Senin, 19 Juli 2010

Pemimpi yang Jadi Master Film Thriller Psikologis



Bermodalkan kelihaiannya membuat film thrillerpsikologis penuh misteri dan imajinasi,Christopher Nolan menyejajarkan dirinya dengan sutradara-sutradara top Hollywood dalam hal kualitas dan popularitas.

NOLAN mungkin baru menyutradarai sembilan film,tapi jangan tanyakan pengaruh besarnya dalam industri perfilman Hollywood dan dunia. Pria berpaspor Inggris dan Amerika Serikat ini menjadi referensi banyak pembuat film karena sukses menghadirkan karya-karya yang tidak biasa. Selain sangat kental dengan thriller psikologis, film-film Nolan cenderung gelap, menggunakan alur nonlinier, dituturkan lewat cerita yang berlapislapis, serta diakhiri dengan ending yang mengejutkan hingga membuat penonton terpaku.

Nolan memang bukan tipikal sutradara yang suka membiarkan penontonnya hanya duduk berdiam diri atau bersenda gurau sambil menikmati popcorn di bioskop. Menikmati film-film Nolan berarti penonton harus siap menggunakan otaknya untuk berpikir dan menebaknebak apa yang diinginkan sutradara. Di akhir film, barulah Nolan menggabung-gabungkan beberapa scene untuk membangun klimaks serta menggiring ke ending. Tengoklah bagaimana Nolan membuat penonton bertanya-tanya sepanjang film Memento hingga akhirnya dikejutkan oleh ending yang mengagetkan.

Akhir mengejutkan serta cerita yang mencekam juga sukses dihadirkan Nolan lewat The Prestige. Film ini bercerita soal dua pesulap di abad Victoria yang saling jegal hingga memakai cara terlicik sekalipun.Pertunjukan sulap yang biasanya kita lihat sangat ringan dan menghibur justru diubah Nolan menjadi sesuatu yang gelap, penuh kelicikan, menyeramkan, dan penuh intrik.

Sutradara kelahiran London, 39 tahun lalu itu kembali menawarkan film yang cenderung gelap lewat Batman Begins dan puncaknya The Dark Knight. Film pahlawan bertopeng Kota Gotham tersebut dibuatnya lain dari versi-versi sebelumnya. Bila Batman Forever ataupun Batman and Robin terkesan anak-anak, maka Nolan mengembalikan Batman seperti formula asalnya yang penuh dengan sisi gelap.

The Dark Knight yang digadang- gadang sebagai film Batman terbaik bukan saja dipuji kritikus, tapi juga bertengger di peringkat keenam dalam daftar film terlaris sepanjang massa. Setelah The Dark Knight,Nolan membuat dunia terpaku lewat Inception. Film yang dibintangi Leonardo DiCaprio ini dipuji kritikus karena plotnya yang berlapis-lapis seperti labirin serta didukung permainan apik aktornya.

Bukan hanya cerita, visualisasi film ini juga mendapat pujian selangit karena sanggup menerjemahkan obsesi liar Nolan terhadap dunia mimpi.Pujian banyak orang ini menjadi penghargaan setimpal atas kerja keras selama 10 tahun dalam mengembangkan Inception. "Sejak kecil, saya selalu tertarik dengan dunia mimpi dan saya terobsesi untuk membuat film tentang itu," papar Nolan saat diwawancarai film.com.

Lahir pada 30 Juli 1970, Nolan dibesarkan oleh seorang ayah yang berprofesi sebagai penulis iklan dan ibu pramugari. Saat kecil, Nolan sebenarnya tergila-gila pada ilmu botani. Namun dunianya berubah ketika dia berusia tujuh tahun mendapati kamera sang ayah. Kamera Super 8 mm itu pun kemudian menjadi senjata Nolan untuk merekam apa yang dia suka serta membuat film-film pendek.

Kecintaan besarnya pada film makin menjadi-jadi saat dia berstatus sebagai mahasiswa Sastra Inggris University College London. Ayah tiga anak ini meminjam kamera 16 mm milik kampusnya untuk membuat film pendek, di antaranya Tarantella (1989), Larceny (1996),dan Doodlebu (1997). Setelah menunggu cukup lama, pada 1996 Nolan akhirnya membuat film panjang pertamanya berjudul Following.

Film yang hanya berbujet USD6.000 atau sekitar Rp54 juta itu mencuri perhatian di San Francisco Film Festival. Empat tahun kemudian, Nolan membuat dunia gempar lewat Memento. Film thriller yang dibintangi Guy Pearce ini menjadi pembicaraan karena cara bertuturnya yang tidak biasa serta ending yang mengejutkan.Bercerita soal suami yang ingin membalas dendam atas pemerkosa dan pembunuh istrinya, Nolan menggiring penonton lewat alur maju mundur serta permasalahan psikologis tokoh utama yang sangat kompleks.

Bukan hanya tato di sekujur tubuh pemain utama yang dibicarakan, tapi juga cara bertutur dan twist endingfilm ini yang kemudian menjadi referensi banyak pembuat film lain dengan tema serupa. Kesuksesan Memento membuat Nolan dilirik produser Hollywood untuk menangani Batman Begins, Insomnia, The Prestige, The Dark Knight, dan kemudian Inception. Saat ini, Nolan menggarap sekuel Batman yang tengah dalam tahap praproduksi.

Dalam membuat film, Nolan kerap berkolaborasi dengan saudaranya, Jonathan, yang bertugas sebagai penulis skenario.Film-film Nolan kerap menampilkan sosok yang memiliki kelainan psikologis. Dalam Memento,sang tokoh utama menderita kelainan memori jangka pendek Adapun dalam Insomnia, Al Pacino dibuatnya sebagai penderita insomnia hebat. Dalam Batman Begins, Christian Bale justru digambarkan fobia dengan kelelawar.

Pada The Dark Knight, tokoh jaksa Harvey Dent memiliki kepribadian ganda, sementara tokoh Joker yang sedikit gila digambarkan sebagai pribadi yang terobsesi dengan kekacaubalauan. Kendati teknologi film sudah sangat maju dan memudahkan, Nolan tidak terlalu suka mengandalkan efek khusus untuk mempercantik filmnya.

Untuk film-film Batman, misalnya, dia rela membangun set raksasa untuk hanggar pesawat di Cardington, Bedfordshire ataupun membuat benteng berlapis-lapis di Gunung Calgary, Alberta, Kanada Yang menarik, Nolan adalah penderita buta warna untuk merah dan hijau. (maesaroh)


Tidak ada komentar: