Selasa, 01 Juli 2014

KEKUATIRAN DAN KECEMASAN

Ada dua orang pelancong asal Swiss yang melakukan pendakian di sebuah gunung. Saat pulang, mereka terpaksa menumpang sebuah mobil rombeng. Jalannya tersendat-sendat karena mesin tuanya.

Sepanjang jalan, pelancong pertama sibuk mencemaskan kondisi mobil. Ia terbekap rasa kuatir kalau mobil itu mogok di tengah jalan.
Ia kuatir kalau bensinnya habis dan tidak ada pom bensin di sana.

Sementara, pelancong kedua tampak santai-santai saja.
Ia begitu menikmati pemandangan indah bukit-bukit di negeri cokelat itu. Bukit-bukit yang pucuknya dihiasi salju putih. Beberapa kali ia mengabadikan keindahan itu dengan kamera pocketnya.

Setelah satu jam berlalu, akhirnya mobil uzur itu pun tiba di kota yang dituju. "Kok kamu sempat-sempatnya ambil gambar pemandangan itu? Apa kamu tidak cemas?," tanya pelancong pertama. "Apa yang perlu dicemaskan. Seandainya ada masalah, pasti ada jalan keluarnya. Aku suka dengan perjalanan tadi," kata pelancong kedua.

Kisah di atas mendorong kita untuk tidak mudah kuatir pada hal-hal yang belum terjadi yang malahan akan mengakibatkan kita kehilangan sesuatu yang indah yang lebih berharga.

Jikalau kita sering dirundung kecemasan dan kekuatiran maka justru kita tak akan bisa menikmati hidup. Jadi, nikmatilah hidup ini. Berdoa, berusaha dan bersyukur serta biarkan Tuhan menyempurnakannya untuk kita semua.

Tidak ada komentar: