Selasa, 31 Desember 2013

Eric Lefkofsky, CEO Groupon

JATUH bangun adalah hal biasa dalam membangun bisnis. Hal ini pula yang dirasakan betul oleh Eric Lefkofsky.
Bagi Lefkofsky, pengalaman merasakan keuntungan dan kerugian dalam bisnis bukanlah hal asing. Pengalaman pertama berbisnis Lefkofsky bermula pada tahun 1990-an silam.

Kala itu, Lefkofsky menjual karpet. Lefkofsky mengisi waktu liburan musim panasnya dengan berjualan karpet, selagi menjadi mahasiswa University of Michigan Law School.Kemudian, pada tahun 1993, Lefkofsky bertemu teman kampusnya, Brad Keywell. Keduanya kemudian meminjam uang dari sejumlah kolega.

Dua sohib tersebut menggunakan duit utangan membeli perusahaan pakaian bernama Brandon Apparel. Pada tahun 1999, Lefkofsky dan Keywell menjajal peruntungan di bisnis internet.  Maklum, kala itu bisnis teknologi tengah booming di Amerika Serikat (AS).

Saat itu, Lefkofsky dan Keywell mendirikan Starbelly. Ini adalah situs yang khusus bergerak di bidang promosi produk. 
Kinerja Starbelly yang mumpuni menarik perhatian Halo Industries. Kemudian, Lefkofsky menjual Starbelly kepada Halo Industries pada tahun 2000.

Meski menyerahkan kepemilikan saham mayoritas kepada Halo Industries, Lefkofsky tetap duduk di bangku direksi sebagai Direktur Operasional Starbelly. Untung tak dapat diraih, malang tak dapat ditolak. Setahun kemudian, pada tahun 2001, Starbelly bangkrut. Buntutnya, Lefkofsky mendapat tuntutan hukum dari sejumlah pemegang saham.

Tak menyerah, Lefkofsky mendirikan InnerWorkings. Ini adalah perusahaan yang menawarkan jasa promosi dan penciptaan merek. Lefkofsky berhasil menggaet perusahaan investasi New Enterprise Associates (NEA) pada tahun 2006. Pasca NEA masuk menjadi investor institusi, skala bisnis InnerWorkings melompat dan mencatatkan saham (IPO) di bursa AS pada Agustus 2006.

Sukses dengan InnerWorkings, pada Februari 2005, Lefkofsky dan Keywell mendirikan perusahaan logistik Echo Global Logistics. Dengan strategi sama, Lefkofsky mengajak NEA untuk menyuntikkan modal. Kemudian, Lefkofsky pun kembali menjual saham perdana (IPO) Echo Global.

Belum puas, pada Juni 2006, Lefkofsky dan Keywell mendirikan MediaBank. Ini adalah konsultan pemasaran produk di media. 
Lagi-lagi, jalinan mesra Lefkofsky dan NEA terulang, pada In Juli 2007, NEA membenamkan investasi di MediaBank. Di tahun yang sama, MediaBank mengakuisisi Datatech, konsultan periklanan.

Meski InnerWorkings dan MediaBank cukup sukses, tapi keberuntungan Lefkofsky berlipat saat membangun Groupon. 
Pada Januari 2007, Lefkofsky bertemu Andrew Mason. Dia adalah pencetus ide awal bisnis Groupon. Yang unik, Mason merupakan mantan karyawan Lefkofsky di InnerWorkings. Awalnya, Mason mendirikan ThePoint.com, situs penyedia informasi diskon atau promosi.

Setelah berbincang dengan Mason, Lefkofsky menyodorkan modal sebesar US$ 1 juta kepada Mason untuk mengembangkan ThePoint.com. Sejak saat itulah Lefkofsky memiliki saham di Groupon. Pria dengan kekayaan US$ 1,75 triliun ini memang ambisius dalam berbisnis.

"Memiliki banyak uang adalah obsesi saya di usia muda. Ini saya ajarkan ke mahasiswa," ujar Lefkofsky, mengutip www.adrinkwith.com. Selain menyandang posisi sebagai CEO Groupon sejak Juli 2013, Lefkofsky sesekali menjadi dosen bisnis di University of Chicago. 

Tidak ada komentar: