Selasa, 26 Oktober 2010

Marisol Valles Garcia: Menaklukkan dengan cara berbeda

Pilihan hidup wanita 20 tahun ini memang luar biasa.Dia menerima tawaran menjadi kepala polisi di daerah yang paling mengerikan di Meksiko.Apa pertimbangannya?


BEBERAPA headlinemedia massa mengelu-elukan nama Marisol Valles Garcia sebagai wanita paling pemberani di Meksiko.Valles hanyalah seorang mahasiswi jurusan kriminologi yang dipercaya menjadi pimpinan kepolisian, tepatnya direktur keamanan publik di Praxedis G Guerrero, salah satu daerah di perbatasan Chihuahua yang terkenal dengan tingginya angka kekerasan.

Ciudad Juarez memang terkenal sebagai kota “berdarah” di Meksiko. Pada tahun ini dilaporkan sekitar 2.500 orang terbunuh akibat kekerasan narkotik. Adapun Praxedis G Guerrero berlokasi sekitar 56 km di bagian tenggara Ciudad Juarez.Keduanya berada di Kota Chihuahua yang berbatasan dengan Texas. Valles sedang mengambil kuliah jurusan kriminologi di Ciudad Juarez, lokasi di mana lebih dari 6.000 orang tewas terbunuh sejak 2008.Dia ditawari pekerjaan sebagai pimpinan kepolisian oleh Wali Kota Jose Luis Guerrero. VallesGarciabolehmerasabangga karena dia menjadi satu-satunya mahasiswa yang berhasil memperoleh jabatan pimpinan kepolisian.

Hal yang menjadi alasan kuat diterimanya pekerjaan tersebut adalah Valles sangat merasa jenuh dengan banyaknya orang yang kerap merasa takut.“Ya, di sana ada ketakutan. Ini seperti yang dirasakan semua orang,yakni akan selalu ada ketakutan.Tapi apa yang ingin kami rasakan di daerah kami adalah ketenangan dan keamanan,” terangnya saat wawancara dengan CNN di Spanyol. Karena itu,ibu dari seorang bayi lelaki ini segera mendiskusikan tawaran pekerjaan itu ke suami dan keluarganya. Akhirnya, dia pun menerima tawaran tersebut. Meski bahagia karena jabatan barunya itu,Valles mengaku dirinya sangat menyadari akan risiko keputusannya tersebut.

Terlebih lagi banyak aparat kepolisian yang diculik dan bahkan dibunuh. Namun, dia menegaskan bahwa keputusannya tersebut merupakan keputusan yang tepat. “Semua pekerjaan memiliki risiko dan saya sadar tentang hal itu. Tapi saya juga tahu bahwa saya harus melakukan suatu hal untuk melawan masalah yang kita hadapi.Karena itu saya mengambil keputusan untuk menerima proyek pekerjaan itu dan ini merupakan keputusan yang tepat,” paparnya kepada BBC. Sebagai informasi, pekan lalu, wali kota setempat Rito Grado Serrano, 59, dan anaknya Rogoberto Grado Villa, 37, tewas terbunuh di dalam rumahnya dan mayatnya disembunyikan di dekat Ciudad Juarez. Tak hanya itu, beberapa wali kota lainnya juga tewas dibunuh pada Juni lalu.

Di seluruh daerah,Pemerintah Meksiko mengatakan, lebih dari 28.000 orang telah kehilangan nyawa sejak Presiden Meksiko Felipe Calderon yang mulai menjabat pada Desember 2006 menyatakan perang dengan kartel narkotik. Lalu, bagaimanakah gaya kepemimpinan yang dipilih Valles Garcia? Dia menyatakan memilih model kepemimpinan tanpa kekerasan untuk 13 anggota pasukan yang dipimpinnya, yang banyak didominasi perempuan dan tidak bersenjata. “Senjata yang kami pegang harus memiliki dasar yang kuat dan berharga, yakni hanya senjata terbaik untuk antisipasi. Kinerja kami akan dipenuhi antisipasi. Kami tidak akan melakukan suatu hal tanpa antisipasi sebelumnya,” ungkapnya. Nantinya, Valles juga akan membagi dua kota Praxedis untuk dilakukan patroli secara seimbang. Patroli dilakukan setiap hari dengan dua aparat kepolisian.

Selain itu, salah satu program kerja Valles adalah mendirikan program khusus untuk para tetangga dan sekolah-sekolah. Program ini bertujuan memegang kendali keamanan di ruang publik dan membantuperkembangankerjasamaantara para tetangga sehingga mereka bisa membentuk komite pengawas. Menurut surat kabar Notimex, Valles telah merekrut tiga wanita untuk bergabung di pasukannya di kota kecil yang hanya dihuni 8.500 penduduk.Valles mengataku sangat bahagia ketika Wali Kota Jose Luis Guerrero menawarkan pekerjaan untuknya.Menurut dia,beberapa hari di awal kerjanya telah berlangsung secara aman dan tenang. “Sejujurnya, kami sangat senang. Masyarakat telah menerima keberadaan kami dengan baik.

Mereka bahkan mendukung kami.Mereka mengatakan bahwa ini pekerjaan hebat dan mereka akan mendukung kami 100%,”terangnya. Namun, tetap saja, kehadiran pasukan khusus wanita ini terus dipertanyakan dan dinilai aneh di mata negara yang telah lama dipegang kekuasaannya oleh para lelaki.” Apakah tidak ada lelaki di Chihuahua?” ujar salah satu headline website terkenal Periodista Digital. Kendati demikian,Valles Garcia yakin pekerjaan kepolisian itu membutuhkan sentuhan wanita.

“Kami sudah berbicara dengan kepolisian, masyarakat, keluarga, memberi mereka kepercayaan diri sehingga mereka tidak merasa takut lagi meninggalkan rumah,”paparnya. Dia menegaskan bahwa Meksiko tetap memiliki harapan untuk mengubah ketakutan menjadi ketenangan dan keamanan.

Tidak ada komentar: