Selasa, 24 November 2009

Henry Ross Perot, Calon Presiden dan Pengusaha Komputer Asal Texas



Nama Henry Ross Perot beken dan mendunia ketika ia mencalonkan diri sebagai kandidat Presiden Amerika Serikat (AS) pada tahun 1992. Ia maju sebagai calon presiden dari jalur perseorangan. Sebelumnya, Ross Perot hanya dikenal sebagai pengusaha kaya asal Texas. Ia memiliki perusahaan di bidang penyediaan jasa pemrosesan data. Tahun 2009, Majalah Forbes menempatkan Henry di urutan 468 orang terkaya dunia dengan kekayaan pribadi US$ 1,5 miliar. Henry Ross Perot lahir di Texarkana, Texas, Amerika Serikat 27 Juni 1930. Orang tuanya adalah pasangan Gabriel Ross Perot dan Lulu May Perot.



Ayahnya adalah seorang pedagang kapas dan penjual kuda. Henry tumbuh di tengah keluarga yang religius. Sang ibu mengajarkan kedisiplinan dan menjadi pemeluk agama yang taat. Setiap Minggu, ia dan keluarganya selalu ke gereja. Sementara darah bisnis ia warisi dari sang ayah. Jiwa kerja keras Ross Perot sudah tampak dari kecil. Di usia tujuh tahun, Ross Perot kecil sudah melakoni berbagai macam pekerjaan. Mulai menjadi loper koran dan majalah, kartu natal, tukang kebun, merawat kuda, jual beli peralatan menunggang kuda, serta menjadi pengepul dan ==penyortiran iklan untuk media massa. Kerja keras yang telah ia lakukan sejak kecil itu membuahkan hasil.



Setelah dewasa, ia menjadi pengusaha sukses yang bergerak di bidang penyediaan jasa pemrosesan data dan sistem komputerisasi terkenal di dunia.


Dia adalah pendiri Electronic Data Systems (EDS). Ross Perot menempuh pendidikan umum di kota kelahirannya, Texarkana yang bernama Patty Hill.



Sejak kecil, dia sudah aktif di organisasi kepanduan. Ia menjadi anggota pramuka Amerika sejak umur 12 tahun, dan mendirikan organisasi kepanduan Eagle. Dia adalah salah satu penerima penghargaan dari Eagle Scout. Dari organisasi inilah Perot tertarik pada dunia militer. Makanya selepas lulus sekolah umum tahun 1949, Henry langsung masuk ke Akademi Angkatan Laut AS.



Saat mengikuti pendidikan militer ini, Ross Perot terbilang paling menonjol di antara calon perwira angkatan laut lainnya. Tak heran jika ia terpilih sebagai ketua kelas. Lulus dari akademi angkatan laut tahun 1953, Perot menjadi komando batalyon. Akhir tahun 1954 ia naik pangkat menjadi letnan muda. Tapi karier Ross Perot di angkatan laut hanya seumur jagung. Ia tak puas menjalani kehidupan sebagai tentara angkatan laut. Ross Perot menginginkan kehidupan yang lebih baik secara ekonomi. Setelah empat tahun menjalani masa pengabdian di angkatan laut, dia pun akhirnya mengundurkan diri. Sebelum mundur dari angkatan laut, Ross Perot menikahi gadis asal Pensylvania, Morgot Birmingham, tahun 1956. Morgot berprofesi sebagai seorang pengajar. Perot mengenalnya saat menjadi tentara angkatan laut.



Setelah menikah, mereka tinggal di Dallas. Dari buah perkawinannya itu, Perot dan Morgot mendapat lima orang anak, yaitu Ross Junior, Nancy, Suzanne, Carolyne, dan Katherine. Sampai tahun 2007, Perot sudah memiliki 15 cucu dari kelima anaknya. S



Setelah meninggalkan dunia militer tahun 1957, Perot merintis karier sebagai pegawai swasta. Ia bekerja di perusahaan komputer, International Business Machine (IBM) sebagai tenaga penjual. Ross Perot direkrut oleh seorang perwakilan IBM yang terkesan dengan integritasnya saat masih bekerja di angkatan laut. Di IBM, prestasi Henry dengan cepat melejit. Target penjualan dalam setahun bisa ia capai hanya dalam tempo dua minggu. Kesuksesan pun ia raih dalam waktu singkat. Di IBM, ide-ide bisnis Perot cukup cemerlang. Ia misalnya pernah menawarkan usulan agar IBM tak cuma berbisnis jual beli komputer, tetapi juga menyediakan layanan penyewaan komputer kepada pelanggan yang membutuhkan. Ide yang aneh saat itu. Ross Perot yakin bisnis tersebut akan mendatangkan keuntungan besar. Sayang, atasannya di IBM tidak tertarik dengan ide yang dia ajukan tersebut.



Keluar dari IBM Keinginan Henry Ross Perot untuk memiliki usaha sendiri semakin menggebu-gebu. Makanya ia memilih keluar dari IBM dan mendirikan Electronic Data System (EDS). Pilihan bisnis Ross Perot rupanya tak salah. Dengan cepat, perusahaan ini menggaet pelanggan kakap. EDS juga mendapat kontrak dari pemerintah. Bisnis Ross Perot makin membesar setelah EDS meluncur ke lantai bursa pada 1968. Namun, ia juga pernah merugi besar ketika harga saham EDS rontok. Kurang lebih lima tahun Ross Perot bekerja sebagai tenaga penjual di IBM sebelum akhirnya ia memutuskan keluar dari pekerjaan tersebut. Keinginan memiliki perusahaan sendiri terus membayanginya dan mendorongnya keluar dari IBM. Tahun 1962, berbekal duit pinjaman dari tabungan milik istrinya sebesar US$ 1.000, Ross Perot mendirikan perusahaan data processing bernama Electronic Data System (EDS).



Perusahaan ini bergerak di bidang pemrosesan data elektronik. EDS melayani penyusunan desain sekaligus mengoperasikan pemrosesan data komputer bagi pelanggan mereka. Bisnis yang tak lazim waktu itu. Perjalanan merintis usaha baru memang tak selalu mudah. Ross Perot juga mengalami itu. Awalnya banyak yang menolak penawaran produk ES ini. Ross Perot mengaku sempat merasakan 77 kali penolakan oleh pelanggan sebelum akhirnya mendapatkan kontrak pertamanya.



Pelanggan pertama EDS adalah Radio Collins di Iowa. EDS mendapatkan kontrak pengiriman rekaman suara dengan menggunakan program komputer ke perusahaan asuransi di Dallas. Tembus kontrak pertama, pelanggan berikutnya mulai berdatangan. EDS juga menyediakan layanan pemrosesan klaim kesehatan untuk Blue Cross dan perusahaan asuransi besar lain. Beberapa perusahaan yang juga tercatat sebagai pelanggannya adalah bank dan instansi pemerintah. Puncaknya, EDS mendapatkan proyek dari Pemerintah Amerika Serikat (AS) untuk menangani pemrosesan data sistem rekam medis. Pada pertengahan 1960-an Pemerintah AS memang mulai mencanangkan program asuransi kesehatan untuk penduduk miskin dan manula.



Nah, EDS mendapatkan kontrak untuk mengurusi pemrosesan data tagihan klaim asuransi dari perusahaan swasta ke pemerintah. Setelah mendapat kontrak dari pemerintah itu, pamor Ross Perot dan EDC meningkat. Tahun 1968, EDC menjadi perusahaan publik. Harga sahamnya melompat tinggi dari US$ 16 ke US$ 160 per saham hanya dalam hitungan hari. Tak heran apabila Majalah Fortune menjulukinya sebagai "Orang Texas yang paling cepat kaya" di tahun 1968. Seiring perjalanan waktu, EDS berkembang menjadi perusahaan besar yang mampu mempekerjakan 70.000 karyawan.



Di perusahaannya, Ross Perot menetapkan aturan main yang cukup ketat bagi karyawannya. Sebagai contoh, dia mengharuskan karyawan training untuk meneken kontrak perjanjian. Isinya adalah kesanggupan para karyawan untuk tidak keluar dari EDS dan bekerja di perusahaan kompetitor setidaknya dalam jangka waktu tiga tahun sejak perekrutan mereka. Jika melanggar perjanjian ini, EDS mengenakan denda US$ 12.000 sebagai ganti rugi biaya training. Namun, usaha Ross Perot tak selalu berjalan mulus. Ia juga beberapa kali menjadi pergunjingan pelaku pasar. Sebagai contoh, awal 1970-an, EDS mencoba mendongkrak pasar pemrosesan data di Wall Street dengan membeli perusahaan pialang saham.



Sayangnya, anak usaha ini justru menghadapi kesulitan keuangan yang serius. Padahal, Ross Perot secara pribadi telah merogoh kocek US$ 97 juta untuk menalangi perusahaan broker ini. Akhirnya ia menutup anak usaha tersebut meski harus merugi sekitar US$ 60 juta. April 1974, Ross Perot kembali mendapat sorotan lantaran harga saham EDS melorot tajam. Akibat penurunan harga saham EDS itu, Ross Perot harus menelan kerugian sekitar US$ 450 juta hanya dalam waktu sehari. Toh, itu tak membuatnya mundur mengembangkan EDS.



Ia sudah menyiapkan ekspansi baru buat EDS. Menjadi incaran perusahaan lain Electronic Data System (EDS), perusahaan milik Henry Ross Perot menjelma menjadi perusahaan besar. EDS pun menjadi incaran perusahaan lain. Tahun 1984-1986, Ross Perot menjual seluruh saham EDS kepada General Motors, senilai US$ 3,1 miliar. Kehilangan EDS, Perot membentuk usaha baru yang mirip EDS bernama Perot System. Kini, Perot System menjelma jadi perusahaan raksasa. Sukses di kandang sendiri, Henry Ross Perot berekspansi ke luar negeri. Pada tahun 1974, Electronic Data System (EDS) meraih kontrak pertama di luar negeri dari Universitas Saudi Arabia. Tahun 1976, EDS mendapat kontrak dari Pemerintah Iran untuk menangani data masyarakat.



Tapi, dua tahun kemudian, EDS memutuskan kerjasama ini lantaran Pemerintah Iran berhenti membayar kontrak. Penghentian kerjasama itu berbuntut panjang. Tahun 1979, Pemerintah Iran menangkap dan menahan dua karyawan EDS dengan tuduhan mencuri data. Ross Perot tak terima dengan perlakuan Pemerintah Iran terhadap dua karyawannya itu. Ia lantas membentuk tim pembebasan kedua pegawainya. Bahkan Ross Perot ikut terjun langsung dalam proses pembebasan mereka. Bisnis EDS yang berkembang pesat membuat perusahaan ini menjadi incaran perusahaan lain. General Motors (GM), tercatat paling ngebet menggaet EDS karena ada rekomendasi dari investment banking dari Salomon Brothers. Lagi pula, Direktur GM Robert Smith juga jatuh hati dengan EDS.


Setelah melewati proses negosiasi panjang, tahun 1984 Ross Perot bersedia menjual EDS ke GM senilai US$ 2,4 miliar. Pasca penjualan itu, Perot masih memiliki 45% saham EDS. Semula, dia enggan melepas semua kepemilikannya itu. Nyatanya, tahun 1986 GM membeli sisa saham EDS milik Perot US$ 700 juta. Dua tahun setelah melepas EDS, Perot mendirikan perusahaan baru bernama Perot System. Mainan baru Perot ini tak jauh-jauh dari bisnis lamanya di EDS. Perot System ini juga bergerak di bidang penyedia layanan teknologi informasi dan solusi bisnis. Untuk membesarkan Perot System, Ross Perot memanfaatkan kolega lamanya di EDS.



Makanya, Ross Perot tak membutuhkan waktu lama untuk menjaring pelanggan.



Pengguna jasa Perot System antara lain pemerintah, perbankan, perusahaan asuransi, pabrik, rumah sakit dan industri lainnya. Kini, jaringan Perot System sudah tersebar ke seantero dunia. Selain di AS, perusahaan ini juga beroperasi di lebih dari 25 negara lainna. Antara lain di India, Eropa, China, dan Meksiko. Kini Perot System sudah menjelma menjadi perusahaan raksasa dunia yang memiliki lebih dari 23.000 rekanan bisnis. Tahun 2008, Perot System berhasil meraup pendapatan sebesar US$ 2,8 miliar. Mencoba karir di bidang politik Sukses menekuni dunia bisnis, Henry Ross Perot mencoba karier di bidang politik. Tidak tanggung-tanggung, Ross Perot mengincar jabatan Presiden Amerika Serikat (AS). Dia mencalonkan diri sebagai kandidat presiden dari jalur non partai alias perseorangan pada tahun 1992. Meski kalah dari kandidat lain, ia bisa mendapatkan 19% suara.



Dengan modal itu, Ross Perot kembali mencalonkan diri pada pemilu 1996.


Namun, lagi-lagi dia gagal meraih kursi orang nomor satu di AS. Henry Ross Perot termasuk salah satu dermawan di Amerika Serikat. Lewat yayasan Keluarga Ross Perot, dia menyumbang minimal US$ 100 juta per tahun untuk kegiatan amal dan kegiatan sosial. Selain di bidang sosial, dia pun aktif membantu pemerintah di sela-sela kesibukannya berbisnis. Sebagai contoh, tahun 1979, Ross Perot menjadi Ketua Texas War on Drugs Committee. Ini adalah lembaga bentukan Gubernur Texas William P. Clements untuk memerangi peredaran narkotika. Awal tahun 1980-an, saat Ronald Reagen menjabat Presiden AS, Ross Perot juga menjadi salah satu anggota Penasehat Intelijen Kepresidenan alias President's Foreign Intellegence Advisory Board (PFIAB).



Tugas PFIAB adalah memberi pertimbangan dan persetujuan kepada presiden mengenai misi rahasia AS di seluruh dunia. Jauh sebelumnya, Ross Perot terlibat dalam pembebasan tawanan perang Vietnam. Selama perang Vietnam, ia membantu perawatan bagi tentara Amerika Serikat (AS) yang menjadi tawanan perang di Vietnam Utara. Ross Perot mengirim suplai makanan, pakaian, dan obat-obatan. Sukses membebaskan tawanan perang, Ross Perot menggelar pesta akhir pekan bagi para mantan tawanan perang. Bahkan dia merekrut para veteran tentara Vietnam untuk mengisi posisi staf di Electronic Data System (EDS). Ross Perot juga kolektor dokumen sejarah. Tahun 1984 misalnya, ia membeli salinan piagam Magna Charta. Salinan ini adalah satu dari sedikit salinan piagam yang mendapat izin keluar dari Pemerintah Inggris. Ia lalu meminjamkan dokumen ini ke arsip nasional Washington DC. Pada lelang yang berlangsung 18 Desember 2007, salinan piagam ini terjual US$ 21,3 juta.



Sukses di dunia bisnis, Ross Perot mulai tertarik menekuni dunia politik.



Ia tercatat menjadi kandidat calon presiden AS dalam dua kali pemilu. Tahun 1992, Ross Perot mencalonkan diri sebagai kandidat presiden dari jalur perseorangan dan menghabiskan US$ 57 juta untuk berkampanye. Tapi, dia kalah bersaing dengan kandidat dari Partai Republik, George Walker Bush.



Walau tak mendapat sokongan partai politik, Ross Perot mampu mengantongi 19% suara. Dari perolehan tersebut, 20% berasal dari kaum liberal, 27% dari kaum yang menganut paham konservatif, dan 53% dari kaum moderat. Dari status ekonomi, kalangan pemilih Ross Perot kebanyakan datang dari kalangan menengah ke atas yang berpenghasilan antara US$ 15.000 sampai di atas US$ 50.000 per tahun. Meski tidak berhasil meraih tiket ke Gedung Putih, Ross Perot belum kapok mencalonkan diri lagi menjadi kandidat Presiden AS. Tahun


1995 ia mendirikan Partai Reformasi dan memiliki perwakilan di setiap negara bagian. Ia berharap partai ini bisa menandingi dominasi Partai Demokrat dan Partai Republik. Setahun kemudian, ia mendapat mandat dari partainya untuk mencalonkan diri sebagai presiden pada pemilu tahun 1996.



Lagi-lagi Ross Perot tak beruntung. Dia kalah bersaing dengan William "Bill" Clinton. Malah perolehan suaranya kali ini menurun ketimbang perolehan suara tahun 1992 silam. Pada pemilu waktu itu, Ross Perot hanya mengantongi 8% suara. Padahal Ross Perot lebih banyak menghabiskan dana kampanye ketimbang anggaran kampanye 1992. Kubu Ros Perot menilai penurunan perolehan suara Ross Perot akibat kandidat yang satu ini tidak pernah disertakan dalam debat calon presiden kala itu. Ross Perot tak bisa ikut dalam debat kandidat lantaran Partai Reformasi yang mengusungnya tak bisa mendapatkan suara lebih dari 15%.





Tidak ada komentar: