Senin, 28 Juni 2010

Berjuang Membangun Ekonomi dan Mempersatukan Faksi di Palestina








Meski dilanda konflik yang tak kunjung usai, Palestina ternyata memiliki miliarder yang masyhur namanya.Ia adalah Munib al-Masri. Bagaimana kiprahnya?



PRIA berusia 76 tahun ini bukan sekadar pengusaha yang mencari keuntungan semata, tapi juga dikenal sebagai mediator yang berjuang keras mempersatukan faksifaksi bertikai di Palestina, yakni Hamas dan Fatah.

Beberapa hari yang lalu, Al- Masri ditunjuk langsung oleh Presiden Palestina Mahmoud Abbas sebagai delegasi yang ditugasi menggelar rekonsiliasi dengan gerakan Hamas.Ditunjuknya Al-Masri sebagai mediator bukanlah asalasalan karena dia memang dikenal sebagai pengusaha yang netral dan independen. Delegasi yang dipimpin Al-Masri adalah Koalisi Nasional Palestina (PNC) yang beranggotakan orang-orang netral. "Saya telah menghubungi beberapa pejabat senior, termasuk anggota gerakan Fatah dan Organisasi Pembebasan Palestina (PLO).Rekonsiliasi antarkubu yang berseteru agar tercapai. Luka lama harus dihapuskan dan rakyat Palestina harus bersatu,"ujar Al-Masri kepada kantor berita Ma'an.

Walau koalisi yang dipimpin Al- Masri telah bertemu dengan petinggi Hamas, termasuk Perdana Menteri Ismail Haniyeh, belum lama ini, rekonsiliasi Palestina belum kunjung tercapai. Masih ada beberapa perbedaan antara kedua kubu baik Hamas maupun Fatah yang sulit tercapai. Luka lama, egoisme, dan persaingan di antara faksi tersebut masih sulit dihilangkan. Namun, Al-Masri mengungkapkan akan terus berjuang demi tercapainya satu Palestina. Siapa sebenarnya Al-Masri? Pria yang gagal tiga kali dalam pemilihan Perdana Menteri Palestina itu merupakan orang terkaya di Palestina. Dia mendapatkan pundipundi kekayaan dari bisnis minyak dan gas.Pria yang lahir di Nablus itu merupakan lulusan Universitas Nasional Najah di Nablus dan kemudian melanjutkannya di Universitas Texas di Austin,Amerika Serikat.

Pria kelahiran 1934 itu pun dikenal sebagai pengusaha yang mempekerjakan ribuan tenaga kerja di Palestina.Bisnis-bisnis yang dikelolanya tersebar di berbagai sektor mulai dari telekomunikasi,pertanian, pariwisata,bank,dan bahan bakar minyak. Bisnis Al-Masri pun mengakar pada kehidupan seharihari warga Palestina. Ynet News melaporkan,Perusahaan Investasi Pembangunan Palestina (Padico) yang mempresentasikan 35% perekonomian Palestina mampu mempekerjakan 35.000 dan Perusahaan Telekomunikasi Palestina (Paltel) mempunyai pekerja hingga mencapai 12.000 orang.

"Jika Tuhan memberi saya kekuatan,semoga saya dapat membantu perekonomian Palestina untuk mencari sebuah solusi atas permasalahan meningkatnya pengangguran. Saya bercita-cita pada suatu hari nanti semua warga Palestina dapat bekerja. Setiap kesuksesan bekerja dengan warga Palestina, saya selalu puas dan senang," ungkap Al-Masri. Walau usaha sudah sedemikian sukses,Al-Masri masih mempunyai satu mimpi yang belum terwujud, yakni berdirinya negara Palestina di Timur Barat,Gaza,dan Yerusalem Timur.

Kerja kerasnya untuk mendorong rekonsiliasi faksi-faksi bertikai di Palestina adalah satu upaya mewujudkan mimpi itu. Al-Masri juga mendirikan Forum Palestina. Gerakan itu berdiri pada 16 November 2007."Kepedulian saya adalah mengenai nasib rakyat Palestina. Situasi yang sangat sulit diperlukan kepedulian nasional agar masyarakat tidak frustrasi,"tuturnya. Al-Masri juga mengampanyekan gerakan mandiri agar Palestina tidak terlalu bergantung dengan bantuan asing.Meski banyaknya bantuan mengalir, menurut dia, rakyat Palestina tetap hidup sengsara. Data menyebutkan angka pengangguran di negeri itu mencapai sekitar 30% dan lebih dari separuh penduduk Palestina hidup di bawah garis kemiskinan.

Dalam pandangan Al-Masri,kondisi itu terjadi karena warga Palestina saling bertikai di dalamnya sendiri dan tidak bersatu. Selain nasionalismenya, jiwa sosial dan amal Al-Masri sungguh patut dipuji. Dia membangun sebuah istana megah di Pegunungan Gerizim bergaya bangunan Romawi. Istana dengan gaya Villa Capra Rotunda di Venice, Italia. Istana yang dikenal sebagai "Rumah Rakyat Palestina" itu di bangun di Nablus, Tepi Barat, Palestina. Sesuai dengan julukannya, istana itu dapat menampung dan membantu warga Palestina. "Sebenarnya, saya dapat membangun istana untuk rakyat Palestina lebih luas lagi.Tapi, para kolonialis (Israel) telah mencaplok tanah kita untuk dibangun pemukiman mereka," papar mantan anggota menteri kabinet Pemerintah Yordania itu.

Salah satu simbolnya adalah dengan patung Hercules yang menyimbolkan stamina dan keinginan agar menjadi inspirasi bagi warga Palestina. Belum cukup sampai di situ, Al-Masri juga peduli dengan pengembangan sumber daya manusia warga Palestina. Dia juga membantu pendirian Universitas Al-Quds di Palestina. Dulu,Al-Masri dikenal sebagai sahabat pemimpin Palestina Yasser Arafat. Dia juga membantah bahwa kekayaan yang diperolehnya karena kolusi dengan Arafat.

Tidak ada komentar: