Sara Blakely dinobatkan menjadi miliarder termuda berkat kesuksesannya membangun bisnisnya sendiri pada tahun 2000. Seperti beberapa entrepreneur lain, Blakely juga mengalami masa-masa sulit di awal membangun usahanya. Tetapi, semangatnya menjadi pengusaha sukses, membuatnya selalu bangkit saat terjatuh.
Blakely menceritakan kisah suksesnya. Pada masa-masa awal mendirikan Spanx, sebuah perusahaan pakaian dalam miliknya, keinginannya membuat hak paten atas produk ciptaannya terhalang, karena dia tidak memiliki uang untuk menyewa pengacara.
Tak patah arang, dia pun mempelajari cara memperoleh hak paten sendiri. Ia menghabiskan malam di perpustakaan Georgia Tech untuk mencari referensi segala hal yang berhubungan dengan pembuatan hak paten sebuah produk. Dia lalu menulis hak paten produknya sendiri, dengan buku teks dari Barnes dan Noble.
Untuk memproduksi pakaian dalam kreasinya, dia juga harus menempuh perjalanan hingga 5 jam ke North Carolina. Tanpa malu ia mendatangi satu per satu pabrik kaos kaki yang bersedia bekerja sama memproduksi produknya.
Kamar apartemennya di Atlanta, ia gunakan sepenuhnya sebagai kantor. Semua tempat, kamar mandi hingga ruang tamu, penuh dengan produk yang sudah ia buat.
Kini, ia mengenang manis masa-masa sulit saat awal membangun bisnis. Usaha kerasnya terbayar. Forbes pada 2012 menobatkan Blakely menjadi miliarder termuda di dunia yang sukses membangun bisnisnya dari awal sendiri. Dia juga pernah mendarat di sampul Forbes pada 2012.
Blakely hingga sekarang tetap memiliki 100 persen saham Spanx, brand yang memiliki nilai sebesar US$1 miliar. Dia tak pernah secara resmi memasang iklan. Popularitas dan keberhasilan produk buatannya sepenuhnya dari mulut ke mulut.
Blakely menceritakan kisah suksesnya. Pada masa-masa awal mendirikan Spanx, sebuah perusahaan pakaian dalam miliknya, keinginannya membuat hak paten atas produk ciptaannya terhalang, karena dia tidak memiliki uang untuk menyewa pengacara.
Tak patah arang, dia pun mempelajari cara memperoleh hak paten sendiri. Ia menghabiskan malam di perpustakaan Georgia Tech untuk mencari referensi segala hal yang berhubungan dengan pembuatan hak paten sebuah produk. Dia lalu menulis hak paten produknya sendiri, dengan buku teks dari Barnes dan Noble.
Untuk memproduksi pakaian dalam kreasinya, dia juga harus menempuh perjalanan hingga 5 jam ke North Carolina. Tanpa malu ia mendatangi satu per satu pabrik kaos kaki yang bersedia bekerja sama memproduksi produknya.
Kamar apartemennya di Atlanta, ia gunakan sepenuhnya sebagai kantor. Semua tempat, kamar mandi hingga ruang tamu, penuh dengan produk yang sudah ia buat.
Kini, ia mengenang manis masa-masa sulit saat awal membangun bisnis. Usaha kerasnya terbayar. Forbes pada 2012 menobatkan Blakely menjadi miliarder termuda di dunia yang sukses membangun bisnisnya dari awal sendiri. Dia juga pernah mendarat di sampul Forbes pada 2012.
Blakely hingga sekarang tetap memiliki 100 persen saham Spanx, brand yang memiliki nilai sebesar US$1 miliar. Dia tak pernah secara resmi memasang iklan. Popularitas dan keberhasilan produk buatannya sepenuhnya dari mulut ke mulut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar