT miliarder belum memuaskan Elizabeth Holmes. Miliarder dengan kekayaan US$ 4,5 miliar ini masih memiliki ambisi besar. Sejak terjun ke di industri kesehatan pada usia 19 tahun, Holmes memiliki visi mengubah dunia. "Saya ingin menciptakan teknologi yang mengubah sistem industri kesehatan sehingga bisa lebih banyak menyelamatkan hidup manusia," tutur Holmes kepada Fortune. 
Visi besar inilah yang memacu semangat Holmes menelurkan inovasi baru dalam bidang laboratorium. Lewat perusahaan miliknya, Theranos, perempuan lajang berusia 30 tahun ini ingin menciptakan teknologi yang bisa mendeteksi penyakit dengan akurat dan cepat. 
 
Inovasi terbaru Holmes meluncur pada musim gugur kemarin. Pada September lalu, Holmes memperkenalkan metode diagnosis baru, yakni satu tetes darah yang bisa digunakan untuk 100 kali diagnosa laboratorium. Holmes meyakini teknologi laboratorium baru ini bakal mengubah praktik industri laboratorium di masa depan. Agar berdampak lebih besar, Theranos menggandeng Walgreens, perusahaan yang memiliki 8.200 gerai apotek yang tersebar di 50 negara bagian Amerika Serikat (AS).
 
Theranos menawarkan tes kesehatan dengan hanya menggunakan setetes darah sebanyak 0,5 inci. Inovasi terbaru ini merupakan salah satu impian Holmes yang sudah menjadi kenyataan. Pada tahap awal membangun Theranos, Holmes telah menciptakan teknologi yang mampu mendiagnosa darah dan urin dengan akurat dan cepat. Namun, setetes darah untuk ratusan diagnosa merupakan terobosan besar bagi Holmes.
 
Ide awal menciptakan inovasi ini berawal dari pengamatan Holmes yang menilai bahwa tes darah tidak memberikan kesempatan hidup lebih banyak bagi pasien. "Sebab hampir semua tes darah lengkap dilakukan di saat pasien telah masuk ruang gawat darurat. Satu tetes darah sederhana ini bisa mencegah penyakit berkembang," ujar Holmes.
 
Inovasi satu tetes darah, hanyalah awal dari visi besar Holmes. Perempuan yang drop out dari Stanford University ini ingin mengembangkan teknologi yang bisa mendeteksi penyakit mengerikan semisal kanker, diabetes hingga penyakit jantung. 
 

Holmes ingin menciptakan teknologi yang bisa memprediksi potensi munculnya virus kanker lewat satu tetes darah. Hal ini sulit lantaran sel kanker terus berubah dengan cepat.
 
Terobosan lain adalah menduetkan teknologi dengan ilmu kedokteran. Saat ini, Holmes mengembangkan aplikasi yang memudahkan dokter dan pasien mengetahui riwayat kesehatan secara akurat. Aplikasi ini bertujuan memudahkan pengambilan keputusan saat hasil tes darah keluar. 
Visi besar Holmes tak melulu bertujuan menguntungkan dirinya sendiri. Holmes menawarkan inovasi kesehatan dengan banderol harga murah. Contoh, tes kesuburan instan yang baru dirilis Theranos. Tes ini memungut biaya US$ 35 per tes, jauh lebih murah dari harga pasaran US$ 2.000.
 
Holmes menilai, harga murah tes kesehatan bisa menyelamatkan lebih banyak orang sekaligus menghemat anggaran kesehatan pemerintah sebesar US$ 98 saban tahun. Mimpi Holmes selanjutnya adalah mengubah ponsel pintar menjadi alat tes kesehatan yang bisa diakses kapan pun.  "Saat mendengar Holmes melontarkan ide jeniusnya pada umur 19 tahun, saya menatapnya seakan melihat Bill Gates dan Steve Jobs," ujar Channing Robertson, Profesor Stanford. Robertson kemudian menjadi mentor sekaligus direktur Theranos.                               


Tidak ada komentar: