Senin, 20 September 2010

Sanjiv Mehta: Mengombinasikan Sejarah dan Produk dalam Bisnis





Keberanian merupakan modal utama seorang investor.Sanjiv Mehta,49,pengusaha papan atas India, menerapkan keberanian itu dengan mengembangkan kembali perusahaan Inggris, The East India Company (EIC).


SEJARAH mencatat, perusahaan tersebut pernah berjaya pada era 1700-an. EIC yang menjalankan bisnis perdagangan pada masa kolonial di India sebenarnya telah dibubarkan pada 1874.Dulu,perusahaan tersebut didukung dengan modal yang kuat dan militer Inggris yang selalu membantu kelancaran dalam berbisnis. Meski resmi bubar, sebenarnya perusahaan itu masih berdiri.

Namun, EIC hanya bergerak di bidang penjualan kopi dan teh saja. Mehta yang mengambil alih EIC pada 2005 mengubah konsep dan strategi bisnis perusahaan itu. Dia dengan berani hanya memfokuskan perusahaan tersebut untuk memperdagangkan barang-barang mewah berharga sangat mahal.Keberanian mengubah konsep bisnis EIC menjadikan Mehta dipuja oleh para analis investasi di seluruh dunia. “Saya lahir dan tumbuh besar di Bombay (Mumbai).

Bagi saya, mengambil alih sebuah perusahaan yang pernah dimiliki kita adalah merupakan sebuah kegembiraan yang sangat besar,” ujar Mehta kepada AFP.Mehta mengubah EIC menjadi sebuah perusahaan yang memiliki gerai di distrik Mayfair di London,Inggris. Sebagai entrepreneur yang telah berinvestasi di Inggris sekitar 20 tahun,pembelian ICE bagi Mehta bukan alasan balas dendam sejarah, melainkan murni kepentingan bisnis.

“Pertimbangan komersial adalah rencana matang dalam mengelola IEC,”paparnya. Dalam membangkitkan kembali perusahaan raksasa yang tertidur itu,Mehta menata ulang merek yang telah berusia ratusan tahun dan telah dikenal jutaan orang di seluruh dunia.Dulu,pada masa kejayaannya, IEC mempekerjakan lebih dari sepertiga angkatan kerja Inggris dan bertanggung jawab terhadap 50% perdagangan dunia. Dari riset yang pernah dilakukan Mehta,EIC telah dikenal lebih dari dua miliar orang di dunia.

“Dalam kehidupan ini,mungkin saya tidak dapat menciptakan sebuah merek yang telah dikenal banyak orang seperti EIC.Orang lain mungkin juga tak bisa.Ini merupakan potensi besar,”paparnya. Mehta mengakui mengembalikan kejayaan EIC seperti masa silam adalah suatu hal yang sulit. “EIC mampu menguasai perairan dunia, mengontrol perdagangan, dan mengatur pergerakan dunia,” paparnya.

Kata dia, EIC mampu mewujudkan hal itu semua karena memiliki angkatan darat, angkatan laut, perbendaharaan keuangan, dan tanah sendiri. Meskipun ambisi utama telah disederhanakan, Mehta berharap EIC akan menyebarkan sayap ke seluruh dunia. Saat ini, dia sedang menggelar perundingan investasi ke Jepang dan Timur Tengah.Mehta juga akan membuka cabang EIC ke India yang memiliki pasar bagus dalam penjualan barang-barang mewah.

“EIC merupakan nama yang melekat pada semua orang India,”katanya. Sejarah mencatat, EIC memiliki beberapa catatan buruk di masa lalu.EIC mendapatkan jaminan untuk memonopoli perdagangan Inggris ke Asia. Hingga EIC memiliki militer dan pemerintahan yang mengontrol beberapa wilayah di India.Tapi, masa lalu yang kelam bagi Mehta dipandang justru menjadi nilai tambah bagi EIC.

“Saya tidak berpikir bahwa masyarakat dunia akan berpikir buruk tentang EIC,” kata Mehta seperti dikutip dari The National.Dia menuturkan, tanpa EIC,mungkin India tidak akan menjadi sebuah negara saat ini. “EIC yang membawa bahasa Inggris. Orang India bermain kriket karena perusahaan tersebut. India saat ini memiliki birokrasi, sistem sipil, hukum perdagangan, jembatan,sistem transportasi,dan itu semua karena EIC.

Kenapa India mampu bersaing dengan China dalam teknologi informasi? Itu karena orang India bicara bahasa Inggris,”tegas Mehta. Mehta pun menasihati semua investor dan pengusaha di seluruh dunia agar belajar tentang sejarah perusahaan. Jadi, mereka dapat menjual “pengalaman dan sejarah” kepada pelanggan, bukan hanya sebuah produk.

Tidak ada komentar: