Minggu, 10 Agustus 2014

Gadis Cantik Sang Pahlawan

He Qin-jiao, 13, dinobatkan sebagai siswi tercantik di China bukan karena wajahnya yang rupawan, melainkan karena kebaikan hatinya. Gadis dari Provinsi Hunan, China, itu rela menggendong sahabatnya yang terkena polio - yang juga sekaligus teman sekelasnya - ke sekolah selama tiga tahun terakhir.

Ketika Qin-jiao masih berumur 9 tahun, dia menyadari bahwa sahabat baiknya, He Ying-hui, tidak bisa pergi lagi ke sekolah karena penyakit polio yang dideritanya, dan keluarga Ying-hui sendiri tidak bisa membopong gadis itu setiap hari ke sekolah. Qin-jiao pun memutuskan untuk mengambil tanggung jawab itu sendiri - menggendong Ying-hui setiap hari ke sekolah.

sss

Pemerintah setempat yang mendengar tentang pengabdian yang dilakukan oleh Qin-jiao, kemudian memberi Ying-hui sebuah kursi roda pada September tahun lalu. Meski Ying-hui kini telah memiliki kursi roda, dedikasi Qin-jiao terhadap sahabatnya tidak berhenti di situ. Dia tetap bangun pada pukul 06.00, membereskan rumahnya dan bergegas ke rumah Ying-hui untuk mendorongnya ke sekolah. Sesampainya di sekolah, Qin-jiao akan menggendong Ying-hui untuk menuju ke kelas mereka yang berada di lantai dua.

sss


Kisah kebaikan hati Qin-jiao kini menjadi perbincangan hangat di China dan ratusan ribu orang di negeri tirai bambu itu telah menyampaikan rasa hormat mereka terhadap jiwa kepahlawan dan sikap welas-asih yang ditunjukkan oleh gadis itu. Bahkan ketika Ying-hui diminta untuk menggambarkan siapa orang terpenting dalam hidupnya untuk sebuah proyek menulis kreatif di sekolahnya, dia memilih untuk menulis tentang Qin-jiao. 

"Dia (Qin-jiao) menggunakan bahu kecilnya untuk menopang saya. Saya tidak akan pernah bisa pergi ke sekolah jika bukan karena dia. Dia adalah teman terbaik yang bisa dimiliki oleh siapa pun," tulis Ying-hui, seperti dilansir Shanghaist. 

Gadis-gadis itu akan lulus SD tahun ini. Qin-jiao mengaku bahwa dia ingin tetap menjaga sahabatnya hingga ke bangku SMA. Sayangnya, keluarga mereka sangat miskin sehingga mereka sendiri tidak yakin apakah mereka akan bisa melanjutkan pendidikan mereka.


Tidak ada komentar: