Perusahaan ritel mode terbesar kedua di dunia, H&M di Swedia, berencana untuk menutup 250 gerainya secara global.
Penutupan akan dilakukan tahun depan setelah perusahaan mengatakan pandemi Covid-19 telah menarik lebih banyak pembeli secara online.
Apa yang kami lihat secara umum selama beberapa bulan terakhir dari pandemi adalah perubahan langkah dalam jumlah penjualan yang online. Itu telah mempengaruhi semua bagian industri, tetapi khususnya pakaian dan alas kaki," jelas Analis Richard Lim dari Retail Economics mengatakan kepada BBC.
Ia juga mengatakan, konsumen yang secara fisik mengunjungi toko untuk berbelanja, telah terjadi perpindahan dari High Streets dan pusat perbelanjaan ke arah retail park.
H&M mengatakan, pihaknya sekarang akan mempercepat rencana demi meningkatkan investasi digital untuk mengatasi permintaan online yang terus meningkat.
Perusahaan yang berbasis di Stockholm itu mengatakan telah mengambil "tindakan cepat dan tegas" untuk mengelola dampak virus corona, termasuk perubahan pada pembelian, investasi, sewa, kepegawaian dan pembiayaan.
"Meskipun tantangan masih jauh dari selesai, kami percaya bahwa yang terburuk ada di belakang kami dan kami berada di posisi yang tepat untuk keluar dari krisis dengan lebih kuat," jelas CEO H&M Helena Helmersson.
#h&m #covid #dampakcovid #tutup #ceo
Tidak ada komentar:
Posting Komentar