Senin, 16 Agustus 2010

Hadirkan Obat-obatan dan Pusat Kesehatan



Setelah melakukan perenungan cukup lama, Alex Hill,seorang aktivis di Eagle Scout dari Michigan,Amerika Serikat (AS),memutuskan untuk melakukan kegiatan berisiko di daerah perbatasan di sebuah kampung kecil di Uganda,Afrika Timur.

ALEX melihat masih banyak masyarakat Uganda yang putus asa karena sulit mendapatkan hidup yang layak. Pasokan obat-obatan dan ambulans sulit mereka peroleh karena kemiskinan yang sangat parah. Di sinilah awalnya seorang Alex berani datang ke daerah perbatasan yang cukup kompleks dan riskan itu.

Pada 2002,Alex langsung mendatangi kampung kecil di Uganda untuk mengecek dan melihat langsung kondisi di sana. Tujuannya agar dapat memperkirakan jumlah obat-obatan dan ambulans yang dibutuhkan. "Pertama kali saya belajar tentang apa yang dibutuhkan masyarakat Uganda adalah dari pendeta Father Joseph. Dia mendatangi jamaah gereja saya dan menawarkan sesi pelajaran gendang asli Afrika.

Saya pun berpikir, itu adalah ide yang sangat menarik," jelasnya kepada myhero. Namun ternyata, kata dia, Father Joseph mengajar lebih dari tentang gendang Afrika. Sebagaimana yang dituturkan Father Joseph ke dirinya, kemiskinan yang melanda Afrika sangat besar dan hampir menyerang semua komunitas.Ada beberapa hal yang dinilainya ikut menjadi faktor. Mulai dari sejarah benua itu sebagai wilayah jajahan, adanya korupsi hingga konflik berkepanjangan di benua hitam itu.

Malah,masalah kemiskinan juga menjadi isu utama di Uganda. Dengan populasi mencapai sekitar 23 juta jiwa,sebagian besar penduduknya hidup di bawah garis kemiskinan. Adapun berdasarkan data lembaga Human Development, pada 1998, angka kemiskinan mencapai 35% dan pada 2003 angkanya naik menjadi 38%. Tak ayal, kesenjangan antara kaum miskin dan kaya semakin lebar.

Kemiskinan yang paling parah terjadi di kawasan timur dan tercatat paling tinggi di seluruh Uganda. Sejak kedatangannya itulah dia memelajari kehidupan dan karakter setiap warga Uganda.Alex pun tercetus untuk meneruskan dan menyampaikan kisah mereka ke orang banyak di dunia untuk membantu mereka.

Salah satu yang dilakukan adalah dengan menceritakan hal itu di kampusnya, tetangga rumah, komunitas gereja,dan masyarakat lainnya. Ide mendapatkan pasokan obat-obatan dan dana dilakukan dengan cara mengumpulkan semua bantuan dari tetangga rumahnya. Lalu dari para mahasiswa,anggota jamaah gereja, para keluarga yang tergabung di Pramuka, serta kelompok di bawah pimpinan Father Joseph.

Dia juga terus menjalin komunikasi dengan Father Joseph untuk memperbarui informasi yang terjadi di masyarakat Uganda. Alex mengakui dirinya mendapatkan kekuatan dari masyarakat Uganda untuk mengumpulkan dana yang dibutuhkan. "Saya menyadari bahwa ini adalah satu-satunya jalan yang bisa membuat mereka mencapai kebutuhannya. Ini adalah pelayanan penyelamatan kehidupan yang saya lakukan,"ujarnya. (susi susanti)


Tidak ada komentar: