Senin, 31 Mei 2010

Kisah raja dan istri-istrinya


Dahulu kala ada seorang raja yang mempunyai 4 isteri. Raja ini sangat mencintai isteri keempatnya dan selalu menghadiahkannya pakaian-pakaian yang mahal dan memberinya makanan yang paling enak. Hanya yang terbaik yang akan diberikan kepada sang isteri.

Dia juga sangat memuja isteri ketiganya dan selalu memamerkannya ke pejabat-pejabat kerajaan tetangga. Itu karena dia takut suatu saat nanti, isteri ketiganya ini akan meninggalkannya.

Sang raja juga menyayangi isteri keduanya. Karena isterinya yang satu ini merupakan tempat curahan hatinya, yang akan selalu ramah, peduli dan sabar terhadapnya. Pada saat sang raja menghadapi suatu masalah, dia akan mengungkapkan isi hatinya hanya pada isteri keduanya karena dia bisa membantunya melalui masa-masa sulit itu.

Isteri pertama raja adalah pasangan yang sangat setia dan telah memberikan kontribusi yang besar dalam pemeliharaan kekayaannya maupun untuk kerajaannya. Akan tetapi, si raja tidak peduli terhadap isteri pertamanya ini meskipun sang isteri begitu mencintainya, tetap saja sulit bagi sang raja untuk memperhatikan isterinya itu.

Hingga suatu hari, sang raja jatuh sakit dan dia sadar bahwa kematiannya sudah dekat.

Sambil merenungi kehidupannya yang sangat mewah itu, sang raja lalu berpikir, "Saat ini aku memiliki 4 isteri disampingku, tapi ketika aku pergi mungkin aku akan sendiri".

Lalu, bertanyalah ia pada isteri keempatnya, "Sampai saat ini, aku paling mencintaimu, aku sudah menghadiahkanmu pakaian-pakaian yang paling indah dan memberi perhatian yang sangat besar hanya untukmu. Sekarang aku sekarat, apakah kau akan mengikuti dan tetap menemaniku ?"

"Tidak akan !" balas si isteri keempat itu, ia pun pergi tanpa mengatakan apapun lagi.

Jawaban isterinya itu bagaikan pisau yang begitu tepat menusuk jantungnya. Raja yang sedih itu kemudian berkata pada isteri ketiganya, "Aku sangat memujamu dengan seluruh jiwaku. Sekarang aku sekarat, apakah kau tetap mengikuti dan selalu bersamaku ?"

"Tidak !" sahut sang isteri. "Hidup ini begitu indah ! Saat kau meninggal, akupun akan menikah kembali !"

Perasaan sang rajapun hampa dan membeku. Beberapa saat kemudian, sang raja bertanya pada isteri keduanya, "Selama ini, bila aku membutuhkanmu kau selalu ada untukku. Jika nanti aku meninggal, apakah kau akan mengikuti dan terus disampingku ?" "Maafkan aku, untuk kali ini aku tidak bisa memenuhi permintaaanmu !" jawab isteri keduanya. "Yang bisa aku lakukan, hanyalah ikut menemanimu menuju pemakamanmu." Lagi-lagi, jawaban si isteri bagaikan petir yang menyambar dan menghancurkan hatinya.


Tiba-tiba, sebuah suara berkata :
"Aku akan bersamamu dan menemanimu kemanapun kau pergi." Sang raja menolehkan kepalanya mencari-cari siapa yang berbicara dan terlihatlah olehnya isteri pertamanya. Dia kelihatan begitu kurus seperti menderita kekurangan gizi.

Dengan penyesalan yang sangat mendalam kesedihan yang amat sangat, sang raja berkata sendu, "Seharusnya aku lebih memperhatikanmu saat aku masih punya banyak kesempatan !"

Dalam realitanya, sesungguhnya kita semua mempunyai "4 isteri" dalam hidup kita…

"Isteri Keempat" kita adalah tubuh kita. Tidak peduli berapa banyak waktu dan usaha yang kita habiskan untuk membuatnya terlihat bagus, tetap saja dia akan meninggalkan kita saat kita meninggal…

Kemudian "Isteri Ketiga" kita adalah ambisi, kedudukan dan kekayaan kita. Saat kita meninggal, semua itu pasti akan jatuh ke tangan orang lain.

Sedangkan "Isteri Kedua" kita adalah keluarga dan teman-teman kita. Tak peduli berapa lama waktu yang sudah dihabiskan bersama kita, tetap saja mereka hanya bisa menemani dan mengiringi kita hingga ke pemakaman.

Dan akhirnya "Isteri Pertama" kita adalah jiwa, roh, dan iman kita, yang sering terabaikan karena sibuk memburu kekayaan, kekuasaan, dan kepuasan nafsu. Padahal, jiwa, roh, atau iman inilah yang akan mengikuti kita kemanapun kita pergi.

Jadi perhatikan, tanamkan dan simpan baik-baik dalam hatimu sekarang ! Hanya inilah hal terbaik yang bisa kau tunjukkan pada dunia…

Jumat, 28 Mei 2010

Mendengarkan suara Tuhan



Ada seorang anak muda yang bersahabat akrab dengan seorang pengkhotbah tua. Suatu hari, anak muda ini kehilangan pekerjaannya dan tidak tahu lagi harus berbuat apa. Akhirnya, dia memutuskan untuk mencari si pengkhotbah tua itu .

Ketika berada di ruang belajar si pengkhotbah, si pemuda ini berteriak-teriak tentang problem hidupnya. Akhirnya dengan kalap dia mengepal-ngepalkan tinjunya, sambil berteriak, "Saya memohon Tuhan agar menolong saya. Tapi hai pengkhotbah, mengapa Dia tidak menjawab saya?"

Si pengkhotbah tua itu pergi ke ruang lain dan duduk di sana. Lalu dia berbicara sesuatu dan menanti jawaban si pemuda. Tentu saja si pemuda itu tidak mendengarkan dengan jelas, sehingga dia ikut-ikutan pindah ruangan.

"Apa sih katamu?" tanya si pemuda penasaran. Si pengkhotbah itu mengulangi kata-katanya dengan perlahan sekali, seperti sedang bergumam sendiri. Tetapi si pemuda belum menangkap bisikan si pengkhotbah. Dia terus mendekati si pengkhotbah tua ini dan duduk di bangku sebelahnya.

Si pemuda itu lagi-lagi bertanya, "Apa katamu? maaf, saya tadi belum mendengarnya."

Dengan lembut, si pengkhotbah memegang pundak si pemuda, "Saudaraku, Allah kadang-kadang berbisik, jadi kita perlu lebih dekat menghampiriNya, agar dapat mendengar Dia dengan lebih jelas lagi." Si pemuda itu tertegun dan akhirnya dia mengerti.

Kita seringkali menginginkan jawaban Tuhan bak petir yang menggelegar di udara dan sekaligus meneriakkan jawaban dariNya. Tetapi Allah sering diam, kadang Dia bicara dengan lembut, bahkan berbisik. Hanya dengan satu alasan: agar Anda mau menghampiri takhta kemuliaanNya dan lebih dekat kepadaNya. Setelah Anda berada di dekatNya, Anda baru bisa mendengar jawaban Tuhan dengan jelas.

Indah sekali untuk mengetahui bahwa kita melakukan sesuatu yang tepat, pada waktu yang tepat, di tempat yang tepat, dengan cara yang tepat dan bersama orang-orang yang tepat. Itulah yang terjadi apabila kita dipimpin oleh Roh Kudus. (Billy Joe Daugherty, Led By The Spirit)

Senin, 24 Mei 2010

GIRO yg belum dicairkan



Roby anak satu2nya seorg pembalap motor dimana ayah sbg pujaan Idolanya sejak kecil .krn sudah terbiasa maraih sang juara balapan motor .sehingga dihatinya sudah bertekat hrs melebihi ayahnya nanti . bahkan bercita2 mau jadi pembalap mobil .!.

Tapi sesungguhnya si Ayah tak mau anaknya sbg generasi penerus profesinya sbg pembalap lagi...mengingat resiko kecelakaannya terlalu bsr ?sering menasehati.tapi tak digubriskan Roby & tetap tak berubah niatnya ..sering nglencer./ minjam mobil teman2nya utk stir2gila2an /latihan ? lalu saat di univ .si ayah ..menjanjikan apabila .dpt lulus > akan belikan sebuah MOBIL BARU yg Roby suka katanya?

Wah >sangat tergiur imbalan ini ? lalu Roby mati2an belajar sampai ttik akhir semester LULUS !! . dgn senang penuh tawa setelah selesai diwisuda .dia mengiring ayahnya. Langsung ke showroom mobil dmn roby sudah siap/ nunjuk mobil yg telah diidam2kannya ?.tapi diluar dugaan!saat itu muka si ayah Nampak murung?lalu balik badan menuntun Roby menuju pulang !! Seperti ada kesulitan utk membelikannya ?dalam hati roby >apakah uang tabunganya tak cukup?/? setiba dirumah . ayah bilang :lah. Ambilah Alkitab ini ! ..soal beli mobil .setelah kamu trima alkitab ini dulu deh . .OK ?

Wah!. Roby sangat marah ! rasa kecewa sekali : idih koq ayah bohong! knp.bohong !!terasa tertipu dgn janjinya ?gmn mungkin koq ternyata yg dikasih alkitab/.bukan mobil ?lalu roby. Sama sekali tak mau sentuh alkitab itu .dan keluar lari dari rumah sambil teriak2 bilang :tak mau pulang melihat ayahnya lagi !.si tukang bohong! Katanya .

Sejak itu roby bertekad hidup berdikari diluar ..dan bersumpah akan cari duit sendiri & akan tunjukan ke ayahnya kalau dia mampu beli mobil sendiri !.lalu ternyata Roby berhasil jdi seorg business yg sukses ! dgn sendrinya sibuk .dia telah melupakan utk jadi pembalap lagi .

setelah dia telah puas /menikmati kekayaan >.saat itu terima dari tlp. Ibunya : ayahmu telah meninggal.!!. Roby dgn rasa nyesal !!. yah tuhan ! knp saya belum sempat pamerkan kpd ayah kalao saya bisa beli mobil yg jauh lebih bgs dari yg ayah janjikan ?

setelah tiba dirumah lamanya dgn rasa hampa/ sedih skl. Menyaksikan suasana duka tapi koq semua anggota keluarga .penuh ketenangan tanpa ada satu org pun yg menysalkan ulah tingkah roby terhadap ayahnya ? juga semua peninggalan almahum masih utuh berupa: topi helm +piala2nya masih berjejer dilemari ruang tamu… . lalu dia masuk ke kamar ayahnya ,dmn terbayang saat terakhir ayahnya berikan sebuah alkibat?

ternyata alkitab masih utuh tetap terletak ada dimejanya .( dlm hatinya pikir gara2 alkitab inilah . hubungan ayah anak terpisah ! )

tapi kata ibunya :ayah sangat senang dan bangga mengetahui kalao Roby seorg business yg sukses !. Sering diucap ayahmu…inlah sebenrnya yg ayah mau katanya dan kini menigggal dlm keadaan tenang dan rasa damai kata ibunya .?

roby dgn sedih /menyesal .sambil bengong melamun .memegang alkitab itu .:?

My GOD ! ada yg lebih membuat dia lbh menyesal lagi ? yaitu :saat dia membalik2,ternyata terselip > SELEMBAR GIRO YG BELUM CAIR!! Yaitu : tgl.nya ttd = saat hari dia di wisuda.+ jumlah rupiahnya persis dgn harga mobil yg ditunjukn saat di show room itu !!!! dgn terkejut /.langsung dia brlari keluar . mensujut dpn jenazah ayahnya sambil mengeluh : knp ayah tak beritahu kalao giro sudah disediakan dalam alkibab ini? Tapi kan ayah sendiri yg janji. Yah kan ayah..dgn tersenduh2 dia bertanya ayahnya ?

tak hbs pikirnya :

Lalu dia tiba2 menyadari kalao maksud ayahnya berat utk mengatakan? krn :

1.dia tak ingin Roby jadi pembalap krn resikonya bsr

2.jika dia diibelikan mobil saat itu .mungkin akan ber hura2 dgn teman2nya tak mau ngerti gmn utk cari uang/.nggak tahu akan jd apa masa dpnnya selanjutnya ?

3.lalu bila Roby sempat membuka alkitab .tentu akan tidak ada niat lg utk cari uang sebanyak2nya demi membuktikn>kalao dia akan bisa cari sendiri tanpa hrs bergantungan dari ayahnya .itulah kelebihan roby krn semua hidup dianggap sbg tantangan ?

*maka roby dgn ucap satu kata : mama. Hidup seperti main catur .sdg yg sbg MUSUH( lawan nya )adalah DIRINYA SENDIRI ? !!

. .rencana kita masih bisa terbengkelai / dianggap tragedy ? mana tahu justru sebenarnya TUHAN ada rencana lain? Dia lebih tahu dan sudah direncanakan kalao semua ini adalah happy Endingnya adalah jalan yg terbaik .



=============



Cerpen tersebut diatas .saya dpt dari ceramah seorg Dozen .sewaktu ikut seminar " tekanan hidup dpt merubah jadi semangat "






Rabu, 19 Mei 2010

Usia 19 Tahun Menyabet Gelar Dokter UGM

Rabu, 19 Mei 2010 12:59 WIB

VIVAnews -- Prestasi luar biasa ditorehkan oleh Alexander Randy Angianto sebagai satu-satunya wisudawan termuda dengan gelar sarjana kedokteran (S.Ke) dari Fakultas Kedokteran Universitas Gajah Mada (UGM). Usianya masih 19 tahun, tapi karena kemampuannya, Ia lulus cumlaude dengan IPK 3,56.

Sepintas melihatnya, Ia tidak tampak seperti layaknya anak yang masih berusia remaja. Alex, demikian ia biasa disapa, memiliki tinggi badan 187 cm, berkulit putih dan berkacamata, tidak menyangka termasuk lulusan termuda.

Anak pertama dari dua bersaudara pasangan Erwin Angianto (50) dan Anastasia Yulianti (46), bercerita jika dahulunya dia sudah masuk SD saat umur 5 tahun.

Alex mengaku sejak kecil tidak ada perlakukan khusus dari orang tua padanya. Bahkan dirinya termasuk orang yang tidak begitu memaksakan dirinya untuk belajar.

Ia lebih suka menghabiskan kesempatan bermain dengan anak seusianya. Yang unik dari dirinya, dia tidak suka mengasingkan diri untuk bisa belajar. Tapi lebih suka belajar saat mendengarkan guru mengajar.

"Saya akan lebih mudah menerima pelajaran saat saya banyak mendengarkan," kata pria kelahiran Balikpapan, Kaltim 30 Januari 1991 ini, usai upacara wisuda di Gedung Graha Saba Permana, UGM, Yogyakarta, Rabu, 19 Mei 2010.

Setelah Lulus dari SMAN 1 Balikpapan tahun 2006. Dia masuk FK UGM lewat jalur Penelusuran Bakat Skolastik (PBS) UM UGM. Selama 3,5 tahun ia merampungkan kuliahnya dengan IPK 3,56.

Ketertarikannya untuk memilih pendidikan dokter muncul dari dirinya sendiri. Kendati begitu, sejak kecil ibunya yang kebetulan juga berprofesi sebagai seorang dokter juga menyarankan dirinya kelak menjadi dokter.

"Sejak kecil sudah diminta jadi dokter. Tapi memang keinginan itu (jadi dokter) sudah ada dari diri sendiri sejak masuk SMA," kata Alex yang bercita-cita ingin jadi dokter spesialis bedah ini.

Universitas Gajah Mada Yogyakarta mewisuda 1.301 Sarjana serta 215 Ahli Madya untuk Periode III Tahun Akademik 2009/2010, Rabu 19 Mei 2010, di Gedung Grha Sabha Pramana. (jn)

Laporan: KDW Yogyakarta

Selasa, 18 Mei 2010

Berpikirlah positif


Pagi ini ada teman yang telp kepada saya kalau dia kena PHK di kantornya bekerja karena ia dianggap saingan di kantor itu,



Teman ini merasa sedih dan hancur karena ia telah bekerja dengan baik dan ia ini adalah salah satu sumber kehidupannya, dia stress karena harus menghidupi anak dan isterinya.



Saya jelas tidak bisa bicara banyak, bicara banyakpun percuma karena saya juga "pengangguran" terselubung he he he.



Saya bilang,"kesempatan masih akan ada untukmu, jangan patah semangat".



lalu saya tambah lagi," berpikirlah positif dengan kejadian ini, mungkin dengan kejadian ini kamu malah akan menjadi orang sukses karena bisa usaha sendiri".



Lalu saya menceritakan apa yang pernah saya alami dua tahun lalu ketika saya hancur.



Tambah saya," lihatlah kesempatan selalu ada, lihatlah dengan kejernihan karena mungkin kamu sudah tidak cocok dengan kantor itu karena disana terlalu kecil dan kamu membutuhkan tempat yang lebih luas untuk hidupmu berkembang".



Tambah saya lagi," pohon yang hidup dalam pot lama-lama juga harus dipindahkan ke kebun atau hutan dan disana akan bisa lebih berkembang, pot hanya cocok untuk bunga kecil-kecil dan kita adalah pohon mangga yang membutuhkan tempat lebih luas, kantormu itu pot dan kau butuh kebun".



tambah saya sambil bercanda, "apa mau selamanya kamu hanya mau jadi karyawan??? kaya gue nich jadi bos dikit wlaupun bos gila"



Teman saya hanya diam aja saja.

Dan untuk mengakhiri pembicaraan saya bilang,"tenangkan diri dulu dan nanti kalau mau usaha bilang ke saya semoga saya bisa bantu dan saya akan carikan kerjaan juga ke teman-teman saya".



Lau pembicaraan berakhir.



Sobat, memang mengalami PHK adalah tidak enak karena orang sudah nyaman dalam pekerjaannya dan merasa itu adala dunianya.



Mereka tidak menyadari kalau masih ada dunia lain yang lebih luas dan lebih menjanjikan, karena dunia bukan sebatas lingkungan kita kerja saat itu, ini seperti pot saja.



Kita harus bisa keluar dari pot itu bahkan dipaksa dikeluarkan agar bisa tumbuh berkembang.



Saya tidak akan menjadi seperti sekarang kalau saya tidak dicabut dari tempat lama.



Yang diperlukan adalah kepercayaan dan keyakinan kalau kita bisa dan bisa tumbuh berkembang di dunia yang luas ini.



Semoga kita tidak patah semangat dan selalu menemukan peluang di manapun.



Berpikirlah posotif kalau kita harus berganti dari pot pindah ke kebun atau hutan karena kita memerlukan pertumbuhan lebih luas.



Ingatlah,"sekeras dan sehebat apapun Anda bekerja selama hanya menjadi karyawan maka hasilnya juga segitu-gitu saja, tapi jika ada pelaung dimana pekerjaan dilakukan lebih keras dengan hasil lebih mengapa kita harus tetap jadi karyawan" (eh, saya juga karyawan juga, gaji kecil tapi pengeluaran besar banget, tapi kan gue karyawannya Allah he he he,)



salam dalam cinta menemukan kebun baru setelah lama terkungkung dalam pot kecil, kita adalah orang-orang hebat dan berpikir hebat maka diperlukan medium yang hebat pula.

Last Lecture (Randy Pausch)


"Tembok penghalang berdiri disini karena suatu alasan, bukan untuk menghalangi kita. Tembok ini ada untuk memberikan kita kesempatan untuk menunjukkan sekuat apa kita menginginkan sesuatu." –Randy Pausch -



Pada 15 Agustus 2007, Profesor Randy Pausch ditemani Jai pergi ke Houston untuk melihat hasil CT scan terakhir. Saat itu, dirinya harus menerima kenyataan pahit bahwa berbagai pengobatan yang dilakukan tak mampu menjinakkan kanker pankreas dalam tubuhnya. Dokter mengatakan bahwa 10 tumor di levernya membuat hidup sang profesor hanya tersisa 3 hingga 6 bulan lagi.



Dilihat secara fisik, Randy tampak baik-baik saja. Bahkan saat mengisi seri kuliah terakhir di Carnegie Mellon University (CMU), Randy melakukan push up bahkan push up dengan satu tangan

Randy tentu saja tak ingin menerima penyakit mematikan tersebut, namun dia sadar bahwa dirinya tak kuasa untuk mengubahnya. "Kita tidak bisa mengubah kartu-kartu yang dibagikan kepada kita, kecuali bagaimana cara kita memainkan," ucap Randy. Randy tak ingin terpuruk karena takdir. Ia tetap tegar dan tak patah semangat dalam menjalani sisa hidupnya. Buku "The Last Lecture" dikembangkan dari kuliah terakhir yang diberikan oleh Randy Pausch pada 18 September 2007 di CMU, Pittsburgh, Pennsylvania.



Jeffrey Zaslow, seorang kolumnis bagi Wall Street Journal, membantu Randy untuk menuangkan kisah hidupnya dalam kumpulan kisah tertulis yang terbagi dalam enam bab. Ide membuat buku "The Last Lecture" ini muncul ketika Zaslow ikut menyaksikan kuliah terakhir yang menyentuh audience termasuk dirinya. Setiap pagi, Randy bersepeda sambil menelepon Jeffrey Zaslow untuk berbagi cerita yang hendak diwariskannya melaui headset ponselnya.



Randy lebih banyak berbagi kiat-kiat mengenai bagaimana ia benar-benar mewujudkan impian-impiannya semasa kecil. Randy membuat daftar impian mulai usia 8 tahun antara lain : melayang di udara, bermain di liga sepak bola nasional, menulis artikel tentang ensiklopedi buku dunia, menjadi Kapten Klirk, dan menjadi perekayasa di Walt Disney. Impiannya bermain di National Football League tak bisa terwujud, namun Randy tak pernah berhenti bermain sepak bola sebagai hobinya. Bahkan dokter Mehmet Oz sering diajaknya bermain saat berkunjung ke rumah Randy.



Selain dapat mewujudkan impiannya sendiri, Randy juga membantu mewujudkan impian orang lain, salah satunya adalah Tommy. Tommy adalah mahasiswanya ketika masih mengajar di University of Virginia. Tommy ingin ikut mengerjakan film Stars Wars berikutnya. Dan itu impian Tommy saat berumur enam tahun. Tommy banyak belajar tentang pemrograman realitas maya pada Randy dan selalu ingat akan kata-kata yang pernah Randy ucapkan padanya hinnga akhirnya, Tommy menjadi Direktur Teknis Utama dalam Stars Wars Episode II : Attack of the Clones.



Randy juga bercerita tentang ayah dan ibunya yang banyak memberikan pelajaran-pelajaran positif dalam hidupnya serta mendukungnya mewujudkan impian-impiannya. Ayahnya adalah seorang anggota korp medis dalam Perang Dunia II yang ikut bertugas dalam Pertempuran Bulge. Ayahnya selalu memberikan nasihat tentang bagaimana menegoisasi hidup ini. Sementara ibunya adalah seorang guru bahasa Inggris yang selalu berusaha keras membuat anak-anak didiknya pandai. Orangtuanya mengajarkan Randy serta kakaknya untuk hidup hemat dan dermawan. Ayahnya yang didiagnosa menderita leukemia pada usia 83 tahun mengatur agar tubuhnya disumbangkan untuk ilmu kedokteran.

Lalu mengenai pertemuannya dengan Jai di University of North Carolina hingga pernikahan mereka yang dirayakan di halaman sebuah rumah bergaya Victoria di Pittsburgh. Mereka membuat momen tersebut menjadi tak terlupakan dengan tidak menaiki mobil saat meninggalkan resepsi, namun dengan menaiki keranjang balon udara yang sangat besar dan berwarna-warni.



Randy sangat mencintai dan menghargai Jai. Jai yang selama ini selalu menjadi penyemangatnya. Bahkan Randy tak bersedia menukar 8 tahun usia pernikahan mereka dengan apa pun juga. Pada pemberian kuliah yang terakhir, satu hari setelah ulang tahun Jai, Randy mengajak empat ratus orang yang datang untuk menyanyikan lagu "Happy Birthday to Jai". Mereka berpelukan dan berciuman. Selagi mereka berdekapan, Jai berbisik, "Tolong, jangan mati." Randy menjawab dengan memeluknya lebih erat.



Banyak sekali yang ingin disampaikannya Randy untuk anak-anaknya sebelum dirinya meninggal. Namun dengan usianya yang masih begitu kecil, mereka tentu tak mengerti dan tak bisa mengingatnya. Dylan masih berusia 6 tahun, Logan berusia 3 tahun, sedangkan Chloe berusia 18 bulan. Oleh karena itu, sebenarnya "The Last Lecture" ini dipersiapkan untuk ketiga anaknya. Ia berharap pelajaran-pelajaran hidup yang disampaikannya dapat menjadi panduan bagi anak-anaknya untuk menjalani hidup mereka tanpa kehadiran ayahnya secara fisik. Randy mengungkapkan bahwa ia mempersiapkan "The Last Lecture" sebagai warisan bagi istri dan tiga anak-anaknya, Dylan, Logan, dan Chloe. Untuk ketiga anaknya, Randy ingin mereka menjadi apa yang mereka inginkan. Randy tahu mereka bisa menemukan jalan mereka sendiri dan berkembang dengan potensi mereka masing-masing.

Buku "The Last Lecture" diterbitkan pertama kali pada tahun 2008 oleh Hyperion yang merupakan anak perusahaan Disney di bidang penerbitan. Alasan Randy memilih penerbit tersebut lantaran dirinya terlanjur jatuh cinta pada Disney. Ufuk Publishing House membeli hak penerbitan buku ini pada Juni tahun 2008 dan menerbitkan "The Last Lesture" versi bahasa Indonesia.



Buku setebal 305 ini dapat dijadikan panduan serta inspirasi yang luar biasa bagi kita untuk pantang menyerah dalam perjuangan mewujudkan impian-impian. "Tembok penghalang berdiri disini karena suatu alasan, bukan untuk menghalangi kita. Tembok ini ada untuk memberikan kita kesempatan untuk menunjukkan sekuat apa kita menginginkan sesuatu". pesan Randy. Randy juga menyebutkan pentingnya menghargai setiap momen yang ada, karna momen tersebut tak kan bisa untuk di-replay layaknya video. Kata-kata yang dituliskan Randy dalam buku "The Last Lecture" mampu mengajak orang-orang yang berputus asa atau nyaris menyerah kembali bangkit untuk berani bermimpi serta menggapainya. Intinya, buku berisikan semangat moral ini amat layak dan patut untuk dibaca.



Rekaman video berdurasi 76 menit mengenai pemberian kuliah terakhir Randy di CMU membuat lebih dari enam juta orang pengakses youtube.com berurai air mata. Dalam waktu singkat, kisahnya tersebar seantero Amerika hingga dikenal di seluruh dunia. Kisah Randy pun mencuri perhatian Oprah Winfrey hingga Randy diundang dalam acara "Oprah Winfrey". Kemudian, ia juga dinobatkan majalah Time sebagai satu dari 100 orang paling berpengaruh di dunia sepanjang tahun 2007 karna kisahnya yang mau membangkitkan semangat.



Akhirnya, Randy meninggal di usia 47 tahun tepatnya 25 Juli 2008. Ia bersyukur sebelum hari kematiannya tiba, ia bisa mempersiapkan dan meninggalkan warisan yang jauh lebih berharga daripada tambang emas.


(Tidak) Setiap Pagi

Tidak setiap pagi kita bangun dengan kecupan sayang suami atau istri. Mungkin malam sebelumnya terjadi pertengkaran hebat, sehingga paginya masih dingin-cuek-dan agak malas untuk bicara.

Tidak setiap pagi kita bisa bangun malas-malasan sebentar, tanpa perlu 'rush' atau terburu-buru pergi ke kantor, ke sekolah, mengantar anak ke sekolah, ke tempat kuliah atau ke sekolah itu sendiri. Itu mungkin hanya terjadi di akhir pekan, hari libur, atau ketika cuti.

Tidak setiap pagi kita bisa bangun dan menikmati makan pagi di tempat tidur, buatan Mama, Kakak, Si Mbak, atau suami/istri tercinta.

Tidak setiap pagi kita bisa bangun dengan ceria, gembira, lalu menghirup kopi Starb*cks dan makan pagi di sana. Atau malah makan pagi di hotel berbintang lima.

Tidak setiap pagi kita bisa bangun dengan senyuman karena hujan mengguyur dan kita harus beraktivitas dan berhadapan dengan kemacetan, becek, harus bawa payung dan seterusnya. Mungkin seketika bangun yang keluar dari mulut hanyalah keluhan…

Namun…

Setiap pagi kita bisa bangun dengan ucapan syukur. Bahwa kita dianugerahi kehidupan yang dikaruniakan-Nya. Kita bisa berterima kasih pada-Nya atas kesehatan kita yang walaupun mungkin tengah dilanda pilek, batuk atau sedikit meriang, masih lebih baik ketimbang mereka yang terbaring di Rumah Sakit, tanpa daya, dililit selang infus dan harus menerima suntikan berkali-kali.

Setiap pagi kita bisa bercermin ketika gosok gigi, mempraktekkan apa yang diajarkan Ajahn Brahm sebagai senyum dua jari (meletakkan dua jari di sudut-sudut bibir dan mengawali hari dengan senyuman), memotivasi diri sendiri, dan berharap hari ini kita lalui dengan lebih baik dari hari-hari sebelumnya

Memberi Apa Yg Bisa Diberi


Pada masa ketika tembok Berlin masih berdiri, ada beberapa orang Berlin Timur yang memutuskan untuk mengirim "bingkisan" kepada tetangga mereka di Berlin Barat. Mereka mengisi sebuah truk pengangkut tanah dengan barang-barang yang tidak diinginkan, seperti, sampah, puing-puing bangunan, dan banyak lagi barang yang menjijikkan yang dapat mereka temukan. Mereka dengan tenang membawa bingkisan itu melintasi perbatasan, mendapat izin untuk lewat, dan mengirimkan bingkisan tersebut dengan membuangnya di kawasan Berlin Barat.



Tidak sulit untuk menduga bahwa orang Berlin Barat tersinggung karenanya dan berpikir untuk memberikan balasan yang setimpal. Orang langsung mulai menawarkan gagasan-gagasan mereta tentang cara membalasa perbuatan tak terpuji itu.



Tiba-tiba ada seorang bijak datang ketengah mereka yang sedang mengumbar nafsu amarah. Ia menawarkan sesuatu yang benar-benar berbeda. Yang sangat mengherankan, orang menanggapi saran tersebut dengan senang hati dan mulai mengisi sebuah truk sampai penuh dengan barang-barang yang terhitung langka di kawasan Berlin Timur. Pakaian, makanan, obat-obatan, semua dinaikkan ke dalam truk.



Mereka membawa truk bermuatan penuh itu melintasi perbatasan, kemudian dengan hati-hati membongkar dan menyusun barang-barang berharga itu di tanah, dan meninggalkan sebuah pesan yang berbunyi, "Setiap orang memberi sesuai dengan kemampunyannya untuk memberi."



Kita dapat membayangkan bagaimana reaksi mereka yang melihat "bingkisan balasan" itu serta pesan yang tertulis bagi mereka. Perasaan mereka campur aduk. Terkejut. Malu. Kehilangan kepercayaan diri. Bahkan mungkin ada yang menyesal.



Yang kita berikan kepada orang lain merupakan sebuah pesan yang jelas sekali mengenai siapa kita. Cara kita menanggapi perbuatan tidak ramah, perbuatan tidak adil, atau sikap tidak tahu terima kasih juga mencerminkan karakter kita yang sesungguhnya.

Minggu, 16 Mei 2010

CINTA dan PERKAWINAN

Satu hari, Plato bertanya pada gurunya, "Apa itu cinta? Bagaimana saya bisa menemukannya?"



Gurunya menjawab,

"Ada ladang gandum yang luas didepan sana. Berjalanlah kamu dan tanpa boleh mundur kembali, kemudian ambillah satu saja ranting. Jika kamu menemukan ranting yang kamu anggap paling menakjubkan, artinya kamu telah menemukan cinta"



Plato pun berjalan, dan tidak seberapa lama, dia kembali dengan tangan kosong, tanpa membawa apapun.



Gurunya bertanya, "Mengapa kamu tidak membawa satupun ranting?"



Plato menjawab, "Aku hanya boleh membawa satu saja, dan saat berjalan tidak boleh mundur kembali (berbalik). Sebenarnya aku telah menemukan yang paling menakjubkan, tapi aku tak tahu apakah ada yang lebih menakjubkan lagi di depan sana, jadi tak kuambil ranting tersebut. Saat kumelanjutkan berjalan lebih jauh lagi, baru kusadari bahwasanya ranting - ranting yang kutemukan kemudian tak sebagus ranting yang tadi, jadi tak kuambil sebatangpun pada akhirnya



"Gurunya kemudian menjawab " Jadi ya itulah cinta"



Di hari yang lain, Plato bertanya lagi pada gurunya, "Apa itu perkawinan? Bagaimana saya bisa menemukannya?"



Gurunya pun menjawab "Ada hutan yang subur didepan sana. Berjalanlah tanpa boleh mundur kembali (menoleh) dan kamu hanya boleh menebang satu pohon saja. Dan tebanglah jika kamu menemukan pohon yang paling tinggi, karena artinya kamu telah menemukan apa itu perkawinan"



Plato pun menjawab, "sebab berdasarkan pengalamanku sebelumnya, setelah menjelajah hampir setengah hutan, ternyata aku kembali dengan tangan kosong. Jadi dikesempatan ini, aku lihat pohon ini, dan kurasa tidaklah buruk-buruk amat, jadi kuputuskan untuk menebangnya dan membawanya kesini. Aku tidak mau menghilangkan kesempatan untuk mendapatkannya"



Gurunyapun kemudian menjawab, "Dan ya itulah perkawinan"



Cinta itu semakin dicari, maka semakin tidak ditemukan. Cinta adanya di dalam lubuk hati, ketika dapat menahan keinginan dan harapan yang lebih. Ketika pengharapan dan keinginan yang berlebih akan cinta, maka yang didapat adalah kehampaan... tiada sesuatupun yang didapat, dan tidak dapat dimundurkan kembali.



Waktu dan masa tidak dapat diputar mundur. Terimalah cinta apa adanya. Perkawinan adalah kelanjutan dari Cinta. Adalah proses mendapatkan kesempatan, ketika kamu mencari yang terbaik diantara pilihan yang ada, maka akan mengurangi kesempatan untuk mendapatkannya, Ketika kesempurnaan ingin kau dapatkan, maka sia2lah waktumu dalam mendapatkan perkawinan itu, karena sebenarnya kesempurnaan itu hampa adanya.



Ketika kita bertemu orang yang tepat untuk dicintai, Ketika kita berada di tempat pada saat yang tepat, Itulah kesempatan.



Ketika kita bertemu dengan seseorang yang membuat kita tertarik, Itu bukan pilihan itu kesempatan.



Bertemu dalam suatu peristiwa bukanlah pilihan.. Itupun adalah kesempatan



Bila kita memutuskan untuk mencintai orang tersebut, Bahkan dengan segala kekurangannya, Itu bukan kesempatan, itu adalah pilihan.....



Ketika kita memilih bersama dengan seseorang walaupun apapun yang terjadi Itu adalah pilihan



Bahkan ketika kita menyadari Bahwa masih banyak orang lain Yang lebih menarik,pandai, dan kaya Daripada pasangan kita dan tetap kita memilih untuk mencintainya, Itulah pilihan ....



Perasaan cinta, simpatik, tertarik. Datang bagai kesempatan pada kita.. Tetapi cinta sejati yang abadi adalah pilihan. Pilihan yang kita lakukan.



Berbicara tentang pasangan jiwa, Ada suatu kutipan dari film yang Mungkin sangat tepat : Nasib membawa kita bersama. Tetapi tetap bergantung pada kita bagaimana membuat semuanya berhasil .



Pasangan jiwa bisa benar-benar ada....



Dan bahkan sangat mungkin ada seseorang Yang diciptakan hanya untuk kita



Tetapi tetap berpulang pada kita untuk melakukan pilihan apakah kita ingin melakukan sesuatu untuk mendapatkannya atau tidak ......



Kita mungkin kebetulan bertemu pasangan jiwa kita, tetap mencintai dan tetap bersama pasangan jiwa kita adalah pilihan yang harus kita lakukan.



Kita ada di dunia bukan untuk mencari seseorang yang sempurna untuk dicintai.



TETAPI untuk belajar mencintai orang yang tidak sempurna dengan cara yang Sempurna.

Suatu hari,ketika kita sama-sama tua

Kuusap tangan keriputmu. Perlahan. Karena aku sendiri tak punya kekuatan sebesar dulu. Semua gerakku kulakukan hati-hati. Maklum, kita sudah tidak muda lagi. Tetapi, inginku untuk terus membelai wajahmu. Dalam kelembutan yang masih tersisa. Dalam pelannya gerakku yang kadang tersendat. Aku masih ingin luapkan cinta dalam hati ini kepadamu.



Kuusap rambut di kepalamu yang helainya tak lagi sama seperti ketika kita berjumpa. Helainya makin tipis, berkurang satu demi satu. Sama seperti rambut panjangku yang rontok hari demi hari. Memenuhi lantai rumah yang sering disapu perlahan. Hanya ingin ungkapkan rasa yang pernah bersemi. Di masa lalu. Dulu. Dan berharap rasa itu terus ada dan tetap abadi sampai saat maut memisahkan kita.



Kuambilkan kaca matamu. Kaca mata yang sama dengan milikku. Karena mata tua kita tak lagi awas melihat apa yang terjadi di depan kita. Terkadang huruf-huruf di surat kabar pun tak terbaca jelas. Tak mengapa, Sayangku, asal kita tetap punya mata hati yang jernih, sehingga mampu meneropong dunia lewat hal-hal yang pernah dan masih akan kita lalui. Suka dan duka, yang semuanya membuat pengalaman kita akan hidup semakin kaya.



Kuingat ketika kita tertawa saat melepas gigi palsu yang memenuhi mulut kita. Rasanya sudah lama ya, kita tak punya gigi lengkap lagi. Menjadi kegiatan yang lucu karena pada akhirnya kita bisa bersiul sambil menyikat gigi. Siulan lagu-lagu kegemaran yang mengingatkan akan masa lalu yang penuh cerita bagi kita berdua.



Suatu hari, ketika rumah yang dulu isinya tangisan, ompolan, dan mainan anak-anak kita Menjadi sepi dan senyap karena mereka sudah beranjak dewasa. Mereka pergi mengejar cita dan cinta. Kuliah. Bekerja. Menikah. Dan tinggallah kita dalam rasa sepi kembali berdua. Mengunjungi mereka dan kunjungan dari mereka adalah hadiah terbesar bagi kita. Kita mulai saling memperhatikan (lagi). Setelah sekian lama perhatian itu terpecah kepada buah kasih kita.



Suatu ketika, ketika rambut kita sama-sama memutih. Ketika eros (cinta yang dilandasi hawa nafsu) sudah jadi philia (cinta penuh persahabatan). Ketika kita tak lagi sanggup marah-marah karena suara sudah tak senyaring dulu. Meski masih saja kita berdebat mengenai soal-soal tak penting. Saling kesal, namun pernah juga berakhir dengan tertawa bersama.



Biarlah kita tetap ingat cinta yang membawa kita sampai hari ini. Merenda kasih yang sarat konsekuensi penerimaan tanpa syarat sampai akhir nanti. Biarlah kita ingat, cinta ini bukan datang dengan sendirinya. Melainkan dia memang dibina, dipertahankan, didoakan, dan dijalankan.



Suatu ketika, saat kita sama-sama tua. Dengan kondisi tubuh yang tak lagi prima: mungkin pikun-mungkin tangan gemetar- mungkin sakit-sakitan.



Biarlah kita tetap miliki cinta yang tak lekang dimakan usia.

LOVE after Marriage

Berbicara tentang cinta setelah menikah, kita dihadapkan untuk berefleksi tentang kualitas cinta kita terhadap pasangan hidup kita. Sejauh mana kita menyadari pasang-surutnya cinta kita setelah menikah. Tidak jarang cinta kita terhadap pasangan seringkali berubah menjadi perasaan. Kita harus cepat menyadari bila hal ini terjadi untuk mencegah hal ini menjadi berkelanjutan. Soal perasaan, yang harus kita miliki adalah CINTA WALAUPUN dan bukan CINTA KARENA. Ketika kita memiliki cinta karena, kita akan kehilangan cinta itu jika alasan kita mencintainya sudah tidak lagi pasangan yang kita miliki. Misalnya kita mencintainya karena pasangan kita selalu mendengarkan masalah kita. Ketika pasangan kita sudah terlalu sibuk untuk itu, masihkah kita mencintainya? Kita harus tulus dan tidak mengharapkan apa-apa darinya. Boleh-boleh saja pasangan kita memiliki kelebihan yang kita sukai, tapi kita tidak ingin mengambil manfaat dari kelebihannya itu. Misalnya kita menyukai ketekunannya berdoa, tapi kita tidak berharap pasangan kita akan mendoakan kita di setiap doanya. Kita mencintainya walaupun pasangan kita berubah. Ingat, cinta itu KOMITMEN. Perasaan pasti akan pudar, tapi bila kita telah berkomitmen, hubungan kita akan langgeng.



Jangan lupa pula untuk melibatkan Tuhan dalam proses setelah menikah. Selalu tanyakan kepada Tuhan, bagaimana agar aku mampu memberikan hidupku bagi pasanganku? Apakah setelah menikah, cinta kita terhadap pasangan kita semakin bertambah atau mulai berkurang? Apakah kita lebih sering mengecewakan pasangan kita atau sebaliknya. Dan banyak pertanyaan refleksi yang bisa kita renungkan berkaitan dengan kualitas cinta kita setelah menikah? Proses pergumulan ini mungkin berlangsung lama, kita harus minta banyak petunjuk untuk mengerti kehendak Tuhan. Tapi percayalah, that is worth it. Tuhan tidak akan menyia-nyiakan kita.



Yang jelas, janganlah kita tertipu dengan gambaran cinta yang ditanamkan DUNIA. Karena dunia mengajarkan bahwa cinta itu adalah keromantisan, cinta tergila-gila sehingga dunia serasa milik berdua, cinta itu manis, cinta itu fisik. Dan pada akhirnya kita lupa bahwa kita tidak boleh mencari cinta DI LUAR ALLAH. Padahal cinta yang dewasa, cinta yang sejati adalah cinta kasih DI DALAM ALLAH. Menikah bukan sekedar makan malam yang romantis berdua, tetapi juga berdoa bersama, ke gereja bersama, saling mendoakan – bukan hanya untuk DIRI KITA, tapi terlebih untuk PASANGAN KITA. Kalaupun ada keromantisan, itu hanyalah bumbu yang tidak boleh kita utamakan. Utamakan intisari dari hubungan kita sendiri bersama pasangan!



Dalam berelasi dengan pasangan, haruslah seimbang antara relasi kita terhadap Tuhan dengan pasangan. Jangan letakkan pasangan kita di posisi tertentu yang menghalangi posisi Tuhan. Demikian juga jangan memberikan pembenaran diri atas nama Tuhan yang bisa melukai relasi kita dengan pasangan. Prioritas pertama kita, sampai kapan pun juga, tetap TUHAN, tapi tanpa KASIH kepada pasangan sebagai karunia Tuhan yang terindah bagi kita, semua itu menjadi sia-sia. Dan jadikanlah hubungan kita SEHAT. Kita dan pasangan saling membangun. Demikian juga bersama Tuhan. Hubungan yang ideal adalah sehat secara vertikal (antara kita dengan Allah) maupun sehat secara horizontal (antara kita dengan pasangan). Kalau salah satu hal di atas tidak seimbang, bisa jadi kita menjadi 'MARRIED SINGLE" artinya menikah tapi hidup sendiri- sendiri, padahal yang diinginkan Tuhan adalah agar kita menjadi "COUPLE"/ pasangan yang satu hati dan satu roh. Dalam kesatuan ini, kita tidak menuntut dan tidak dituntut untuk menjadi ini atau itu, tetapi kita masing-masing mau berubah bila itu memang baik. Kita mau berubah bukan hanya untuk pasangan kita tapi pertama-tama untuk kemuliaan Tuhan Sadarilah pula bahwa tidak ada manusia yang sempurna. Pasangan kita mungkin sekali sering menyakiti kita, tapi selalu berpikirlah positif bahwa pasangan kita tidak pernah bermaksud untuk melakukan itu, mungkin itu sesuatu yang di luar kemampuannya. Kita pun bisa melakukan hal yang sama. Keburukan kita dan pasangan kita pula yang membuktikan bahwa hanya Tuhan yang Maha Sempurna, karena itu kita membutuhkan Tuhan di setiap waktu.



Bagaimana bila hubungan kita tetap gagal? Percayalah bahwa Tuhan memiliki rencana yang indah untuk kita berdua. Pasti kita mendapatkan sesuatu dari hubungan tersebut, entah kita menjadi lebih memahami sesuatu atau mungkin menjadi lebih dewasa. Yang jelas, janganlah membiarkan masalah menjadi berlarut-larut antara kita dengan pasangan dengan alasan apapun, entah itu pekerjaan, mertua, karir, anak, seks, keuangan, dll. Bagaimanapun, pasangan kita adalah instrumen yang dipakai Allah untuk mengajar kita. Lagipula, kalau hubungan kita dengannya cukup sehat, kita tidak akan merasa terlalu sakit hati. Tetap doakanlah pasangan kita, agar pasangan kita semakin dekat dengan Allah yang pada akhirnya akan membantu relasi dengan kita sendiri..



Pertanyaan Sharing:

Apakah cinta kita setelah menikah menjadi lebih bertumbuh atau malah sebaliknya? Ceritakan alasannya?

Sharingkan pengalaman kita besama pasangan yang paling menghambat kualitas cinta kita setelah menikah? Dalam hal apa?

Bagaimana relasi anda bersama pasangan, apakah sudah menjadi "Couple" atau menjadi "Married Single"?

Sharingkan niat kita bersama pasangan untuk meningkatkan kualitas cinta kita setelah menikah?

Ssstttt...Rahasia WANITA (Buat para pria)

Wanita adalah mahluk ciptaan Tuhan yang tahan banting, kesabarannya jauh di atas lelaki. Dia akan menjadi setia jika dia merasa nyaman dan ada yang melindungi dia. Karena kelemahannya adalah dia perlu tempat bersandar jika lelah dan berteduh jika kehujanan atau kepanasan yang menyayanginya lahir dan bathin. Lelaki yang bisa memberikan nasehat, perhatian seperti pohon yang berdiri kokoh dengan daun yang rindang tanpa lelah memberikan keteduhan bagi yang bersandar dan berteduh dibawahnya, maka dia akan selalu memenangkan hati wanita. Wanita akan tidak nyaman dengan lelaki yang tidak punya pendirian apalagi sering memarahi wanita.



Ibaratnya perahu dengan penumpang dan nahkodanya. Jika penumpangnya adalah wanita maka nahkoda adalah lelaki itu sendiri, penumpang akan nyaman jika dia tahu nahkodanya akan membawa dia kemana, saat badai menerpa di tengah laut kehidupan disitu penumpang ini butuh keyakinan dari nahkodanya jika dia akan baik-baik saja. Tanpa harus berkata tetapi dengan langkah-langkah pasti dari penyelamatan yang dia rencanakan dan lakukan, maka penumpang ini akan percaya kalau dia ada di perahu yang tepat. Wanita suka pujian dan juga menghargai koreksi jika disampaikan dengan penuh kasih sayang.



Wanita punya perasaan yang sangat sensitif jadi jangan sakiti dia kalau tidak mau dijauhinya. Wanita suka pujian yang tulus datang dari lubuk hati bukan kata-kata manis yang hanya didengar sebagai bualan semata di telinganya. Jika kau ingin dicintai wanita maka syaratnya kamu harus mengetahui rahasia wanita tentang apa yang disukai dan dibenci wanita dan wanita ingin diperlakukan seperti apa.



Setelah kamu tahu rahasianya maka dia akan mencintaimu bukan karena harta atau ketampananmu tapi karena kebaikan hatimu.

Apa arti KELUARGA

Saya bersenggolan dengan seorang yang tidak dikenal ketika ia lewat. "Oh, maafkan saya" adalah reaksi saya.

Ia berkata, "Maafkan saya juga; Saya tidak melihat Anda."

Orang tidak dikenal itu, juga saya, berlaku sangat sopan.

Akhirnya kami berpisah dan mengucapkan selamat tinggal.



Namun cerita lainnya terjadi di rumah, lihat bagaimana kita

memperlakukan orang-orang yang kita kasihi, tua dan muda.



Pada hari itu juga, saat saya tengah memasak makan malam, anak

lelaki saya berdiri diam-diam di samping saya.

Ketika saya berbalik, hampir saja saya membuatnya jatuh.

"Minggir," kata saya dengan marah. Ia pergi, hati kecilnya hancur.

Saya tidak menyadari betapa kasarnya kata-kata saya kepadanya.

Ketika saya berbaring di tempat tidur,

dengan halus Tuhan berbicara padaku,



"Sewaktu kamu berurusan dengan orang yang tidak kau kenal, etika kesopanan kamu gunakan,

tetapi anak-anak yang engkau kasihi, sepertinya engkau perlakukan dengan sewenang-wenang.

Coba lihat ke lantai dapur, engkau akan menemukan beberapa kuntum bunga dekat pintu." "Bunga-bunga tersebut telah dipetik sendiri oleh anakmu; merah muda, kuning dan biru.

Anakmu berdiri tanpa suara supaya tidak menggagalkan kejutan yang akan ia buat bagimu, dan kamu bahkan tidak melihat matanya yang basah saat itu."

Seketika aku merasa malu, dan sekarang air mataku mulai menetes.



Saya pelan-pelan pergi ke kamar anakku dan berlutut di dekat tempat tidurnya, "Bangun, nak, bangun," kataku. "Apakah bunga-bunga ini engkau petik untukku?"

Ia tersenyum, " Aku menemukannya jatuh dari pohon. "

"Aku mengambil bunga-bunga ini karena mereka cantik seperti

Ibu. Aku tahu Ibu akan menyukainya, terutama yang berwarna biru."

Aku berkata, "Anakku, Ibu sangat menyesal karena telah kasar padamu; Ibu seharusnya tidak membentakmu seperti tadi."

Si kecilku berkata, "Oh, Ibu, tidak apa-apa. Aku tetap mencintaimu. " Aku pun membalas, "Anakku, aku mencintaimu juga, dan aku benar-benar menyukai bunga-bunga ini, apalagi yang biru."



Apakah anda menyadari bahwa jika kita mati besok, perusahaan di mana kita bekerja sekarang bisa saja dengan mudahnya mencari pengganti kita dalam hitungan hari? Tetapi keluarga yang kita tinggalkan akan merasakan kehilangan selama sisa hidup mereka. Mari kita renungkan, kita melibatkan diri lebih dalam kepada pekerjaan kita ketimbang keluarga kita sendiri, suatu investasi yang tentunya kurang bijaksana, bukan?



Jadi apakah anda telah memahami apa tujuan cerita di atas?

Apakah anda tahu apa arti kata KELUARGA?



Dalam bahasa Inggris, KELUARGA = FAMILY.

FAMILY = (F)ather (A)nd (M)other, (I), (L)ove, (Y)ou.

Teruskan cerita ini kepada orang-orang yang kau pedulikan.

Mencari Belahan Jiwa

Jam enam kurang enam menit, kata jam bundar besar diatas meja informasi di Grand Central Station. Letnan Angkatan Darat bertubuh jangkung dan muda usia yang baru datang dari arah rel kereta mengangkat wajahnya yang tebakar matahari, dan matanya memicing untuk melihat waktu yang tepat. Jantungnya berdebar keras sehingga mengejutkannya karena ia tak dapat mengendalikannya. Enam menit lagi, ia akan bertemu dengan wanita yang telah mengisi tempat istimewa dalam hidupnya selama 13 bulan ini, wanita yang belum pernah ia lihat, tapi yang kata-kata tertulisnya telah menemaninya dan senantiasa menabahkan hatinya. Ia berdiri sedekat mungkin ke meja informasi, sedikit di luar lingkaran orang yang mengerumuni petugas.



Letnan Blandford teringat suatu malam tertentu, saat pesawatnya terperangkap di tengah sekelompok kaum Zero. Ia melihat wajah salah seorang pilot musuh yang menyeringai. Dalam salah satu suratnya, ia mengakui pada sahabat penanya bahwa ia seing merasa takut, dan hanya beberapa hari sebelum pertempuran ini, ia menerima jawaban surat darinya: "Tentu saja kamu takut.. semua pria pemberani pun begitu. Bukankah Raja Daud juga mengenal takut? Karena itulah dia menulis Mazmur 23. Lain kali, saat kamu meragukan dirimu, aku ingin kamu mendengar suaraku membacakan ini untukmu "Sekalipun aku berjalan dalam lembah kekelaman, aku tidak takut bahaya, sebab Engkau besertaku". Dan ia ingat; ia mendengar khayalan suaranya, dan suara itu memperbaharui kekuatan dan keterampilannya.



Sekarang ia akan mendengar suara aslinya. Pukul enam kurang empat. Wajahnya semakin tegang. Di bawah atap luas berbintang, orang berjalan bergegas, seperti benang-benang berwarna dianyam ke dalam jaring-jaring kelabu. Seorang gadis mendekatinya, dan Letnan Blandford tersentak. Gadis ini memakai sebuah bunga merah pada kelepak jasnya, tapi bunganya adalah bunga buncis merah, bukan mawar merah kecil yang sudah mereka sepakati. Lagipula, gadis itu terlalu muda, sekitar 18, sedangkan Hollis Meynell sudah sejujurnya mengatakan bahwa ia berumur 30.

"Memangnya kenapa?" ia menjawab waktu itu. "Aku 32." Padahal, usianya baru 29.



Pikirannya kembali pada buku-buku itu yang pasti ditaruh sendiri oleh Tuhan ke dalam tangannya dari antara ratusan buku perpustakaan Angkatan Darat yang dikirim ke kamp latihan Florida. Of Human Bondage, judulnya; dan di seluruh buku itu ada catatan yang ditulis dengan tulisan wanita. Ia selalu membenci kebiasaan mencoret-coret buku, tapi kata-kata ini berbeda. Ia tak pernah menyangka bahwa seorang wanita dapat memandang ke dalam hati seorang pria dengan begitu lembut, begitu pengertian. Namanya ada pada sampul: Hollis Meynell.



Ia mencari buku telepon New York City dan menemukan alamatnya. Ia menyuratinya, dan wanita itu membalas. Hari berikutmya ia dikirim pergi, tapi mereka melanjutkan surat-menyurat. Selama 13 bulan, wanita itu dengan setia membalas, dan lebih dari sekedar membalas. Saat surat si letnan tidak tiba, wanita itu tetap menulis dan sekarang si letnan yakin bahwa ia mencintai wanita itu dan wanita itu mencintainya. Tapi, wanita itu menolak semua permintaannya untuk mengirimkan fotonya. Tentu saja hal tersebut kurang baik.



Tapi ia menjelaskan : "Kalau perasaanmu terhadapku sungguh-sungguh, berdasarkan ketulusan hati, wajahku tidak akan menjadi masalah. Misalnya aku memang cantik. Aku akan selalu dihantui perasaan bahwa kamu mengambil keputusan berdasarkan hal itu, dan cinta semacam itu membuatku jijik. Misalkan aku biasa-biasa saja (dan kamu harus mengakui bahwa ini lebih mungkin). Lalu aku akan selalu cemas bahwa kamu terus menyuratiku karena kamu kesepian dan tak punya orang lain. Jangan, jangan minta fotoku. Kalau kamu datang ke New York, kamu bisa menemuiku, lalu kamu dapat mengambil keputusan. Ingat, kita berdua bebas untuk menghentikan atau melanjutkan persahabatan kita-apa pun yang kita pilih."



Pukul enam kurang satu - hati Letnan blandford meloncat lebih tinggi dari yang pernah dilakukan pesawatnya. Seorang wanita muda melangkah ke arahnya. Tubuhnya tinggi dan ramping; rambut pirangnya mengikal dari telinganya yang indah. Matanya biru bagai bunga, bibir dan dagunya memiliki ketegasan yang lembut. Dalam pakaian hijau pucat, ia seperti penjelmaan masa musim semi. Ia melangkah ke arah wanita itu, benar-benar lupa melihat bahwa si wanita tidak memakai bunga mawar, dan saat ia bergerak, sebuah senyuman kecil menantang melengkungkan bibirnya.



"Awas tertabrak, bung?" gumannya.

Dengan tak terkendalikan, ia melangkah selangkah mendekatinya. Lalu ia melihat Hollis Meynell. Wanita itu berdiri hampir tepat di belakang gadis tadi, seorang wanita berusia jauh di atas 40, rambutnya yang beruban dimasukkan di bawah topi tua. Tubuhnya lebih dari gemuk; pergelangan kakinya dijejalkan ke dalam sepatu hak rendah. Tapi, ia mengenakan mawar merah pada kelepak kusut jaket coklatnya. Gadis berpakaian hijau tadi telah bergegas pergi. Blandford merasa seakan terbelah dia, begitu kuat hasratnya untuk mengikuti si gadis, tapi begitu dalam kerinduaannya pada wanita yang jiwanya telah menemani dan menjunjung jiwanya; dan wanita itu berdiri di depannya. Wajahnya yang montok pucat terlihat lembut dan bijak; ia dapat melihatnya sekarang. Mata kelabunya berkelip hangat dan ramah.



Letnan Bladford tidak ragu-ragu. Jarinya mencengkeram buku kecil Of Human Bondage yang berkulit biru dan sudah usang, yang menjadi ciri-cirinya untuk si wanita. Ini tak akan menjadi cinta, tapi akan menjadi sesuatu yang berharga, sesuatu yang lebih langka daripada cinta-persahabatan yang telah dan selalu akan disyukuri olehnya. Ia menegakkan bahunya yang lebar, memberi hormat, dan menyodorkan buku itu pada si wanita, meskipun selagi ia bicara, ia merasa kaget oleh kepahitan rasa kecewanya.



"Saya Letnan John Blandford dan ibu... ibu adalah Bu Meynell. Saya senang kita bisa bertemu. Bolehkah.. bolehkah saya mengajak Ibu makan malam?"

Wajah wanita itu melebarkan senyuman sabar. "Ibu tak tahu ini masalah apa, nak," jawabnya. "wanita berbaju hijau - yang baru saja lewat - memohon Ibu mengenakan mawar ini pada baju ibu. Dan katanya, kalau kamu mengajak Ibu makan, Ibu harus memberi tahu, dia menunggumu di rumah makan besar di seberang jalan. Katanya ini semacam ujian. Ibu sendiri punya dua putra yang jadi tentara, jadi Ibu tak berkeberatan menolongmu.



Oleh: Sulamith Ish-Kishor

Sumber: Chicken Soup for The Soul

Suamiku kini telah tiada dan penyesalanku yang terus ada

Ini adalah kisah nyata di kehidupanku

Seorang suami yg kucintai yang kini telah tiada

Begitu besar pengorbanan seorang suamiku pada keluargaku

Begitu tulus kasih sayangnya untukku dan anakku

Suamiku adalah seorang pekerja keras. Dia membangun segala yang ada di keluarga ini dari nol besar hingga menjadi seperti saat ini Sesuatu yang kami rasa sudah lebih dari cukup.



Aku merasa sangat berdosa ketika teringat suamiku pulang bekerja dan aku menyambutnya dengan amarah,tak kuberikan secangkir teh hangat melainkan kuberikan segenggam luapan amarah.

Selalu kukatakan pada dia bahwa dia tak peduli padaku,tak mengerti aku,dan selalu saja sibuk dengan pekerjaannya.





Tapi kini aku tahu.



Semua ucapanku selama ini salah dan hanya menjadi penyesalanku karena dia telah tiada.



Temannya mengatakan padaku sepeninggal kepergiannya.





Bahwa dia selalu membanggakan aku dan anakku di depan rekan kerjanya.

Dia berkata, " setiap kali kami ajak dia makan siang,mas anwar jarang sekali ikut kalau tidak penting sekali,alasannya slalu tak jelas.





Dan lain waktu aku sempat menanyakan kenapa dia jarang sekali mau makan siang, dia menjawab, " aku belum melihat istriku makan siang dan aku belum melihat anakku minum susu dengan riang.lalu bagaimana aku bisa makan siang."





Saat itu tertegun,aku salut pada suamimu. Dia sosok yang sangat sayang pada keluarganya. Suamimu bukan saja orang yang sangat sayang pada keluarga,tapi suamimu adalah sosok pemimpin yang hebat. Selalu mampu memberikan solusi-solusi jitu pada perusahaan."





Aku menahan air mataku karena aku tak ingin menangis di depan rekan kerja suamiku. Aku sedih karena saat ini aku sudah kehilangan sosok yang hebat.



Teringat akan amarahku pada suamiku, aku selalu mengatakan dia slalu menyibukkan diri pada pekerjaan, dia tak pernah peduli pada anak kita. Namun itu semua salah. Sepeninggal suamiku. Aku menemukan dokumen2 pekerjaannya. Dan aku tak kuasa menahan tangis membaca di tiap lembar di sebuah buku catatan kecil di tumpukan dokumen itu, yang salah satunya berbunyi, " perusahaan kecil CV.Anwar Sejahtera di bangun atas keringat yang tak pernah kurasa. Kuharap nanti bukan lagi CV.Anwar Sejahtera, melainkan akan di teruskan oleh putra kesayanganku dengan nama PT. Syahril Anwar Sejahtera. Maaf nak, ayah tidak bisa memberikanmu sebuah kasih sayang berupa belaian. Tapi cukuplah ibumu yang memberikan kelembutan kasih sayang secara langsung. Ayah ingin lakukan seperti ibumu. Tapi kamu adalah laki-laki. Kamu harus kuat. Dan kamu harus menjadi laki-laki hebat. Dan ayah rasa,kasih sayang yang lebih tepat ayah berikan adalah kasih sayang berupa ilmu dan pelajaran. Maaf ayah agak keras padamu nak. Tapi kamulah laki-laki. Sosok yang akan menjadi pemimpin,sosok yang harus kuat menahan terpaan angin dari manapun. Dan ayah yakin kamu dapat menjadi seperti itu."





Membaca itu,benar2 baru kusadari.betapa suamiku menyayangi putraku.betapa dia mempersiapkan masa depan putraku sedari dini. Betapa dia memikirkan jalan untuk kebaikan anak kita.



Setiap suamiku pulang kerja. Dia selalu mengatakan, " ibu capai?istirahat dulu saja"





Dengan kasar kukatakan, " ya jelas aku capai,semua pekerjaan rumah aku kerjakan. Urus anak,urus cucian,masak,ayah tahunya ya pulang datang bersih.titik."





Sungguh,bagaimana perasaan suamiku saat itu. Tapi dia hanya diam saja. Sembari tersenyum dan pergi ke dapur membuat teh atau kopi hangat sendiri. Padahal kusadari. Beban dia sebagai kepala rumah tangga jauh lebih berat di banding aku. Pekerjaannya jika salah pasti sering di maki-maki pelanggan. Tidak kenal panas ataupun hujan dia jalani pekerjaannya dengan penuh ikhlas.



Suamiku meninggalkanku setelah terkena serangan jantung di ruang kerjanya.tepat setelah aku menelponnya dan memaki-makinya. Sungguh aku berdosa. Selama hidupnya tak pernah aku tahu bahwa dia mengidap penyakit jantung. Hanya setelah sepeninggalnya aku tahu dari pegawainya yang sering mengantarnya ke klinik spesialis jantung yang murah di kota kami. Pegawai tersebut bercerita kepadaku bahwa sempat dia menanyakan pada suamiku.





"pak kenapa cari klinik yang termurah?saya rasa bapak bisa berobat di tempat yg lebih mahal dan lebih memiliki pelayanan yang baik dan standar pengobatan yang lebih baik pula"





Dan suamiku menjawab, " tak usahlah terlalu mahal. Aku cukup saja aku ingin tahu seberapa lama aku dapat bertahan. Tidak lebih. Dan aku tak mau memotong tabungan untuk hari depan anakku dan keluargaku. Aku tak ingin gara-gara jantungku yang rusak ini mereka menjadi kesusahan. Dan jangan sampai istriku tahu aku mengidap penyakit jantung. Aku takut istriku menyayangiku karena iba. Aku ingin rasa sayang yang tulus dan ikhlas."





Tuhan..Maafkan hamba Tuhan,hamba tak mampu menjadi istri yang baik. Hamba tak sempat memberikan rasa sayang yang pantas untuk suami hamba yang dengan tulus menyayangi keluarga ini. Aku malu pada diriku. Hanya tangis dan penyesalan yang kini ada.



Saya menulis ini sebagai renungan kita bersama. Agar kesalahan yang saya lakukan tidak di lakukan oleh wanita-wanita yang lain. Karena penyesalan yang datang di akhir tak berguna apa-apa. Hanyalah penyesalan dan tak merubah apa-apa.





Banggalah pada suamimu yang senantiasa meneteskan keringatnya hingga lupa membasuhnya dan mengering tanpa dia sadari.

Banggalah pada suamimu,karena ucapan itu adalah pemberian yang paling mudah dan paling indah jika suamimu mendengarnya.

Sambut kepulangannya di rumah dengan senyum dan sapaan hangat. Kecup keningnya agar dia merasakan ketenangan setelah menahan beban berat di luar sana.

Sambutlah dengan penuh rasa tulus ikhlas untuk menyayangi suamimu.

Selagi dia kembali dalam keadaan dapat membuka mata lebar-lebar.

Dan bukan kembali sembari memejamkan mata tuk selamanya.



Teruntuk suamiku.

Maafkan aku sayang.

Terlambat sudah kata ini ku ucapkan.

Aku janji pada diriku sendiri teruntukmu.

Putramu ini akan kubesarkan seperti caramu.

Putra kita ini akan menjadi sosok yang sepertimu.

Aku bangga padamu,aku sayang padamu.



Istrimu

Rina



Toko ISTRI

Sebuah toko yang menjual istri baru dibuka dimana pria dapat memilih seorang istri. Di antara instruksi2 yang ada di pintu masuk, terdapat instruksi yang menunjukkan bagaimana aturan main untuk masuk toko tersebut.

"Kamu hanya dapat mengunjungi toko ini SATU KALI".

Toko tersebut terdiri dari 6 lantai dimana setiap lantai akan menunjukkan kelompok calon istri. Semakin tinggi lantainya, semakin tinggi pula nilai wanita tersebut. Kamu dapat memilih wanita di lantai tertentu/lebih memilih ke lantai berikutnya, tapi dengan syarat tidak bisa turun lagi ke lantai sebelumnya kecuali untuk keluar dari toko...

Lalu, seorang pria pun pergi ke toko "istri" tersebut untuk mencari istri..

LOVE is BLIND

Here, catch this casket; it is worth the pains.

I am glad 'tis night, you do not look on me,

For I am much ashamed of my exchange:

But love is blind and lovers cannot see

The pretty follies that themselves commit;

For if they could, Cupid himself would blush

To see me thus transformed to a boy.

-Merchant of Venice, Shakespeare, 1596



Benarkah cinta itu buta ? Jika benar, mengapa ?

Karena ketika kita mulai mencintai seseorang, perhatian kita sepenuhnya tertuju pada sang kekasih dan kita tidak lagi memperhatikan hal lain di sekitar kita. Bahkan ketika orang yang kita cintai ini menyakiti kita, atau melakukan hal yang tidak semestinya, kita tidak melihatnya karena kita telah dibutakan oleh cinta. Ketidaksetujuan orang tua, keberatan teman, teguran sahabat, tidak lagi berarti. Kadang malah disalahartikan sebagai usaha untuk memisahkan kita dengan orang yang kita cintai. Shakespeare sendiri, lebih dari 300 tahun yang lalu, mengatakan bahwa orang yang jatuh cinta itu tidak bisa melihat kebodohan yang mereka lakukan karena dibutakan oleh cinta.



"Love is blind. Marriage is an eye opener". Seringkali pernikahan kandas karena cinta yang dulu terlihat begitu indah sekarang kehilangan pesonanya. Mata yang dulu dibutakan oleh daya tariknya, sekarang terbuka melihat kepribadian dan sikap yang sesungguhnya. Cinta masa pacaran yang penuh bunga, digantikan oleh persoalan rumah tangga yang tidak sedikit. Urusan anak, tagihan, pembantu, pekerjaan, dan sejuta persoalan besar kecil yang dihadapi tiap hari. Sikap yang dulu menarik sekarang menjadi menyebalkan. Kemanakah cinta yang dulu membutakan itu ?



Banyak ahli mengatakan, cinta yang sejati itu tidak buta Karena kita tidak bisa melihat seseorang dan langsung bisa melihat kepribadiannya secara utuh dan menyeluruh. Cinta yang sesungguhnya justru memiliki mata yang terbuka lebar, untuk mengetahui dengan pasti bagaimana rupa orang itu dan kita tetap mencintainya. Untuk melihat kepribadiannya dalam perilakunya sehari-hari, perkataan dan perbuatannya, dan kita tetap mencintainya. Cinta harus melihat dengan mata hati, sebagaimana kita melihat dengan mata kepala kita.



Cinta sejati itu menerima pasangan kita apa adanya, bukan cuma sebagian. Cinta sejati bisa bertumbuh, dari hanya menyukai satu atau sebagian hal, menjadi mencintai sepenuhnya dengan utuh. Cinta yang tidak buta memampukan kita untuk melihat orang itu apa adanya, dan mengerti kalau tidak ada seorangpun yang sempurna. Cinta merupakan pilihan. Kadang perasaan bahwa kita dilahirkan untuk pasangan kita memberi harapan semu. Karena cinta sejati itu akan penuh perjuangan untuk mengerti, bertoleransi, menghargai, dan menunjukkan kasih kita.



Cinta kadang memang buta dan memabukkan. Tapi berdoalah agar Tuhan membukakan mata hati dan mata pikiran kita. Sehingga cinta yang indah pada awalnya, dapat terus tumbuh berbunga dan bahkan berbuah. Menjadi berkat bagi orang-orang di sekitar kita. Dan walau dengan segala kekurangan dan ketidaksempurnaannya, pasangan kita boleh menjadi pasangan seumur hidup dimana kita bisa saling berbagi cinta. Jika ada cukup cinta untuk menikah, bukankan seharusnya ada cukup cinta untuk mempertahankan pernikahan itu ?

Sabtu, 15 Mei 2010

4 hal TERSULIT dalam PERNIKAHAN

KOMPAS.com - Tahukah Anda, mengapa banyak sekali pasangan yang bercerai menyalahkan kurangnya komunikasi sebagai penyebab perpisahan mereka? Apa sulitnya berbicara? Bukankah berbicara adalah aktivitas yang sudah kita lakukan sejak kita masih pacaran?



Namun, berkomunikasi ternyata tak semudah yang Anda bayangkan. Ketika suami mulai sering pulang malam, dan Anda merasa begitu takut untuk menanyakan kemana ia pergi, artinya ada hambatan komunikasi dalam hubungan Anda. Sayangnya, hal ini sering tak disadari oleh kebanyakan pasangan.



Di luar masalah komunikasi, ternyata ada tiga hal lain yang dianggap paling menantang dalam suatu perkawinan. Keempat hal ini terungkap dalam jajak pendapat yang digelar oleh situs SheKnows, dimana ribuan wanita mengikutinya. Untuk Anda yang sedang merencanakan pernikahan atau baru memasukinya, hal-hal ini bisa menjadi bahan renungan.



1. Sebanyak 36 persen pembaca mengatakan bahwa bagian tersulit dalam pernikahan adalah: berbicara dengan pasangan Anda. Statistik bahkan menunjukkan bahwa kurangnya komunikasi merupakan salah satu penyebab utama perceraian di Amerika (mungkin juga di Indonesia).



Menurut Dr John Gray, penulis Men are From Mars, Women are From Venus, perbedaan dalam gaya komunikasi bisa dikaitkan dengan perbedaan struktural dalam otak pria dan wanita. Otak pria lebih besar dalam segi ukuran, sedangkan otak wanita memiliki lebih banyak jalur saraf. Pria cenderung menggunakan otak kirinya, yang menunjukkan fokus pada logika dan pemecahan masalah. Perempuan menggunakan kedua sisi otaknya, dan itu sebabnya mengapa kita bisa menghubungkan emosi dengan bahasa dan logika.



Jurnal Psychological Review terbitan Juli 2000 mengungkapkan bahwa pria dan wanita secara biologis mengatasi stres dengan cara berbeda. Perempuan cenderung mencari penghiburan dari rekan-rekan perempuannya. Kita butuh mengungkapkan rasa takut, dan perhatian dari sesama kita ternyata mampu menurunkan hormon stres kita.



Sebaliknya, pria lebih memilih "ngumpet", atau menghilang dari peredaran. Mereka akan berusaha menghindar ketika Anda mulai mengatakan, "Kita harus bicara...", karena hal itu berarti mereka harus mengungkapkan perasaan. Dan inilah ketakutan mereka yang terbesar. Pilihan mereka hanya melawan (dengan sikap yang cenderung defensif), atau menghilang.



Mampukah kini Anda melihat perbedaannya? Curhat dengan teman membuat Anda tenang; bagi pria, hal itu justru membuat jengkel. Ketika Anda kesal karena suami selalu melemparkan handuk yang baru dipakai ke atas tempat tidur, tak usah berteriak, "Kamu itu jangan enaknya sendiri! Masa harus aku terus sih, yang... bla, bla, bla...." Akan lebih mengurangi masalah bila Anda mengatakan, "Sayang, tolong gantungin handuk di jemuran dong?"



2. Dalam hubungan harus ada rasa saling percaya. Ironisnya, mempercayai pasangan adalah problem kedua yang dialami rata-rata pasangan (24 persen dari pasangan yang disurvei mengakui hal tersebut). Menurut penelitian, sejak 1 April lalu, hampir 37 persen perempuan merasa curiga terhadap keberadaan pasangannya Tepatnya sejak berita perselingkuhan Tiger Woods ramai diperbincangkan.



Terlepas dari apa yang dilakukan pasangan, Anda perlu mengetahui bahwa kurangnya kepercayaan bisa merusak hubungan Anda. "Hal ini bisa memisahkan keluarga, dan merupakan penghambat besar untuk pemulihannya," kata Dr Neil Cannon, seorang terapis seks.



3. Bagaimana cara Anda menggunakan uang, ternyata juga merupakan tantangan tersendiri dalam hubungan suami-istri (23 persen). Begitu pula persoalan keyakinan dan nilai-nilai dalam keluarga.



Sebanyak 9 persen perempuan mengaku tidak setuju mengenai bagaimana cara membesarkan anak. Keyakinan yang berbeda antara pasangan bisa menyebabkan perselisihan emosional dan verbal Cara terbaik untuk mengatasi perbedaan keyakinan adalah dengan mengutarakan pikiran Anda secara logis, dan mendengarkan apa harapan-harapan pasangan Pahami bagaimana latar belakang keluarganya, atau bagaimana dulu ia dibesarkan. Perbedaan budaya keluarga bukan berarti keluarga Anda lebih baik darinya, karena setiap keluarga memiliki budayanya sendiri. Dari situ, berusahalah untuk berkompromi.



4. Masalah yang terlihat sepele, namun ternyata cukup penting, adalah memutuskan: Keluarga siapa yang harus didahulukan? Sebanyak 6 persen perempuan mengeluhkan persoalan menghabiskan waktu dengan keluarga pasangannya pada hari raya keagamaan. Meluangkan waktu satu hari khusus dalam setahun untuk keluarga pasangan ternyata begitu berat untuk kita.



Namun, yakini hal ini: semakin tulus penghargaan dan rasa senang yang Anda alami bersama keluarga suami, semakin aman dan stabil pernikahan Anda. Tidak ada masalah yang tidak ada jalan keluarnya. Ketika Anda berkomitmen untuk mencari jalan keluar tersebut, bukan tak mungkin Anda akan menjalani pernikahan yang lebih menyenangkan.

Rumah adalah Tempat Tumbuh Kembangnya CINTA



Suatu pagi yang cerah di Orchard Road.

Ketika sedang berjalan sepanjang surga pejalan kaki itu, mata saya dikejutkan oleh suatu kalimat indah dari kaos seorang gadis. Saya tidak begitu memperhatikan wajahnya, tetapi apa yang saya lakukan adalah mengagumi kata-katanya. Suatu pesan yang amat kuat tertulis di kaos tersebut.

Tertulis: rumah adalah tempat tumbuh kembangnya cinta.



Dan seperti biasa, saya mulai merenung…

Berapa banyak kali kita lupa bahwa rumah kita seharusnya adalah tempat cinta itu seharusnya bermukim? Rumah adalah seharusnya adalah tempat di mana cinta dan kasih kita tumbuh semakin dalam setiap hari. Mengingat kembali masa-masa di mana kita bersumpah, mengikat janji untuk saling setia… Kita selalu ingat bahwa seharusnya sebuah rumah adalah tempat di mana kita bisa mendapatkan kekuatan dan cinta untuk mampu melanjutkan hidup dalam kondisi dunia yang keras. Tetapi, setelah sadar bahwa bukanlah hal yang mudah untuk membuatnya jadi nyata, saya kira banyak dari kita mulai melupakan bahwa rumah kita seharusnya adalah sumber cinta dan kedamaian. Tetapi, berapa banyak dari kita malah membuat rumah itu sebagai sumber kemarahan, kebencian, luka, dan terakhir: perang? Bagaimana kita bisa tetap kuat dalam hidup ini bila elemen terkecil dalam masyarakat yaitu keluarga: tidaklah kuat?



Tentu saja kita memiliki perjuangan masing-masing dalam keluarga kita. Mungkin kita punya saudara perempuan yang keras kepala, kita mungkin punya seorang ibu yang sering marah-marah dan bawel, mungkin kita punya seorang tante yang tukang gosip sejati. Tetapi, mereka adalah keluarga kita. Bukanlah kebetulah ketika Tuhan meletakkan mereka dalam lingkaran sanak saudara kita. Bukan hanya teman atau seseorang yang kita jumpai secara tak sengaja di jalan ketika kita lewat. Tetapi seseorang yang berbagi ikatan dalam hubungan yang khusus, hubungan darah.



Saya pun sadar akan kenyataan bahwa kita sering lebih suka teman kita daripada saudara kita. Dengan teman, kita pikir kita bisa jadi diri sendiri. Sedangkan bersama keluarga, kadang-kadang kita pikir kita begitu gampang dihakimi. Tetapi marilah kita ingat sekali lagi: adalah anggota keluarga yang selalu ada bersama dengan kita dalam suka dan duka di hidup kita. Saya pribadi harus menghadapi perjuangan juga untuk mengatasi perbedaan dalam keluarga saya. Saya yakin, setiap dari kita memiliki masalah sendiri-sendiri dalam hal ini. Tetapi, hei! Jika saja kita bisa mengatasi permasalahan tersebut dan membuat keluarga kita sebagai sumber kekuatan, cinta dan perdamaian, mengapa tidak kita lakukan sekarang?



Saya sadar pula akan kenyataan bahwa banyak orang memiliki perang dalam keluarganya. Kebencian antarmereka begitu besar dan mereka pikir mereka takkan bisa memperbaikinya lagi. Tetapi, apakah benar demikitan? Atau hanya kesombongan mereka yang tak mau surut?



Banyak kali kita dengar bahwa kita bisa hanya mencintai orang lain ketika kita sudah dipenuhi kasih-Nya. Sadar bahwa kita tak dapat jalan sendiri, kita perlu bimbingan-Nya dan pertolongan-Nya untuk melalui itu semua.



Mari kita mintakan bimbingan-Nya untuk membuat rumah kita sebagai sumber cinta. Membuat rumah kita sebagai tempat di mana kita taruh hati kita bersama untuk membuat segalanya menjadi lebih baik dan semakin baik lagi. Tetaplah ada di dalam cinta. Bangunlah kasih yang lebih mendalam di keluarga kita. Terkadang kita mencoba begitu keras untuk bahagia tanpa sadar bahwa kita perlu mulai dari dasarnya. Dari rumah kita sendiri.



Ini adalah PR (Pekerjaan Rumah) kita bersama. Untuk membuat dunia ini menjadi tempat yang lebih baik dan kita mulai dari diri kita, kita mulai dari rumah kita, kita mulai dari menemukan kembali cinta yang hilang dan semoga kita bisa memupuknya kembali.





HCMC, 10 Mei 2010

-fon-

* thank's to the girl for the inspirational T-Shirt:)

Bicara dengan HATI bukan dengan JARI

"Matikan komputermu. Matikan juga ponselmu.

Dan perhatikan manusia di sekelilingmu."

-- Eric Schmidt, CEO Google

ADIL jengkel betul dengan istrinya.

Sepanjang liburan akhir pekan keduanya sepakat memilih beristirahat di rumah.

Lima hari bekerja membuat mereka ingin melemaskan otot-otot.

Sekaligus tentu saja mempererat tali cinta diantara mereka berdua.

Maklum, mereka belum lagi genap dua tahun menikah.

Buah hati yang menjadi dambaan mereka tak kunjung datang.

Mungkin Yang Di Atas belum memberikan mereka kepercayaan.

Begitu keduanya menghibur diri.

Tapi akhir pekan yang seharusnya indah justeru berubah menyebalkan.

Seharian Anita, sang istri, hanya berada di kamar.

Mungkin saja letih.

Dia ingin istirahat penuh.

Namun yang membuatnya jengkel, Anita terus menggenggam gadget kesayangannya

Kamis, 13 Mei 2010

Delapan macam kado ini adalah hadiah terindah dan tak ternilai bagi orang-orang yang Anda sayangi.


Kehadiran

Kehadiran orang yang dikasihi adalah kado yang tak ternilai harganya. Memang kita bisa juga hadir lewat surat , telepon, foto, atau fax. Namun dengan berada di sampingnya, Anda dan dia dapat berbagi perasaan, perhatian, dan kasih sayang secara lebih utuh dan intensif. Jadikan kehadiran Anda sebagai pembawa kebahagiaan.



Mendengar

Sedikit orang yang mampu memberikan kado ini. Sebab, kebanyakan orang lebih suka didengarkan ketimbang mendengarkan. Dengan mencurahkan perhatian pada segala ucapannya, secara tak langsung kita juga telah menumbuhkan kesabaran dan kerendahan hati. Untuk bisa mendengar dengan baik, pastikan Anda dalam keadaan betul-betul relaks dan bisa menangkap utuh apa yang disampaikan. Tatap wajahnya. Tidak perlu menyela, mengkritik, apalagi menghakimi. Biarkan ia menuntaskannya, ini memudahkan Anda memberikan tanggapan yang tepat setelah itu. Tidak harus berupa diskusi atau penilaian. Sekedar ucapan terima kasih pun akan terdengar manis baginya.



Diam

Seperti kata-kata, di dalam diam juga ada kekuatan. Diam bisa dipakai untuk menghukum, mengusir, atau membingungkan orang. Tapi lebih dari segalaya, diam juga bisa menunjukkan kecintaan kita pada seseorang karena memberinya "ruang". Terlebih jika sehari-hari kita sudah terbiasa gemar menasehati, mengatur, mengkritik, bahkan mengomel.



Kebebasan

Mencintai seseorang bukan berarti memberi kita hak penuh untuk memiliki atau mengatur kehidupannya. Bisakah kita mengaku mencintai seseorang jika kita selalu mengekangnya? Memberi kebebasan adalah salah satu perwujudan cinta. Makna kebebasan bukanlah "kamu bebas berbuat semaumu". Lebih dalam dari itu, memberi kebebasan adalah memberinya kepercayaan penuh untuk bertanggung jawab atas segala hal yang ia putuskan atau lakukan.



Keindahan

Siapa yang tak bahagia, jika orang yang disayangi tiba-tiba tampil lebih ganteng atau cantik? Tampil indah dan rupawan juga merupakan sebuah kado yang indah. Selain keindahan penampilan pribadi, Anda pun bisa menghadiahkan keindahan suasana di rumah. Vas dan bunga segar cantik di ruang keluarga atau meja makan yang tertata indah, misalnya.



Tanggapan Positif

Tanpa sadar, sering kita memberikan penilaian negatif terhadap pikiran, sikap, atau tindakan orang yang kita sayangi. Seolah-olah tidak ada yang benar dari dirinya dan kebenaran mutlak hanya ada pada kita. Kali ini, coba hadiahkan tanggapan positif. Nyatakan dengan jelas dan tulus. Cobalah ingat, berapa kali dalam seminggu terakhir Anda mengucapkan terima kasih atas segala hal yang dilakukannya demi Anda. Ingat-ingat pula, pernahkah Anda memujinya? Kedua hal itu, ucapan terima kasih dan pujian (dan juga permintaan maaf) adalah kado indah yang sering terlupakan.



Kesediaan Mengalah

Tidak semua masalah layak menjadi bahan pertengkaran. Apalagi sampai menjadi pertengkaran yang hebat. Bila Anda memikirkan hal ini, berarti Anda siap memberikan kado "kesediaan mengalah". Kesediaan untuk mengalah juga dapat melunturkan sakit hati dan mengajak kita menyadari bahwa tidak ada manusia yang sempurna di dunia ini.



Senyuman

Percaya atau tidak, kekuatan senyuman amat luar biasa. Senyuman, terlebih yang diberikan dengan tulus, bisa menjadi pencair hubungan yang beku, pemberi semangat dalam keputusasaan, pencerah suasana muram, bahkan obat penenang jiwa yang resah. Senyuman juga merupakan isyarat untuk membuka diri dengan dunia sekeliling kita. Kapan terakhir kali Anda menghadiahkan senyuman manis pada orang yang dikasihi.



Semoga memberi inspirasi bagi kita untuk semakin mampu membahagiakan sesama,

semoga semua hidup berbahagia…..