Jumat, 21 November 2008

Mengapa harus meningkatkan PRESTASI ?

 

"Good is the enemy of great. – Baik adalah musuh dari luar biasa."

~ Jim Collin

 

Memang sudah seharusnya kita semua tidak berhenti setelah berhasil

mencapai prestasi. Jika Anda hanya puas setelah mencapai satu

prestasi, tentu Anda tidak dapat lagi menjadi lebih baik 10 kali

lipat, 20 kali lipat dan seterusnya. Meningkatkan prestasi kerja di

dunia yang terus berkembang pesat sudah pasti memberikan berjuta

manfaat yang mungkin belum pernah Anda pikirkan sebelumnya.

 

 

Ironisnya, ternyata makin banyak saja orang yang memilih hidup aman,

menjalani kehidupan rutin tanpa tantangan sama sekali. Kehidupan

mereka tak pernah berubah, karena mereka tak pernah mencoba sesuatu

yang baru apalagi meningkatkan standar prestasi. Mereka rela menerima

hidup apa adanya dan tak pernah lebih baik dari sebelumnya, karena

takut gagal atau membuat kesalahan.

 

 

Lebih parah lagi, mereka hanya berpikir bagaimana mencari aman, bukan

mencari kesempatan untuk mendapatkan kehidupan lebih baik. Orang yang

berprinsip demikian, 'only security, no opportunity' – hanya rasa

aman, tanpa kesempatan, sebenarnya justru dalam posisi berbahaya.

Mereka lambat laun akan terlindas oleh perubahan, dan akan semakin

kehilangan kesempatan untuk memiliki kebanggaan, kebahagiaan dan

semangat hidup.

 

 

"The greater danger of most of us is not that our aim is too high and

we miss it, but it is too low and we reach it.Bahaya besar bukan

karena kita mempunyai target tapi tak mampu mencapainya. Akan jauh

lebih berbahaya jika kita mempunyai terget yang terlalu rendah dan

kita berhasil mencapainya," demikian pendapat Michelangelo.

 

 

Bila kita melihat tokoh-tokoh sukses dan terpandang di dunia, mereka

semua mempunyai target pencapaian baru dalam bisnis maupun peningkatan

kualitas personal. Oleh sebab itu mereka mempunyai semangat hidup yang

besar dan kesungguhan mewujudkan target baru. Bagi mereka, melakukan

tanggung jawab pekerjaan untuk mencapai target yang lebih besar

merupakan kesenangan dan akan berubah menjadi kepuasan jika sudah

berhasil.

 

 

Sebut saja Donald Trump masih aktif menjalankan bisnisnya, meskipun

sudah mempunyai kekayaan yang luar biasa. Begitu pula dengan Bill

Gates, Steven Spielberg, Oprah Winfrey, Martha Tilaar, yang masih saja

antusias menjalankan pekerjaan mereka dan menciptakan manuver bisnis

yang luar biasa. Kalaupun sudah berhasil, mereka akan segera membuat

target yang lebih besar lagi.

 

 

Thomas Alfa Edison adalah contoh lainnya. Tentu dia tak akan dikenal

sebagai pemilik hak paten terbanyak sepanjang masa jika hanya

menciptakan 1 penemuan. Thomas Alfa Edison menikmati dunia penelitian,

dan ia akan bahagia sekaligus bangga jika berhasil menciptakan

penemuan baru. Karena itulah ia terus menerus melakukan penelitian

sampai berhasil menciptakan 1093 paten atau terbanyak sepanjang masa.

 

 

Contoh lain adalah Sir Edmund Hillary yang sudah cukup kaya dan

mempunyai status sosial tinggi. Ia memilih untuk bersusah payah

mendaki Gunung Everest yang berketinggian 29.028 kaki, karena

memecahkan rekor pendakian atas gunung tertinggi di dunia itu menjadi

sumber kebahagiannya. Dengan semangat dan optimisme, ia berhasil

menorehkan tinta emas dalam sejarah sebagai penakhluk pertama gunung

tersebut pada tanggal 29, Mei 1953. Karena sudah menjadi kesenangan,

sampai menjelang akhir hayatnya Sir Edmund Hillary masih melakukan

aktifitas pendakian gunung.

Tidak ada komentar: