Kamis, 26 Agustus 2010

Eksplorasi Alam Semesta di Kamp Pengungsian


Valentina
lahir pada 13 November 1970 di Split, Kroasia.Dia datang ke Mostar pertama kali sebagai sukarelawan untuk NGO Inggris.Kehidupannya berjalan biasa,yakni menikah namun harus bercerai.

SETELAH bercerai inilah dia memutuskan untuk tetap tinggal di Mostar. Sedangkan kedua orang tuanya tinggal di Trogir,dan kedua saudara lelakinya tinggal bersama keluarganya masing-masing di Split dan Zadar.

Selama perang berlangsung di Kroasia, dari 1991 hingga 1995,Valentina kerap menjadi sukarelawan di NGO Kroasia yang memberikan bantuan sosial dan psikologis untuk pengungsi anak-anak dan wanita yang berada di kamp pengungsian di seluruh Kroasia.Mereka bekerja sama dengan sukarelawan lokal dan internasional Dia bekerja sama dengan seorang anak dari Vukovar di dua kamp pengungsian di Zagreb. Dia juga mengatur sebuah tempat bernama Peace Hostel yang fokus pada bantuan logistik dari sukarelawan internasional. Di sinilah dia melatih para sukarelawan itu.

Perhatiannya yang besar di kamp pengungsian didasarkan karena banyaknya anak-anak dan wanita korban perang.Kebanyakan dari mereka sudah tidak memiliki ayah,dan para wanita sudah menjadi janda. Pilihannya pun jatuh menjadi guru di kamp pengungsian. Dengan bekal pengalaman pernah mengajar di SD,mengajari teman sekelas, sepupu, kursus privat yang dilakukan di Zagreb khusus untuk anak-anak yang memiliki masalah prilaku,Valentina menjalankan aksi sosialnya. Keputusannya menjadi guru di kamp pengungsian sesuai dengan kata hatinya. "Hal yang disukai dari mengajar, yakni saya sangat menikmati berada di kelas, menjelaskan sesuatu yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari, membagi cinta saya di fisika dan matematika,"ungkapnya.

Melalui eksplorasi alam semesta yang memiliki kaitan dengan fisika, dia ternyata mampu menarik perhatian anak-anak. Dia memang terkenal sebagai orang yang sangat tertarik dengan alam semesta. Alasannya simpel, jika mengekplorasi ruang angkasa,kita dapat mengetahui diri kita sendiri. Di sisi lain hal ini membuat kita lebih berpikir terbuka terhadap hal apa pun yang terjadi di sekitar kita. "Kita akan semakin menghargai planet yang kita tinggal, termasuk perbedaan sesama manusia. Sehingga, akhirnya kita akan berpikir bahwa kita semua adalah sama,kita adalah keluarga di alam semesta yang luas ini," terangnya. Menurut dia, mengeksplorasi luar angkasa bisa memberikan kesadaran jika kita semua mampu melakukan apa pun.

Dia mengatakan, dengan meneliti atau mengamati ruang angkasa akan membuat kita bisa berpikir tentang diri kita. Hal ini juga diharapkan bisa masuk menjadi salah satu pelajaran yang bisa diajarkan di setiap sekolah. Sehingga anak-anak memiliki kesempatan untuk belajar mengembangkan imajinasi dan mempelajari metode ilmu sains secara terus menerus. Kendati demikian,meski sudah merasa yakin dan memiliki bekal pengalaman mengajar, bukan berarti semua rencananya berjalan mulus. Proses yang sangat rumit pun harus dihadapinya.Mulai dari standar yang tinggi, tempat bekerja yang baik, dan dukungan politik yang harus penuh toleransi, hingga komitmen politisi yang bekerja untuk masyarakatnya, bukan untuk kepentingan pribadi atau kelompoknya saja.

Semua faktor inilah yang dinilai Valentina bisa berkontribusi di program pendidikan ini. Karena itu, dia sangat bekerja keras merangkai berbagai faktor ini menjadi satu kesatuan. Dia mengakui kondisi politik yang chaos dan keras, dan peperangan yang terjadi saat itu, membuat niatan mengajarnya harus dilakukan secara hati-hati. Satu-satunya hal yang bisa menguatkan perjuangannya yaitu ketika dia mengingat anak didiknya yang begitu bersemangat untuk belajar. Bagi dia, penghargaan terbesarnya adalah saat dia menjadi sahabat terbaik untuk para pelajarnya. Lalu dia bisa membantu anak-anak itu untuk mengembangkan pemikiran yang kritis dan empati untuk orang lain.

"Tidak ada penghargaan yang terbaik lebih dari ini, di mana saya bisa melihat mereka menjadi anak-anak yang memiliki kepribadian yang baik," ujarnya. Dia berharap, anak-anak dan masyarakat yang tinggal di Mostar bisa percaya jika mereka memiliki masa depan yang baik.Selain itu,dia juga menginginkan mereka bisa belajar untuk menghargai masyarakat lainnya, dan untuk belajar saling menerima karena hanya itulah cara mengubah dunia. "Kita harus saling menjaga dan mengawasi keadaan di sekitar kita. Setiap orang harus saling mendukung apapun yang dilakukan orang lain di komunitasnya,"harapnya

Tidak ada komentar: