"Hunny, bagaimana kabarmu hari ini?" tanyaku penuh antusias menyambut kepulangannya dari kantor.
"Fine, thank you…," jawabnya santai
"Nggak ada masalah di kerjaan?"
"Nggak ada, biasa aja…."
"Gimana dengan anak buahmu yang baru?" mulai suara penasaranku keluar…
"Ya gitulah hunny...," kembali dia menjawab dengan senyum santai….
"Nggak ada yang bisa diceritain nih, tentang pengalaman hari ini di kantor..?" semakin aku penasaran….
"Ya itu hunny, semua baik-baik saja kok…"
Haaaahhhh….ya gini ini susahnya kalo ngomong sama cowo….
Coba kalo situasinya dibalik. Aku yang pulang dari kantor, dan dia yang bertanya bagaimana kabarku hari itu.
Maka yang akan terdengar adalah…."Aduh hunny, tadi si A begini……si B begitu….tuh si C kalo diajak ngomong jawabnya nggak enak banget sih….eh, tahu nggak hunny, ternyata si D mau resign…." dan seterusnya, kalo bisa jangan ada satu detail pun yang terlewatkan….
Itulah caraku berbagi. Itulah caraku menunjukkan, bahwa dia adalah temanku yang terbaik….sehingga aku bisa mempercayakan semua cerita, rahasia, permasalahanku padanya dengan tanpa prasangka....Dengan bercerita dan didengarkan, aku bisa lebih rileks, lebih santai, merasa disayang, dan diperhatikan….
Tapi dia kok nggak bisa begitu juga ya?
Kalo aku bertanya dengan lima kata, dijawab dengan satu kata…..kalo pertanyaannya ditambah menjadi sepuluh kata…..jawabannya tetap satu kata….pertanyaannya jadi dua puluh kata….jawabannya tetaplah satu kata.
"Fine, thank you…," jawabnya santai
"Nggak ada masalah di kerjaan?"
"Nggak ada, biasa aja…."
"Gimana dengan anak buahmu yang baru?" mulai suara penasaranku keluar…
"Ya gitulah hunny...," kembali dia menjawab dengan senyum santai….
"Nggak ada yang bisa diceritain nih, tentang pengalaman hari ini di kantor..?" semakin aku penasaran….
"Ya itu hunny, semua baik-baik saja kok…"
Haaaahhhh….ya gini ini susahnya kalo ngomong sama cowo….
Coba kalo situasinya dibalik. Aku yang pulang dari kantor, dan dia yang bertanya bagaimana kabarku hari itu.
Maka yang akan terdengar adalah…."Aduh hunny, tadi si A begini……si B begitu….tuh si C kalo diajak ngomong jawabnya nggak enak banget sih….eh, tahu nggak hunny, ternyata si D mau resign…." dan seterusnya, kalo bisa jangan ada satu detail pun yang terlewatkan….
Itulah caraku berbagi. Itulah caraku menunjukkan, bahwa dia adalah temanku yang terbaik….sehingga aku bisa mempercayakan semua cerita, rahasia, permasalahanku padanya dengan tanpa prasangka....Dengan bercerita dan didengarkan, aku bisa lebih rileks, lebih santai, merasa disayang, dan diperhatikan….
Tapi dia kok nggak bisa begitu juga ya?
Kalo aku bertanya dengan lima kata, dijawab dengan satu kata…..kalo pertanyaannya ditambah menjadi sepuluh kata…..jawabannya tetap satu kata….pertanyaannya jadi dua puluh kata….jawabannya tetaplah satu kata.
Kalo tambah didesak…..dia jadi bete….dan semakin diam seribu bahasa.
Tinggal aku yang bengong…loh kok gitu?
Sebenarnya dia sayang nggak sih sama aku? Sebenarnya dia percaya sama aku nggak sih? Kenapa ya, kok nggak mau berbagi perasaan? Apa yang dia sembunyikan? Kok main rahasia-rahasian gitu sih…. dan mulailah berbagai macam sinetron ditayangkan di dalam pikiran.
Kedengarannya klise ya? Buat mereka yang sudah pernah membaca "Men are from Mars, Women are from Venus", pasti dengan mudah menebak alasannya kenapa susah sekali buat pria untuk curhat. Yah, namanya juga pria…..dari sononya makhluk Mars ini memang memiliki kebutuhan yang minim untuk bercerita tentang perasaannya….Nggak perlu cerita kalo nggak perlu bantuan. Kalo cerita, berarti dia benar-benar membutuhkan nasehat atau bantuan untuk menyelesaikannya. Dan kalau dia mengharapkan suatu solusi, maka yang diharapkan adalah benar-benar solusi….bukan ceramah panjang lebar yang muter-muter dan bertele-tele….
Sebenarnya ini bukan promosi buku Men are from Mars, Women are from Venus loh…Hanya saja setelah direnung-renungkan ….sebenarnya banyak percekcokan dan prasangka yang bisa dicegah dalam suatu rumah tangga, kalo saja kita mau menambah wawasan tentang karakter kita dan pasangan kita.
Kalau memang si wanita sudah tahu, bahwa memang sifat dasar pria itu cenderung tidak suka ribut-ribut dan memiliki kebutuhan yang minimum untuk berbagi perasaan….apa ya perlu si wanita ini terus memaksa sang pria untuk curhat mengenai isi hatinya setiap hari? Apa ya perlu si wanita merasa tidak disayangi karena dia merasa sang pria tidak mau terbuka?
Tinggal aku yang bengong…loh kok gitu?
Sebenarnya dia sayang nggak sih sama aku? Sebenarnya dia percaya sama aku nggak sih? Kenapa ya, kok nggak mau berbagi perasaan? Apa yang dia sembunyikan? Kok main rahasia-rahasian gitu sih…. dan mulailah berbagai macam sinetron ditayangkan di dalam pikiran.
Kedengarannya klise ya? Buat mereka yang sudah pernah membaca "Men are from Mars, Women are from Venus", pasti dengan mudah menebak alasannya kenapa susah sekali buat pria untuk curhat. Yah, namanya juga pria…..dari sononya makhluk Mars ini memang memiliki kebutuhan yang minim untuk bercerita tentang perasaannya….Nggak perlu cerita kalo nggak perlu bantuan. Kalo cerita, berarti dia benar-benar membutuhkan nasehat atau bantuan untuk menyelesaikannya. Dan kalau dia mengharapkan suatu solusi, maka yang diharapkan adalah benar-benar solusi….bukan ceramah panjang lebar yang muter-muter dan bertele-tele….
Sebenarnya ini bukan promosi buku Men are from Mars, Women are from Venus loh…Hanya saja setelah direnung-renungkan ….sebenarnya banyak percekcokan dan prasangka yang bisa dicegah dalam suatu rumah tangga, kalo saja kita mau menambah wawasan tentang karakter kita dan pasangan kita.
Kalau memang si wanita sudah tahu, bahwa memang sifat dasar pria itu cenderung tidak suka ribut-ribut dan memiliki kebutuhan yang minimum untuk berbagi perasaan….apa ya perlu si wanita ini terus memaksa sang pria untuk curhat mengenai isi hatinya setiap hari? Apa ya perlu si wanita merasa tidak disayangi karena dia merasa sang pria tidak mau terbuka?
Padahal jika dilihat dari sudut pandang sang pria itu, dia merasa bukan itu caranya menunjukkan rasa sayang. Aku kan bekerja keras untuk kamu….aku berusaha memenuhi kebutuhan-kebutuhan keluarga…ya itulah caraku menunjukkan rasa sayang…kira-kira mungkin begitulah jawaban yang keluar dari mulut sang pria
Nah, lain ceritanya kalo kita sama sekali clue-less tentang perbedaan-perbedaan karakter wanita dan pria tersebut. Bisa-bisa yang muncul adalah perasaan frustasi karena ekspektasi-ekspektasi yang tidak terpenuhi dari diri pasangan kita. Dan frustasi yang bertahun-tahun ditumpuk, bisa jadi lama-lama menjadi suatu bom waktu yang dapat menghancurkan relasi itu sendiri.
Jadi, lain kali kalau aku menyambut suamiku pulang…..
"Hunny, gimana kabarmu hari ini?"
"Fine, thank you…."
Sudah cukup, tidak usah ditanya lebih lanjut….karena itu memang berarti bahwa dia baik-baik saja….
I'm happier, he's happier, we're both happy….^o^
Nah, lain ceritanya kalo kita sama sekali clue-less tentang perbedaan-perbedaan karakter wanita dan pria tersebut. Bisa-bisa yang muncul adalah perasaan frustasi karena ekspektasi-ekspektasi yang tidak terpenuhi dari diri pasangan kita. Dan frustasi yang bertahun-tahun ditumpuk, bisa jadi lama-lama menjadi suatu bom waktu yang dapat menghancurkan relasi itu sendiri.
Jadi, lain kali kalau aku menyambut suamiku pulang…..
"Hunny, gimana kabarmu hari ini?"
"Fine, thank you…."
Sudah cukup, tidak usah ditanya lebih lanjut….karena itu memang berarti bahwa dia baik-baik saja….
I'm happier, he's happier, we're both happy….^o^
Tidak ada komentar:
Posting Komentar