KESUKSESAN Wong Man Li dalam membangun bisnis perabotan ditunjang oleh kejelian sang miliarder melihat potensi pasar. Atas dasar itu, Man Li membidik China menjadi salah satu negara tujuan pasar produk mebel.
Man Li menilai, ada tiga faktor yang membuat Tiongkok menjadi pasar yang potensial. Yaitu pertumbuhan pesat penjualan apartemen, tingkat urbanisasi, serta peningkatan konsumsi masyarakat. Nah, tiga faktor itu merupakan indikator penting bagi pengembangan bisnisnya.
Mebel tradisional China memang umumnya terbuat dari kayu. Namun, konsep penjualan kursi yang lebih nyaman, seperti sofa, oleh Man Li justru mendapat respon positif dari konsumen di negara dengan populasi penduduk terbesar di dunia itu. Patut dicatat, keberhasilan Man Wah Holdings, perusahaan furnitur Man Li, berbisnis adalah membuat produk yang berkualitas.
Misalnya saja soal pemilihan busa. Konsumen dibuat takjub dengan hasil pengetesan produk busa Man Wah Holdings yang bisa bertahan hingga 72 tahun.
Memiliki produk yang berkualitas tentu saja belum cukup untuk membawa Man Wah Holdings sukses seperti saat ini. Konsep pemasaran menjadi bagian penting lain yang tidak bisa diabaikan. Man Li mengembangkan konsep waralaba untuk memperluas pemasaran produk.
Saat ini, Man Wah Holdings telah memiliki sekitar 1.000 gerai furnitur dengan konsep waralaba. Hingga tahun 2015 nanti, Man Li menargetkan membuka 500 gerai lagi, yang sebagian besar berada di wilayah China.
Untuk mendukung ekspansi usahanya, Man Li mendirikan pabrik keempat di Tianjin, China. Pabrik tersebut berdiri pada pertengahan tahun 2014.
Bagi Man Li, produksi dan distribusi haruslah berjalan beriringan untuk menekan ongkos pengiriman. Selain itu, memastikan dan menjaga agar persediaan produk di setiap gerai mencukupi. Tak lupa, Man Li membekali para mitra waralaba dengan pelatihan-pelatihan untuk meningkatkan omzet penjualan.
Berkat berbagai strategi itu, bisnis Man Li mampu bertahan saat terjadi krisis ekonomi dunia. Semua konsep, mulai dari kualitas produk hingga teknik pemasaran oleh mitra waralaba, menjadi bagian penting dari bisnis furnitur Man Wah Holdings.
"Kami berharap dapat memperoleh pertumbuhan dua digit setiap tahun. Walaupun hanya menggarap 1% dari pasar mebel China yang sangat besar, kami sudah sangat berkembang," ujar Man Li, seperti diwartakan Forbes.
Pengalaman selama 21 tahun dalam bisnis furnitur membuat Man Li sudah cukup paham peta persaingan pasar. Selain di China, Man Wah Holdings juga menyasar konsumen lain dengan menggandeng Harvey Norman, peritel terbesar di Australia dan DFS untuk pasar Eropa. Tahun ini, Man Wah Holdings sedang melakukan terobosan baru dengan Costco di Amerika Serikat.
Asal tahu saja, keluarga juga berperan dalam bisnis Man Wah Holdings. Selain didampingi oleh sang istri, dalam menjalankan bisnis Man Li juga dibantu putrinya yang bernama Zoe. Lulusan University of Wisconsin ini menangani pemasaran dan perencanaan strategi periklanan Man Wah Holdings.
Man Li juga mempercayakan pengembangan Man Wah Holdings kepada kalangan profesional lain. Alan Marnie dan Stephen Barr merupakan sosok pekerja keras yang digandeng Man Li.
Stephen Barr yang tumbuh besar dari keluarga peritel mebel, memiliki kualitas manajerial yang mumpuni. Stephen-lah yang mendorong ekspansi Man Wah dan menciptakan produk-produk inovatif baru