Sabtu, 09 Mei 2015

Liu Yiqian: Putus sekolah tapi jadi miliarder

Terlahir dari keluarga sederhana yang serba-kekurangan tidak membuat sosok Liu Yiqian berkecil hati. Saat berusia 14 tahun, pria yang lahir pada tahun 1963 itu harus meninggalkan bangku sekolah demi membantu ekonomi keluarga. Yiqian kecil lantas berjualan tas tangan kreasi sang ibu. Berkat keterampilan memangkas harga produksi, tas Yiqian selalu habis terjual. Ini merupakan awal kesuksesan sang miliarder pemilik harta kekayaan senilai US$ 1,56 miliar itu.

Orang China terkenal sebagai negara pencetak orang-orang kaya. Sebut saja, Wang Jialin pemilik Dalian Wanda Grup, ada Jack Ma pendiri Alibaba.com, kemudian Li Hejun pemilik Hanergy Holdings. Tidak hanya didominasi kaum senior berpengalaman, anak-anak muda Tiongkok juga jago dalam menimbun pundi-pundi kekayaan. Sebut saja Lei Juni pemilik Xiaomi, dan Robin Li sebagai bos Baidu.

Kali ini, Negeri Negeri Tembok Raksasa itu melahirkan satu lagi sosok miliarder baru bernama Liu Yiqian. Berdasarkan catatan Forbes hingga awal Mei 2015, Yiqian masuk dalam urutan ke-71, wajah-wajah orang kaya baru di tahun 2015 dengan total nilai kekayaan bersih mencapai sebesar US$ 1,57 miliar. Gelar miliarder ini menempatkan Yiqian  masuk jajaran orang tajir ke-163 di China dan orang kaya dunia urutan ke 1.533.

Yiqian adalah pengusaha asal China yang berinvestasi pada bermacam sektor, semisal perdagangan saham, properti hingga obat-obatan. Yiqian mendirikan Sunline Grup Co Ltd sebagai induk perusahaan yang menaungi beragam unit bisnis yang digarap sang miliarder.  Sunline Group berdiri pada tahun 2000. Perusahaan tersebut sebelumnya terkenal dengan nama Shanghai Sunline Investment Management Co Ltd.

Yiqian dilahirkan pada tahun 1963 di Shanghai China. Profesi orangtua Yiqian hanya sebagai pekerja biasa. Oleh sebab itu, kehidupan keluarga Yiqian terbilang sangat sederhana atau bisa dibilang pas-pasan. Sayang, orangtua Yiqian tidak berdaya mewujudkan keinginan putranya mengecap pendidikan lebih tinggi. Pada usia 14 tahun, Yiqian terpaksa meninggalkan bangku sekolah menengah demi membantu ekonomi keluarga.

Namun rupanya Tuhan memiliki rencana besar bagi Yiqian. Sebab, meski putus sekolah, keterampilan berbisnis yang kelak mengantarkannya sebagai orang yang berkecukupan dari sisi materi, mulai terasah. Kala itu Yiqian membantu  ibunya berbisnis tas tangan. Pada awalnya, dia membantu proses produksi dan menjualnya di kios pinggir jalan.

Berkat kecerdikan dan keterampilannya, Yiqian mampu memproduksi tas dengan harga yang lebih rendah dari para pedagang lain. Alhasil, barang dagangan Yiqian selalu habis diserbu pembeli.

Didorong oleh keinginan memperoleh pengalaman lebih banyak, Yiqian memutuskan mencari pekerjaan di pabrik sepatu. Seperti diberitakan kantor berita BBC pada 2011 silam, Yiqian kecil bercita-cita mendapatkan penghasilan lebih besar dari 100 renmimbi (RMB) per tahun. Sebab pada saat itu, umumnya rata-rata upah buruh berada di kisaran RMB 300 per tahun.

Pada sekitar tahun 1980-an, Pemerintah China membuka keran  pergaulan dengan masyarakat global. Sistem komunis berganti menjadi kapitalis. Pada era itu, banyak kaum kelas bawah berharap sistem kapitalis bisa mengangkat derajat hidup mereka menjadi lebih baik. Hingga mucul istilah di masyarakat bawah, "Menjadi manusia berpenghasilan 10.000 yuan".

Nyatanya, Yiqian berhasil memperoleh penghasilan seperti yang diinginkan kebanyakan orang  itu pada saat usianya baru 17 tahun. Penghasilan sebesar itu diperoleh Yiqian dari usaha berjualan tas dan bekerja di pabrik sepatu.

Meski secara perlahan taraf hidup keluarganya semakin membaik, Yiqian tidak lantas cepat berpuas diri. Sejumlah peluang coba dia geluti untuk menambah penghasilan keluarga besarnya.

Hingga pada sekitar tahun 1983 atau saat usia menginjak 20 tahun, Yiqian sudah mampu menyewa toko di pusat kota Shanghai untuk berjualan suvenir dan aksesori. 




Tidak ada komentar: