Minggu, 22 Februari 2015

Kusah Sukses John Morris


Alangkah senang menjalankan bisnis yang juga merupakan hobi. Terbukti dari kecintaan pada dunia memancing, nama John Morris bisa masuk dalam deretan miliarder dunia.

Morris yang kini berusia 66 tahun, mulai berjualan peralatan memancing sejak 1971. Forbes memperkirakan, total harta kekayaan si kakek saat ini berjumlah US$ 4,2 miliar. Dengan kepemilikan harta kekayaan sebanyak itu, nama Morris kini bertengger di urutan ke-126 dalam daftar orang terkaya di Amerika Serikat (AS).

Semasa muda, Morris membuka bisnis penjualan alat pancing di toko milik ayahnya di Springfield, Missouri. Sebab, toko sang Ayah yang menjual minuman, berada tepat di pinggir danau Table Rock. Morris muda berpendapat, sangat tepat memulai bisnis peralatan pancing di lokasi ini.

Selain didorong hobi, alasan Morris memilih bisnis alat pancing tidak lepas dari lingkungannya kala itu. Meski memiliki spot memancing yang menarik, namun Morris sulit mendapatkan alat pancing berkualitas tinggi di Springfield.

Hal yang sama ternyata juga dirasakan pemancing lain. Tidak butuh waktu lama bagi Morris menarik perhatian para pemancing dengan koleksi barang dagangannya. Lokasi penjualan yang strategis ditambah penawaran berbagai alat pancing berkualitas yang diperoleh dari berbagai penjuru AS berhasil melambungkan nama Harris, terutama dikalangan para pemancing.

Kegiatan memancing tergolong membutuhkan banyak peralatan yang tidak sedikit. Kenyataan ini mendorong Harris terus memperbanyak koleksi barang dagangan yang disediakan. Dari waktu ke waktu barang dagangan Harris semakin lengkap. Bahkan dia menyediakan perahu khusus memancing bagi para pemancing.

Portofolio barang jualan Harris pun perlahan kian bervariasi. Melihat potensi wisata alam di kota asalnya, Morris lantas menyediakan perlengkapan outdoor lain, seperti alat berburu hingga peralatan berkemah.

Perlahan bisnis Morris kian berkembang. Ini mendorong Morris memperluas cakupan usaha Bass Pro Shops. Ia pun masuk ke distribusi produk fesyen seperti pakaian dan sepatu, tentu dengan embel-embel tema outdoor.

Bisnis Morris ternyata tidak hanya soal menjual barang. Bass Pro Group juga tertarik berinvestasi di sektor riil. Bisnis pariwisata, salah satunya. Morris tercatat memiliki hotel dan resor di Missouri.

Selain mancing, Morris juga penggemar balap mobil dalam National Association for Stock Car Auto Racing atau sering disebut Nascar. Dia juga rela menjadi sponsor tim balap Nascar sjeak 2004. Bahkan sejak 2013 lalu, Bass Pro Shops mengikat kerja sama sponsorship jangka panjang bagi Tony Stewart, pembalap handal nan berbakat.

Kesuksesan Bass Pro Shop tak diperoleh dengan mudah. Beberapa isu negatif sempat menerpa bisnis Morris, semisal tuduhan bersikap diskriminatif terhadap karyawan dari ras negro. Morris juga dituding telah menyebabkan kematian usaha ritel perlengkapan outdoor skala kecil di berbagai daerah lantaran kehadiran Bass Pro Shop dengan kekuatan modal yang sangat besar.

Namun terkait persaingan bisnis dengan aneka tudingan miring dari para kompetitor, Harris memilih tidak menghiraukannya. Bass Pro Shop jarang menanggapi isu.

Bass Pro Shops adalah mesin pencetak uang Morris. Forbes mengestimasi penjualan Bass Pro Shops pada tahun 2014 silam bernilai US$ 4,2 miliar.

Tidak ada komentar: