Minggu, 19 April 2015

Sukses Alberto Bombassei: Rem cakram untuk mobil premium

Ada banyak jalan menuju Roma. Ada banyak cara pula orang membangun bisnis. Bagi Alberto Bombassei, peristiwa kecelakaan truk yang terjadi di tempat tinggalnya merupakan kesempatan besar yang mengubah hidupnya. Memulai bisnis sebagai tukang bengkel, Alberto dipertemukan dengan kecelakaan truk yang berisikan rem cakram. Saat melihat rem cakram, Alberto ibarat menemukan takdirnya. Bermodal nekat, dia menawarkan diri sebagai pemasok rem cakram.   

Nama Brembo kini identik dengan mobil mewah dan sepeda motor premium. Sejumlah merek mobil mewah menggunakan rem cakram buatan Brembo. Sebut saja Aston Martin, Bugatti, Daimler, Ferrari, General Motors, Lamborghini hingga Porsche.

Namun siapa sangka, konglomerasi bisnis rem cakram Alberto Bombassei bermula dari sebuah kecelakaan truk. Ceritanya begini. Pada awal 1960-an, Alberto mengikuti sang ayah, Emilio, untuk pindah dari kota kelahirannya di Vicenza ke Bergamo, Italia.

Saat itu, di usianya baru menginjak 20 tahun, dia dan ayahnya memulai bisnis kecil-kecilan dengan membuka sebuah bengkel kecil. Layaknya bisnis yang baru dimulai, tak banyak kemajuan yang terjadi. Jasa perbaikan mobil menjadi kegiatan rutin yang mereka lakukan.

Semua berubah ketika sebuah kecelakaan terjadi tak jauh dari tempat tinggal Alberto. Sebuah truk yang mengangkut rem cakram mengalami kecelakaan. Rem cakram yang diangkut truk itu buatan Inggris dan diimpor untuk mensuplai produsen mobil Italia.

Kala itu, Alberto ditunjuk untuk memeriksa kondisi rem cakram tersebut. Saat melihat rem cakram, ia dan ayahnya memiliki ide yang sama. Mereka merasa yakin bisa meniru produk tersebut untuk diproduksi di Italia. Memang, saat itu belum ada produsen rem cakram di Italia.

Karena penggunaannya masih terbatas, kebutuhan rem cakram masih didatangkan dari luar negeri, terutama Inggris. Dengan keahlian bernegosiasi, Alberto menawarkan produsen mobil kenamaan Inggris, Alfa Romeo, untuk memberi mereka kesempatan kepada mereka untuk menjadi penyuplai rem cakram.

Strategi Alberto, bila berhasil mengambil hati produsen Inggris, pembuat mobil di Italia pasti bakal tertarik. Saat itu, mobil buatan Italia pun meniru mobil buatan Inggris soal penggunaan rem cakram. Alberto meyakini, dengan meniru dan meningkatkan kualitas rem cakram pabrikan Inggris, merek Brembo bakal cepat tersohor.

Setelah menggandeng beberapa produsen mobil di Eropa, Alberto mulai melihat potensi segmen lain. Ia melihat beberapa produsen sepeda motor mulai tertarik menggunakan teknologi rem cakram di kuda besi mereka.

Dengan cepat, dia mengambil potensi tersebut dan segera menjadi pemimpin pasar untuk rem cakram sepada motor di Eropa. Naluri Alberto tak berhenti sampai di situ.

Dia sadar di negeri asalnya, jiwa balap mengalir kental. Masuk ke pasar mobil balap bakal membuka peluang besar bagi Brembo. Tak tanggung-tanggung, dia langsung mendatangi pemimpin tim balap F1 yang dipimpin Enzo Ferrari untuk menawarkan rem cakram buatannya.

Beruntung, Enzo adalah tipikal orang yang terbuka. Melihat seorang pemuda yang ambisius, Enzo memberikan kesempatan bagi Alberto untuk memasang Brembo di mobil supercepat milik Ferrari. Hasilnya memuaskan.

Performa jempolan baik dari tim balap Ferrari maupun rem Brembo lambat laun mulai menarik perhatian tim F1 lain. Di tahun berikutnya, hampir semua tim balap F1 memakai rem cakram buatan Alberto. Prestasi di lintasan balap ikut menular ke segmen kendaraan konsumer. Alhasil permintaan produk Brembo terus meningkat.

Alberto terus meningkatkan produksi Brembo dengan melakukan sejumlah akuisisi. Termasuk mengambil alih beberapa produsen asal Inggris, yang sebelumnya adalah penguasa pasar rem cakram di tanah Italia.

Terbiasa dengan dunia balap yang kompetitif membuat jiwa bisnis Alberto makin terasah. Dia terus berinovasi sehingga Brembo bertambah populer.  




Tidak ada komentar: