Senin, 30 November 2009

Belajar dari HARI TOILET : JACK SIM




Tahukah Anda kalau tanggal 19 November lalu adalah hari toilet sedunia. Hari toilet?Benar! Hari toilet. Maklum, banyak orang enggan bicara tentang ikhwal satu ini. Padahal, bicara toilet berarti bicara kesehatan. Ada sekitar dua juta orang di seluruh dunia meninggal setiap tahun karena penyakit yang berhubungan dengan jeleknya sanitasi.

Jack Sim orang Singapura. Dia mengaku bukan orang sekolahan. Oleh karena itu dia memilih pekerjaan yang pasti dihindari oleh orang-orang berpendidikan tinggi: mengurus toilet. Tetapi, siapa bilang dia tidak cerdas? Justru kepintaran memilih profesi ini membawanya menjadi terkenal di seluruh dunia.

Kariernya dimulai sebagai pengelola kebersihan toilet umum di Singapura pada usia 24 tahun. Kegairahan pada pekerjaan membuat bisnisnya sukses dalam waktu singkat. Karena dia merasa bisnisnya sudah dapat diserahkan pada profesional, dia lalu membawa idenya menjadi urusan sosial.

Tahun 2001, dia mendirikan Organisasi Toilet Sedunia (WTO). Organisasi ini didedikasikan pada upaya memperbaiki kondisi toilet dan sanitasi di seluruh dunia. Organisasi yang didirikan oleh 15 anggota ini sekarang beranggotakan 151 anggota di 53 negara. Organisasi ini setiap tahun menyelenggarakan konferensi, pameran, dan forum tingkat tinggi yang setiap kali memberi masukan pada pemerintah negara berkembang untuk memperhatikan kebijakan kesehatan masyarakat, terutama yang berurusan dengan sanitasi dan persoalan air bersih.

Tahun 2005, Jack mendirikan World Toilet College, untuk menyelenggarakan pelatihan, pembuatan desain, perawatan, sekolah sanitasi,dan mengimplementasikan sistem sanitasi sehat. Melalui urusan toilet ini, Jack Sim mendapat pemenang pertama Social Entrepreneur of the Year di Singapura tahun 2006. Bahkan, pada tahun 2008 dia ditunjuk sebagai anggota
dewan World Economic Forum. Dia juga menjadi dosen dan mentor pada social entrepreneurship di INSEAD Asia dan Nanyang Polytechnic di Singapore.

Cerita Jack Sim ini layak menjadi contoh.
Pertama, sudah menjadi rumus umum, hasil karya kita akan tampil diperhatikan khalayak ketika kita membuat diferensiasi. Membuat sesuatu berbeda. Ketika semua orangmenghindari pekerjaan yang dianggap jorok ini, justru Jack Sim masuk disitu. Bahkan, dia percaya suatu hari nanti dia berharap toilet akanditempatkan sama tinggi nilai sosialnya dengan ponsel.

Kedua, semua profesi itu penting bergantung pada bagaimana kita menikmati dan menjalaninya. Hidup harus bermakna, begitu moto hidupnya. Berkat inisiatifnya WTO
meluncurkan website dan berambisi mengumpulkan uang sejuta dollar, untuk mengumpulkan dana bagi pembangunan sanitasi sehat di negara-negara terbelakang.

Ketiga, hidup harus memiliki prinsip. Ketika dia yakin bahwa prinsipnya baik-baik saja, maka dibutuhkan upaya ngotot untuk membuat semua mimpi jadi nyata, kendati pada saat awal orang menghina dan mencemooh apa yang dilakukan. Prinsip ini kemudian ditulis dalam sebuah buku The Power of Unreasonable People.



Jangan percaya orang mampu mengurus pekerjaan lebih besar, jika mengurus toilet saja tidak becus!

Tidak ada komentar: