Tidak setiap pagi kita bisa bangun malas-malasan sebentar, tanpa perlu 'rush' atau terburu-buru pergi ke kantor, ke sekolah, mengantar anak ke sekolah, ke tempat kuliah atau ke sekolah itu sendiri. Itu mungkin hanya terjadi di akhir pekan, hari libur, atau ketika cuti.
Tidak setiap pagi kita bisa bangun dan menikmati makan pagi di tempat tidur, buatan Mama, Kakak, Si Mbak, atau suami/istri tercinta.
Tidak setiap pagi kita bisa bangun dengan ceria, gembira, lalu menghirup kopi Starb*cks dan makan pagi di sana. Atau malah makan pagi di hotel berbintang lima.
Tidak setiap pagi kita bisa bangun dengan senyuman karena hujan mengguyur dan kita harus beraktivitas dan berhadapan dengan kemacetan, becek, harus bawa payung dan seterusnya. Mungkin seketika bangun yang keluar dari mulut hanyalah keluhan…
Namun…
Setiap pagi kita bisa bangun dengan ucapan syukur. Bahwa kita dianugerahi kehidupan yang dikaruniakan-Nya. Kita bisa berterima kasih pada-Nya atas kesehatan kita yang walaupun mungkin tengah dilanda pilek, batuk atau sedikit meriang, masih lebih baik ketimbang mereka yang terbaring di Rumah Sakit, tanpa daya, dililit selang infus dan harus menerima suntikan berkali-kali.
Setiap pagi kita bisa bercermin ketika gosok gigi, mempraktekkan apa yang diajarkan Ajahn Brahm sebagai senyum dua jari (meletakkan dua jari di sudut-sudut bibir dan mengawali hari dengan senyuman), memotivasi diri sendiri, dan berharap hari ini kita lalui dengan lebih baik dari hari-hari sebelumnya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar